Menjalani partai kandang perdananya, tidak membuat Kosovo mampu tampil mengejutkan. Bermain di hadapan puluhan ribu pendukungnya yang memenuhi Stadion Loro Borici, Kosovo justru malah dibantai oleh negara eks Yugoslavia lain, Kroasia, dengan skor 0-6.
Meski tampil minus Ivan Rakitic dan Luka Modric, Kroasia begitu diunggulkan. Sementara Kosovo, persoalan sedikitnya pemain yang mereka miliki, membuat pelatih Albert Bunjaki, memainkan daftar susunan pemain yang mirip dengan pertandingan perdana, ketika mereka berhasil menahan imbang Finlandia 1-1.
Status unggulan benar-benar membuat Kroasia tampil di atas angin. Enam menit babak pertama digulirkan, Kroasia berhasil unggul 0-1 lewat gol striker Juventus, Mario Mandzukic. 45 menit perdana ditutup Kroasia lewat kemenangan 0-3 yang ketiga gol-nya dicetak oleh Mario Mandzukic.
Di babak kedua, tim berjuluk Vatreni tersebut mampu menambah tiga gol lagi melalui gol-gol dari Matej Mitrovic, Ivan Perisic, dan Nikola Kalinic. Skor 0-6 pun menjadi penutup pertandingan kedua kualifikasi Piala Dunia 2018 ini.
Namun demikian, hasil buruk ini tidak dianggap sebuah kegagalan yang berarti bagi mereka. Sebab, baik pendukung maupun pemerintah merasa tim ini masih memiliki peluang untuk melaju ke Piala Dunia 2018.
“Tim ini baru terbentuk dan perjalanan masih cukup panjang. Kami yakin mereka dapat melakukan hal tersebut (lolos ke putaran final Piala Dunia 2018),” ujar Kadri Veseli, salah satu pejabat pemerintahan Kosovo dilansir Balkan Insight.
Tidak hanya itu, pendukung Kosovo merasa meski mereka berstatus tuan rumah, namun partai ini tidak digelar di kandang mereka. Pada pertandingan ini Kosovo memang berstatus tim kandang, namun lagi ini digelar di Stadion Loro Borici, yang notabene adalah markas KF Vllaznia Shkoder, kesebelasan Albania.
Bermain di Albania sebenarnya bukan pilihan Kosovo. Diperbaikinya kandang utama mereka, Stadion Pristina City, membuat mereka harus rela mengungsi demi terselenggarakannya partai ini.
Bermain di Albania pun tidak mengurangi kekhidmatan penduduk Kosovo untuk menikmati partai keduanya. Penduduk Kosovo bahkan rela pergi ke Shkoder yang berjarak 237 km dari ibu kota Kosovo, Pristina.
Bagi pendukung yang tidak bisa berangkat ke Shkoder, pemerintah Kosovo menyediakan beberapa tempat untuk dijadikan lokasi nonton bareng. Uniknya, pemerintah juga menggelar doa bersama jelang pertandingan ini.
Meski pada akhirnya gagal mendapatkan tiga angka di laga ini, namun semangat pendukung Kosovo dalam memberikan dukungan patut diacungi jempol. Di laga yang seharusnya digelar di kandang mereka saja, mereka rela berangkat. Apalagi jika mereka memainkan pertandingan di Kosovo?
Komentar