Usai jeda internasional periode awal Oktober 2016, Leicester City dijadwalkan bertandang ke markas Chelsea, pada Sabtu (15/10/2016). Pertemuan antara Leicester dan Chelsea sendiri bisa dibilang termasuk kategori laga besar karena Leicester merupakan juara bertahan sementara Chelsea masih dihuni skuat bertabur bintang.
Namun bagi Leicester, situasi jelang menghadapi Chelsea merupakan dilema tersendiri. Bahkan lebih jauh, dilema seperti ini merupakan ketiga kalinya mereka menghadapi situasi ini. Situasi saat ini, sedikit banyak akan memengaruhi kekuatan dan performa Leicester saat menjalani laga big match?
Situasi dan dilema apa yang terus dialami Leicester jelang big match?
Musim ini, setiap kali Leicester dijadwalkan menghadapi kesebelasan besar di Liga Primer, tiga atau empat hari berselang, mereka harus menjalani pertandingan Liga Champions. Hal ini tentu saja membagi konsentrasi para pemain dan juga sang manajer, Claudio Ranieri.
Hal ini bisa dilihat dari catatan Leicester City sebelum menjalani pertandingan Liga Champions. Pada pertandingan pertama menghadapi Club Brugge, mereka harus menghadapi Liverpool empat hari sebelumnya. Sementara saat menjamu FC Porto pada pertengahan September lalu, Leicester City harus menghadapi Manchester United tiga hari sebelumnya.
Dari kedua laga tersebut, di mana Leicester berstatus tim tamu, Leicester dua kali menelan kekalahan. Bahkan tak tanggung-tanggung, kesebelasan berjuluk The Foxes ini kalah dengan skor cukup telak; 1-4. Hasil negatif inilah yang membuat Leicester cukup sulit merangkak ke papan atas klasemen.
Sementara itu kali ini, Leicester harus bertandang ke markas Chelsea di mana tiga hari setelahnya mereka akan menjamu FC Copenhagen di Stadion King Power untuk menjalani matchday ke-3 Liga Champions. Karenanya bukan tak mungkin Ranieri pun mulai memikirkan laga Liga Champions meski mereka harus menghadapi dulu Chelsea.
Sebagai contoh, saat menghadapi Liverpool, Ranieri tidak sama sekali melibatkan Islam Slimani. Penyerang asal Aljazair ini pun tak masuk dalam daftar pemain cadangan Leicester saat itu. Sang pemain meski sudah bisa tampil, akhirnya dipilih untuk diistirahatkan. Sementara ketika menghadapi Brugge empat hari setelahnya, Slimani bermain sejak menit pertama.
Begitu juga ketika Leicester menghadapi Manchester United. Bahkan kala itu, ketika Leicester sudah tertinggal 4-0 di babak pertama, Ranieri langsung menarik keluar Jamie Vardy dan Riyad Mahrez alih-alih mengejar ketertinggalan. Tenaga keduanya disimpan karena Leicester akan menghadapi Porto tiga hari setelahnya.
Hasil di Liga Champions sendiri sejauh ini sangat positif bagi Leicester. Dua laga yang telah dijalani, Leicester berhasil menyapu bersih dengan kemenangan. Bahkan lebih dari itu, Leicester belum kebobolan.
Oleh karena itu, menghadapi Chelsea bisa jadi konsentrasi Ranieri akan kembali terbagi. Bukan tak mungkin beberapa pemain tak akan bermain penuh atau diistirahatkan. Mungkin setelah laga melawan Copenhagen, apalagi jika Leicester kembali berhasil meraih kemenangan, Leicester mulai akan lebih mempersiapkan skuatnya untuk mengatrol posisi mereka kembali ke papan atas Liga Primer.
Komentar