Derby Manchester musim 2016/2017 memang lebih panas dari pertemuan antara Manchester United dan Manchester City sebelumnya. Rivalitas masing-masing manajer, Jose Mourinho dan Pep Guardiola, membuat Derby Manchester kali ini lebih dinantikan.
Ajang balas dendam pun menghiasi laga ini. Mou dan Zlatan Ibrahimovic menjadi pusat perhatian karena memiliki masa lalu yang buruk dengan Pep. Meskipun begitu, pemain yang justru berhasil menuntaskan dendamnya pada laga ini adalah gelandang Manchester City, Kevin De Bruyne.
Sama seperti Ibra, De Bruyne pernah terbuang oleh manajer yang saat ini menukangi kesebelasan rival, Mourinho. Saat De Bruyne bekerja sama dengan Mourinho di Chelsea, ia hanya sembilan kali dimainkan Mourinho di segala ajang. Hal inilah yang membuat gelandang asal Belgia tersebut dipinjamkan ke Werder Bremen enam bulan setelah bergabung dan hengkang ke Wolfsburg, di musim berikutnya.
Sementara itu, pada laga Man City menghadapi Man United semalam, rasa dendam pada Mourinho tersebut seolah terbalaskan. Keinginannya untuk mengantarkan timnya mengalahkan tim Mourinho terwujud dengan upaya enam kali tembakan yang ia lepaskan, di mana ini menjadi yang terbanyak di skuat City. Hal ini sama seperti Ibrahimovic yang melepaskan 10 tembakan dari total 14 tembakan Man United.
Dalam taktik Man City tanpa Sergio Aguero yang absen pada laga ini, De Bruyne praktis menjadi pusat permainan Man City. Ketika Kelechi Iheanacho digantikan oleh Fernando untuk memperkokoh pertahanan, De Bruyne menjadi pemain yang harus berada di kotak penalti lawan ketika Man City melancarkan serangan.
Dari total enam tembakan tersebut, satu gol berhasil diciptakan De Bruyne. Belum lagi dua tembakan lainnya yang juga mengancam gawang Man United; satu mengawali gol Iheanacho dan satu lagi membentur tiang gawang. De Bruyne, yang tak masuk dalam skema Mourinho saat di Chelsea, berubah menjadi momok bagi lini pertahanan Mourinho.
Bersama Manchester City, peran De Bruyne memang begitu termaksimalkan. Proses adaptasi dengan strategi Manuel Pellegrini di musim perdananya hingga polesan Pep Guardiola musim ini tetap bisa membuatnya menunjukkan penampilan terbaik.
Di skema Man City saat ini, De Bruyne mendapatkan kebebasan bergerak bersama David Silva. Dalam formasi 4-3-3, De Bruyne dan Silva mengisi area tengah di depan Fernandinho yang menjadi holding midfielder.
Kebebasan bergerak De Bruyne inilah yang kemudian membuatnya lebih sering menerima dan menguasai bola. Dengan begitu, ia bisa mengkreasikan serangan, baik melalui aksi individunya, maupun dalam melepaskan operan-operan kunci untuk kemudian dimanfaatkan oleh lini serang Man City. De Bruyne begitu vital dalam skema Man City, tak seperti ketika ia ditukangi Mourinho.
Komentar