Helsingborg IF, klub yang menjuarai Liga Swedia sebanyak lima kali, akhirnya harus terdegradasi dari Allsvenskan League (divisi teratas Liga Swedia). Kekalahan dari Halmstad 2-1 membuat perjuangan mereka untuk tetap bertahan di Allsvenskan pun buyar. Mulai musim depan, mereka akan berkompetisi di Superrettan, atau divisi kedua Liga Swedia.
Sontak terdegradasinya Helsingborg, yang selama 23 tahun ke belakang selalu berada di tingkat Allsvenskan League, membuat para suporter marah. Seusai pertandingan, mereka akhirnya turun dari tribun dan masuk ke lapangan, melakukan invasi sekaligus meluapkan kekesalan atas terdegradasinya Helsingborg.
Sasaran serangan mereka adalah seorang pemain Helsingborg bernama Jordan Larsson. Jordan, pemuda berusia 19 tahun yang juga anak dari Henrik Larsson, legenda Swedia sekaligus pelatih Helsingborg, didatangi oleh sekelompok suporter yang mengenakan syal dan balaclava ketika pertandingan usai. Kelompok suporter tersebut berusaha untuk melepaskan jersey yang dikenakan oleh Jordan. Beruntung pihak keamanan segera menghampiri Jordan dan membawanya menuju ke tempat yang aman.
https://twitter.com/BigSportGB/status/800405862233706496
Selain menyerang sang anak, para suporter ini juga menyerang Henrik Larsson. Larsson yang sudah melatih Helsingborg sejak 2014 silam juga menjadi sasaran amuk korban suporter. Tapi berbeda dengan Larsson Jr., Henrik langsung berlari menghampiri tribun suporter, dan bergerak-gerak seolah ia siap bertarung dengan para suporter tersebut. Mungkin ia akan lebih marah jika tahu bahwa anaknya diserang. Beruntung, Henrik tidak tahu.
https://twitter.com/AroundEven/status/800353701911261189
"Saya tidak melihat kalau anak saya (Jordan Larsson) diserang oleh para suporter. Kalau saya tahu, saya pasti akan memukuli mereka satu per satu," ujarnya seperti dikutip The Sun
"Tapi sekarang saya akan lebih waspada ketika berjalan-jalan di kota. Saya mungkin tidak akan jalan-jalan sendiri karena mungkin saja akan ada suporter yang menyerang saya. Lalu kalau mereka ingin mendatangi dan menyerang rumah saya, silakan. Banyak anjing di rumah saya yang sudah siap menanti," tambahnya.
Henrik Larsson, selain sebagai pelatih juga adalah pemain yang pernah membela dan membantu Helsingborg IF naik ke Allsvenskan League pada 1992 silam. Ia juga pernah menghabiskan waktu lama di Helsingborg sebagai pemain, yaitu sejak 2006 sampai 2009. Namun pada akhirnya ia menjadi orang yang membawa klub yang pernah dibela oleh Bima Sakti Tukiman pada musim 1995/1996 ini terdegradasi ke Allsvenskan ke Superettan musim depan.
Sungguh sebuah ironi yang menyedihkan.
foto: @BBCSport
Komentar