Brasil tengah limbung. Pemanggilan kembali Dunga ke timnas, tidak membuahkan hasil. Dunga meneruskan tren buruk Brasil dalam dua tahun terakhir dengan gagal lolos dari babak grup dalam ajang Copa America Centenario 2016.
Kini, Brasil secara resmi mengumumkan penggantinya: Adenor Leonardo Bacchi atau akrab disapa Tite. Ketimbang Dunga, Tite yang dua tahun lebih tua jauh lebih berpengalaman dalam hal melatih kesebelasan. Ia bahkan sudah menjadi manajer sejak 1990.
“Resmi! Tite menjadi pelatih timnas Brasil,” tulis pernyataan di situs resmi Federasi Sepakbola Brasil, CBF, “Pada Senin siang, Adenor Leonardo Bacchi secara resmi diperkenalkan sebagai komandan baru Canarinho.”
Selain Tite, Cleber Xavier (asisten pelatih), Matheus Bacchi (koordinator teknis dan teknologi), serta Edu Gaspar (koordinator sepakbola), disertakan ke dalam staf manajerial Tite.
“Kini, waktunya telah tiba. Saya mengerti bahwa saya menerima sebagai pelatih timnas Brasil, dan itu akan menjadi bagian dari karier saya. Ini adalah tujuan pribadi dan mungkin bisa menjadi momen profesional terbaik,” ungkap Tite.
Tite memulai karier manajerialnya sejak 1990 kala menangani Guarany de Garibaldi. Sepanjang karier kepelatihannya, ia pernah dua kali merasakan gelar juara Campeonato Brasiliero Serie A pada 2011 dan 2015 bersama Corinthians. Menurut The Guardian, Tite sempat menepi dari sepakbola pada 2013 dan memutuskan keliling dunia untuk belajar kepelatihan. Ia kemudian kembali lagi ke Corinthians pada 2014.
Namun, dipilihnya Tite menghadirkan reaksi negatif dari Corinthians. Pasalnya, CBF dianggap Corinthians dianggap melakukan hal yang tak beretika.
“Aku marah kepada CBF,” kata Presiden Corinthians, Roberto de Andrade, “Mereka bahkan tak pernah menghubungi kami sekalipun. Itu takkan mengubah apapun kecuali mereka menghubungi kami dan meminta izin untuk bicara dengan manajer. Tentu saja aku akan mempersilakannya.”
“Tite layak mendapatkan pekerjaan itu atas apa yang telah ia lakukan. Namun, CBF tidak layak mendapatkan orang seperti Tite. Mereka tidak bisa bekerja sama dengan orang-orang yang beradab.”
Di sisi lain, CBF mengaku telah mengontak Andrade tapi sang presiden tak mengangkatnya. “CBF hanya menghormati kesebelasan Brasil dan kepentingan mereka,” tulis pernyataan resmi CBF.
Komentar