Belum hilang keriuhan yang diciptakan oleh Karamoko Dembele ketika ia bermain untuk tim U-20 Glasgow Celtic di usianya yang masih menginjak 13 tahun, di Turki, keriuhan yang sama kembali tercipta. Bahkan, keriuhan ini mungkin akan lebih semarak karena melibatkan tim utama Galatasaray. Apa yang terjadi?
Pada pertandingan persahabatan melawan Levski Sofia di Bulgaria pada Sabtu (8/10/2016) malam waktu Bulgaria, Galatasaray melakukan sesuatu yang mengejutkan. Di tengah para pemainnya yang sedang terlibat dalam jeda internasional, mereka pun membawa pemain-pemain mudanya untuk beruji tanding melawan Levski.
Tapi, siapa sangka ternyata di dalam skuat yang dibawa oleh pelatih Jan Olde Riekerink ke Sofia, ada satu nama yang cukup menarik perhatian. Ia adalah Mustafa Kapi, seorang remaja kelahiran 2002 yang masih berusia 14 tahun. Lebih mengejutkannya lagi, ternyata ia diberikan kesempatan main oleh Riekerink dalam pertandingan tersebut.
Bukan tim youth ataupun tim reserve, Kapi langsung bermain di tim senior. Ia dimasukkan pada menit ke-89 menggantikan Sinan Gumus, hanya beberapa menit jelang pertandingan usai. Walau tampak seperti cameo, tapi momen satu menit bersama tim senior itu adalah waktu yang mungkin cukup berharga bagi dirinya. Ini terlihat dari reaksi yang ia berikan kepada pelatih Riekerink setelah pertandingan. Sebuah pelukan hangat dan mungkin ucapan terima kasih.
https://twitter.com/Galatasaray/status/784820785756139520
Jika anda menjadi Kapi, apa yang akan anda rasakan? Bermain untuk klub yang telah memenangkan 20 trofi SuperLig Turki. Bermain untuk klub yang juga pernah meraih trofi European Cup, juga acap bermain dalam ajang Liga Champions Eropa, apalagi masih berusia 14 tahun, pastilah sesuatu yang sangat membanggakan bagi Kapi, yang sudah bermain selama tiga tahun di akademi Galatasaray usai diboyong dari Denizlispor, klub asal kota kelahirannya, Denizli.
Hal ini pun benar-benar di luar dugaan semua orang. Siapa yang menyangka pelatih Jan Olde Riekerink, meski sempat menyinggung akan banyak membawa pemain muda, membawa pemain yang masih berusia 14 tahun ini ke Bulgaria. Ini adalah sesuatu yang mesti disyukuri, karena setidaknya Riekerink peduli kepada pemain muda.
Kisah ini, melengkapi kisah Karamoko Dembele, meski jika dilihat dari keberanian, Galatasaray cukup berani memberikan debut senior kepada pemain yang bahkan belum memasuki usia 17 tahun. Tapi, keberanian Celtic dan Galatasaray dalam memainkan pemain muda ini menjadi cerminan, bahwa dunia belum kehabisan bakat-bakat mumpuni di bidang sepakbola.
foto: galatasaray.org
Komentar