Hari kedua turnamen pramusim Piala Presiden 2017 telah berlangsung. Jika sebelumnya terjadi di penyisihan grup 1 yang mempertemukan PSS Sleman kontra Persipura Jayapura, dan Mitra Kukar melawan Persegres Gresik United di Stadion Maguwoharjo, kali ini penyisihan grup 2 berlangsung di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Pertandingan pertama yang berlangsung sore hari mempertemukan tuan rumah, Arema FC dengan Bhayangkara FC. Sementara laga kedua yang berlangsung malam hari mempertemukan klub ibu kota Indonesia, Persija Jakarta, melawan PS TNI.
Arema Tekuk 10 Pemain Bhayangkara
Pelatih Arema, Aji Santoso, memainkan empat pemain U-23 sebagai starter pada diri Bagas Adi Nugroho, M. Rafli, Dedik Setiawan, dan Nasir. Ia menyimpan pemain senior Arema seperti Cristian Gonzales, Esteban Vizcarra, dan Ferry Aman Saragih di bangku cadangan.
Sedangkan Simon McMenemy di kubu Bhayangkara memasang empat pemain U-23 yang notabene mantan pemain Timnas Indonesia U-19. Mereka adalah I Putu Gede Juni Antara, Evan Dimas, Zulfiandi, dan Ilham Udin Armaiyn.
Di paruh pertama laga berlangsung sengit dan Bhayangkara sukses mengimbangi Arema yang mengandalkan Adam Alis sebagai motor serangan mereka. Alhasil paruh pertama berakhir tanpa gol dan hanya menghasilkan satu kartu kuning yang diterima I Putu Gede.
Pada babak kedua sebuah momen mengubah jalannya pertandingan. Dimulai dari keputusan coach Aji memasukkan Gonzales dan Vizcarra, keduanya menghidupkan alur serangan Singo Edan dan memaksa I Putu Gede, melakukan pelanggaran keras untuk menghentikan pergerakan Vizcarra.
Tanpa ampun wasit memberikan kartu merah kepada I Putu Gede yang sudah mengoleksi kartu kuning sebelumnya. Sejak saat itu Arema mendominasi permainan dan mengurung pertahanan Bhayangkara, yang hanya melakukan serangan sporadis dari serangan balik dan coba memanfaatkan situasi bola mati.
Gol pertama Arema tercipta di menit 60 dengan skema serangan yang terbangun rapih. El Loco Gonzales menahan bola di area 16 meter Bhayangkara, menyodorkannya kepada Vizcarra yang langsung mengonversinya menjadi gol ke gawang Wahyu Tri Nugroho.
Memanfaatkan keunggulan jumlah pemain. Arema kembali menjauh di menit 77 kala Dedi Santoso melakukan aksi individu, sebelum melepaskan tendangan yang tak mampu dihalau Wahyu. Skor menjadi 2-0, bertahan hingga habis pertandingan. Tiga poin diraih Arema dan mencatatkan clean sheet, pekerjaan baik dilakukan Arema.
“Pertandingan pertama alhamdulillah Arema mendapatkan poin tiga, di mana dalam pertandingan ini mudah-mudahan dimulai dari poin tiga ini akan lebih baik dalam pertandingan berikutnya,” ucap Aji dalam konferensi pers setelah laga berakhir.
"Kami tahu BFC diperkuat banyak pemain muda yang berkualitas, mereka sempat membuat kami kesulitan, untungnya di babak kedua kami bisa mencetak dua gol, mudah-mudahan anak-anak lebih baik di pertandingan berikutnya," harapnya.
Berbeda dengan Aji, McMenemy justru menyoroti kartu merah yang diterima oleh Putu Gede. “Tanpa mengurangi rasa hormat, saat kami masih bermain dengan 11 pemain, anak-anak bermain lebih baik dari Arema, mereka baru bisa membangun serangan setelah kami kehilangan Putu Gede," tegasnya.
"Tapi saya tetap bangga dengan kerja keras dan semangat anak-anak, untuk ukuran performa saya senang, karena ini persiapan yang bagus untuk menghadapi kompetisi resmi, meski secara hasil mengecewakan.”
Macan Kemayoran Menang Dramatis
Striker asing langsung diturunkan pelatih Persija, Stefano Cugurra Teco, sebagai starter di laga pertama grup 2 Piala Presiden. Christopher Arriagada bermain sebagai target man di depan ditambah dengan dukungan Rudi Widodo, Ambrizal Umanailo, dan Sutanto Tan.
Sedangkan PS TNI besutan Mustaqim bermain tanpa Legimin Raharjo yang tahun lalu menjadi komando di lini tengah. Perannya digantikan oleh Ade Jantra yang berduet dengan pemain asing, Ibrahim Conteh. Selain Conteh, pemain asing lainnya yang diturunkan Mustaqim adalah Mamadou Barry.
PS TNI pun bermain lebih baik dari Persija sejak babak pertama berlangsung. Komunikasi, permainan yang mengalir, dan penetrasi ke dalam kotak penalti lebih sering dilakukan PS TNI yang diperkuat dua pemain timnas Indonesia, Manahati Lestusen dan Abduh Lestaluhu.
Bahkan di paruh pertama PS TNI memiliki kans unggul dari titik putih pasca Ahmad Nufiandani dijatuhkan di kotak terlarang. Namun sayang bagi PS TNI, penalti Barry mampu ditepis oleh kiper Persija, Andritany Ardhiyasa, yang bermain baik sepanjang laga.
Kiper timnas Indonesia ini konsisten menggagalkan peluang demi peluang yang dihasilkan PS TNI untuk mencatatkan clean sheet alias tidak kebobolan. Persija sendiri bukan tanpa peluang, namun serangan yang mereka bangun cenderung monoton dan mudah terbaca. Umpan silang dari sisi sayap yang juga dilakukan full back, terutamanya bek kanan, Ismed Sofyan, kerap menjadi serangan utama Persija yang ditujukan kepada Christopher.
Intensitas serangan pun kian berjalan cepat di babak kedua dalam kondisi sama kuat tanpa gol, sebelum akhirnya Persija menciptakan gol dramatis alias telat di menit 90+3. Rudi Widodo mampu memanfaatkan peluang yang dimilikinya di area kotak penalti PS TNI dan membobol gawang Teguh Amiruddin.
Sepakbola menghadirkan realita yang kejam. PS TNI yang banyak menciptakan peluang, namun Persija yang pada akhirnya meraih tiga poin dengan efektivitas bermain mereka.
"Malam ini pemain mau bekerja keras di pertandingan melawan PS TNI. Saya senang. Target saya sebenarnya memainkan semua pemain. Tim ini baru berlatih sebanyak 10 hari. Dalam waktu itu saya hanya memfokuskan fisik bukan taktik," tutur Teco di jumpa pers setelah laga berakhir.
Komentar