Nama Milan Äurić (Djuric) sempat naik daun ketika membawa Bosnia-Herzegovina menjuarai Piala Kirin 2016 di Jepang pada Juni tahun lalu. Prestasi juara negaranya itu tidak lepas dari kesuksesannya menyumbangkan empat gol dalam dua pertandingan. Äurić mencetak dua gol di setiap pertandingannya sehingga mendapatkan gelar pemain terbaik Piala Kirin 2016.
Namun, penampilan gemilangnya itu justru menuai pertanyaan karena tidak sebanding ketika memperkuat Cesena, kesebelasannya waktu itu. Dari 74 pertandingan, Äurić cuma mampu menyumbangkan 15 gol. Sementara statistik menunjukkan bahwa rata-rata golnya untuk Bosnia bisa mencapai satu gol setiap 58 menit penampilannya. Bahkan sejak memperkuat Bosnia pada 2015, Äurić merupakan pencetak gol terbanyak ke-10 untuk Bosnia atas tujuh gol yang sudah dilesatkannya (di dalam kompetisi resmi FIFA dan UEFA).
Äurić memiliki kemampuan mencetak gol melalui sundulan atas tinggi badannya sekitar 199 cm. Ketika memperkuat Bosnia U-21, ia dikenang mencetak hattrick melalui sundulan ke gawang Jerman. Maka dari itu, Äurić dianggap salah satu wonderkid dan digadang-gadang sebagai Edin Džeko baru untuk negaranya.
Namun, tidak seimbangnya kontribusi Äurić antara negara dengan kesebelasannya itu membuat Cesena menjualnya ke Bristol City yang berkarir di Liga Championship 2016/2017 pada bursa transfer Januari lalu. Äurić merupakan pemain kedua yang didatangkan Bristol pada bursa transfer Januari 2017 setelah Jens Hegeler dari Hertha Berlin.
"Milan (Äurić) adalah seseorang yang sudah ksmi pantau selama sembilan bulan terakhir dan selalu kami pikirkan. Dia bisa bermain di depan sendiri atau bersama striker lain. Faktanya dia pemain berkaliber internasional Bosnia yang kami dapatkan, ia adalah seseorang yang mencetak gol di setiap dua pertandingannya," ujar Lee Johnson, Manajer Bristol, seperti dikutip dari Sport Mole.
Debutnya di Bristol pun langsung mampu membayar kepercayaan yang dilontarkan Johnson. Saat itu Äurić menghadapi Fleetwod Town pada ajang Piala FA 2016/2017. Ia dipuji karena langsung menunjukkan kemampuan fisik dan kekuatannya untuk menahan bola. Bahkan penyerang 25 tahun itu langsung mencetak gol pada laga tersebut. Sementara gol pertamanya di Championship baru terlahir di partai keempatnya ketika menghadapi Rotherham United pada 4 Februari lalu.
Di sisi lain, Johnson menganggap jika Äurić hanya tinggal beradaptasi dengan perbedaan tempo permainan di Liga Italia dengan Liga Inggris. Äurić sendiri mengaku senang atas kepindahannya ke Bristol. Maka dari itu ia lebih sering menghabiskan waktu di rumah dan terkadang pergi ke luar bersama keluarganya untuk menikmati London di malam hari.
Rupanya, orang penting di balik kebahagiaan baru Äurić adalah Džeko. Ialah yang menyarankan Äurić agar pindah ke Liga Inggris. Sarannya itu bukanlah tanpa alasan, sebab Džeko punya pengalaman lima tahun di Liga Inggris bersama Manchester City sebelum bergabung bersama AS Roma pada bursa transfer musim panas 2015 lalu.
"Saya tahu Edin Džeko yang bermain di Italia dan juga tim nasional setelah ia datang ke Roma, saya berbicara dengannya tentang bermain di Inggris. Džeko mengatakan bahwa saya harus pergi ke Inggris untuk membuat kehidupan dan karier jika ada kesempatan yang datang. Dia mengatakan gaya sepakbola Inggris akan sesuai dengan permainan saya. Dia memang bukan satu-satunya yang berbicara dengan saya dan bukan satu-satunya alasan bagi saya untuk datang (ke Bristol), tapi yang pasti dia berperan penting," ungkap Äurić.
Sumber lain: BBC, Bristolpost, Bristolsport, Futbolgrad.
Komentar