Tim Cahill pernah begitu berang kepada Federasi Sepakbola Australia (FFA). Ia pernah terang-terangan berujar bahwa sepakbola Australia sekarang sudah tidak jelas arah juntrungannya, dan tidak memiliki tujuan yang pasti. Pemain yang pernah membela Everton ini pun mengatakan bahwa FFA tidak menggunakan kehadiran pemain-pemain besar macam Dwight Yorke ataupun Alessandro Del Piero untuk meningkatkan popularitas A-League.
"Saya hanya membutuhkan sebuah visi dari kalian, tidak lebih. Mau dibawa kemana A-League ini? Mau dibawa kemana sepakbola Australia ini?" ujar Cahill pada suatu waktu.
Namun, terlepas dari segala kritik yang ia alamatkan kepada FFA, Cahill masih belum lupa bahwa Australia adalah kampung halamannya, tempat ia pertama kali mengenal sepakbola. Setelah melanglang buana ke Inggris, Amerika Serikat, dan Tiongkok, Cahill akhirnya memutuskan untuk pulang kampung. Namun, ia tidak membela Sydney United, klub tempat ia belajar menendang bola. Ia memilih untuk membela Melbourne City.
Pada 11 Agustus, Cahill resmi pindah dari klub yang ia bela sebelumnya, Huangzhou Greentown. Bersama Melbourne, ia menandatangani kontrak selama tiga tahun, dengan rincian dua tahun sebagai pemain Melbourne City, dan satu tahun sebagai bagian dari staf pelatih City Football Group, grup yang sama yang juga menaungi Manchester City dan New York City FC.
Berita tentang pulang kampungnya Tim Cahill, yang memulai karier sepakbola profesionalnya bersama Milwall, langsung memantik perhatian warga Australia. Warga Australia, yang sudah menganggap Cahill sebagai pahlawan negara, berduyun-duyun menyambut Cahill yang kembali bermain sepakbola di tanah kelahirannya, sesuatu yang mungkin jarang dilihat oleh orang-orang Australia sendiri.
"Saya senang bergabung dengan Melbourne City, juga City Football Group. Ada sebuah ambisi dan tujuan besar di sini, juga kualitas yang menurut saya adalah hal yang penting untuk dimiliki oleh sebuah klub," ujar Cahill kepada Fox Sports.
"Klub ini sadar betapa besarnya peluang sepakbola untuk besar di sini. Mereka menanamkan investasi dalam bentuk fasilitas, pengembangan pemain muda, juga masalah-masalah dasar dalam sepakbola. Klub ini adalah tempat ideal bagi saya. Saya di sini untuk berkontribusi secara maksimal, baik itu untuk klub, ataupun untuk sepakbola Australia ke depannya," tambahnya.
Kedatangan Cahill ke A-League ini pun disambut dengan positif oleh presiden FFA, David Gallop. Ia mengatakan bahwa Cahill akan menjadi aset berharga bagi Melbourne, juga bagi A-League dalam rangka memperkenalkan A-League ke seluruh dunia, dalam situasi A-League yang sekarang memang sedang mengalami kemunduran pasca berkurangnya jumlah penonton secara drastis dalam beberapa tahun terakhir.
"Tim Cahill adalah sebuah tambahan besar bagi Melbourne City, sekaligus juga A-League. Ia adalah seorang pemain yang memiliki gairah tinggi dalam bermain sepakbola, dan memiliki rekor pertandingan yang cukup mentereng bagi Australia. Ia adalah sebuah role model bagi pemain muda Australia yang ingin bermain dalam level yang lebih tinggi," ujar Gallop.
Baca Juga: Tim Cahill Wajah Australia di Asia dan Dunia
Cahill akan menjalani debutnya di A-League dalam babak kedua A-League saat Melbourne City melawan Melbourne Victory dalam laga bertajuk Melbourne derby, dilansir dari Herald Sun. Melbourne City sendiri dijadwalkan menghadapi Wellington Phoenix dalam laga pembuka A-League pada 8 Oktober.
Menarik tentunya untuk melihat Cahill yang bermain di kampung halamannya, setelah ia banyak menghabiskan karier sepakbolanya di luar negeri. Apa yang Cahill lakukan ini memperlihatkan, seberapa kerasnya kita mengkritik negara kita sendiri, toh, pada akhirnya, negara kita akan menjadi kampung halaman tempat kita berpulang saat sudah tua nanti.
foto: @Tim_Cahill
Komentar