Pasca kekalahan 4-2 Manchester City dari Leicester City pada hari Minggu (11/12/16) lalu, Pep Guardiola dihujani pertanyaan oleh media perihal kegagalan para pemain Manchester City melakukan upaya merebut bola dalam pertandingan itu. Guardiola berdalih dengan mengatakan bahwa dirinya memang tidak pernah memberikan porsi latihan khusus mengenai bagaimana caranya merebut bola.
Guardiola pun menambahkan jika dirinya lebih menginginkan Manchester City yang bermain bagus, mencetak banyak gol, dan lebih sering berada di kotak penalti lawan. Pernyataan yang dilontarkan oleh Guardiola itu pun langsung mendapat respon dari salah satu legenda Liverpool, Mark Lawrence. Pemain yang telah memenangi lima gelar liga Inggris bersama Liverpool ini pun memberikan sedikit nasihat kepada Manchester City.
Lawrence mengatakan jika Manchester City ingin memenangi liga, mereka harus kembali mengasah kemampuan merebut bolanya, terutama tekel. Ia pun menambahkan jika tekel merupakan pokok dasar permainan di Inggris yang dapat menentukan sebuah tim untuk menjadi juara. Dan jika itu dilakukan dengan benar, tekel layaknya seperti sebuah bentuk seni yang dapat menghadirkan decak kagum dari para penonton.
“Untuk menjadi juara di Liga Primer, Chelsea di bawah asuhan Jose Mourinho memiliki John Terry, Ricardo Carvalho, dan Claude Makelele. Lalu Manchester United, mereka memiliki Roy Keane, Paul Scholes, Gary Neville, dan Nemanja Vidic. Juga dengan Arsenal. Mereka dapat merebut bola dengan sangat baik," ungkap Lawrence seperti yang dilansir oleh dailymail.
“Kecuali Anda adalah Real Madrid atau Barcelona, jika Anda tidak dapat bertahan, Anda tidak akan memenangi Liga Champions. Jika bermain di liga domestik pun Anda tidak akan memenangi gelar jika tidak dapat bertahan.”
Lawrence pun mengatakan jika ketidakhadiran Vincent Kompany sangat mempengaruhi penampilan City musim ini.
“City menjadi tim yang sangat berbeda ketika Kompany bermain. Dia memiliki masalah dengan cedera, tetapi selama dua setengah tahun dia membuat mereka (City) begitu kompetitif. Dia sangat sensasional.”
Sama seperti Mark Lawrence, salah satu legenda Chelsea, Ron Hariss, juga memberikan komentarnya. Pemain yang semasa masih aktif bermainnya dijuluki Chopper (pemotong) ini, menyesalkan jika permainan di Inggris telah berubah cara bermainnya.
“Sepakbola menjadi olahraga yang tanpa kontak, itu sungguh konyol. Sebuah seni tekel kini sudah menghilang karena para pemain belakang terlalu takut untuk melakukannya. Pemain seperti Tommy Smith, Norman Hunter, John McGrath, dan saya sendiri, kita mungkin tidak akan bisa bertahan di lapangan walau lima menit pun, jika tidak diizinkan untuk melakukan tekel," ungkap Harris.
"Saya tidak mengkritik Guardiola. Dia telah melatih dua klub besar dan saya tidak pernah menjadi manajer. Tetapi mungkin filosofi bermainnya kini telah terbaca dengan cara tim lawan yang telah berhasil mencetak gol ke gawang mereka," tambahnya.
Hariss pun mengingatkan Guardiola jika liga Primer tidak sama seperti liga Spanyol atau liga Jerman yang hanya dimenangi oleh tim yang itu-itu saja.
“Mari bersikap adil. Liga Primer memiliki enam hingga tujuh tim yang dapat menjadi juara. Hal ini tidak seperti di Jerman atau Spanyol. Kompetisi di sini tidak hanya milik dua atau tiga tim yang dapat memenanginya.”
Bersikap adil memang menjadi kata yang sangat pas untuk Guardiola saat ini. Ia tidak perlu mengubah gaya bermainnya. Akan tetapi ia harus memikirkan bagaimana caranya ‘bertahan hidup’ di bawah kerasnya Liga Inggris. Akan menjadi luar biasa bagi Manchester City ketika dapat memainkan sepakbola yang atraktif, tetapi dibumbui dengan cara keras ciri khas tim tradisional Inggris. Namun, jika Guardiola tetap bebal dengan keinginannya seperti selama ini, kita mungkin akan setuju dengan pernyataan Mark Lawrence yang mengatakan, “Anda tidak akan memenangi gelar jika tidak dapat bertahan.”
Komentar