Mark Clattenburg membuat sebuah keputusan yang cukup menarik memasuki usianya yang ke 41 tahun ini. Meninggalkan Inggris, tempat ia bekerja dan dikenal sebagai wasit, Clattenburg memutuskan untuk hijrah ke Arab Saudi.
Pada Kamis (16/2/2017) waktu Arab Saudi, Clattenburg sudah diperkenalkan oleh federasi sepakbola Arab Saudi (SAFF) dalam sebuah konferensi pers di Jeddah, Arab Saudi. Di Arab, selain akan ikut membantu badan perwasitan di sana, ia juga diharapkan akan terlibat dalam beberapa pertandingan sepakbola di Arab Saudi, baik itu menjadi wasit ataupun ofisial pertandingan.
"Nama saya Mark Clattenburg. Saya berasal dari sebuah kota di Inggris bernama Newcastle. Semua orang yang tahu Inggris, pasti tahu bahwa Newcastle adalah markas dari salah satu klub terbaik di Inggris (Newcastle United). Dengan segala pengetahuan yang saya miliki tentang dunia perwasitan, saya harap saya dapat membantu mengembangkan kualitas wasit di sini (Arab Saudi)," ujar Clattenburg dalam konferensi pers di Jeddah, dikutip dari The Guardian.
"Saya merasa senang telah diberikan kesempatan untuk mengembangkan kualitas wasit di sini. Oleh karena itu, saya akan membagikan pengetahuan saya, dan kalau bisa membawa wasit-wasit terbaik dari negara lain untuk membantu mengembangkan kualitas wasit di sini," tambahnya.
Keputusan hijrahnya Clattenburg ke Arab Saudi, ditandai dengan pertandingan antara Arsenal melawan Hull City pada Sabtu (11/2/2017) sebagai pertandingan terakhir yang ia pimpin di Inggris, menimbulkan banyak pertanyaan di benak para pecinta sepakbola Inggris. Clattenburg, dengan segala kontroversinya, adalah salah satu wasit terbaik yang dimiliki oleh Inggris.
Pada 2016, Clattenburg bahkan pernah memimpin tiga partai final secara berturut-turut, yaitu final Liga Champions, final Piala FA, dan final Piala Eropa 2016. Ia juga tercatat pernah memimpin partai final Olimpiade cabang sepakbola pada 2012 di London, final Piala Liga Inggris 2012, serta pertandingan Piala Super Eropa pada 2014. Dengan sudah banyaknya partai final yang ia pimpin, tak heran Clattenburg dianggap sebagai salah satu wasit terbaik di Inggris.
Oleh karena itu, alasannya memutuskan untuk hijrah ke Arab Saudi dalam usianya yang masih 41 tahun menimbulkan tanda tanya. Beberapa media melansir, bahwa hubungannya dengan Mike Riley yang mulai memanas membuatnya menerima tawaran dari Arab Saudi, selain memang tujuannya untuk meningkatkan kualitas wasit di sana.
Terlepas dari apapun motivasinya menyeberang ke Arab Saudi, PGMOL, badan wasit di Inggris tempat Clattenburg bernaung, memberikan dukungannya terhadap wasit kelahiran Newcastle tersebut, PGMOL pun mengungkapkan bahwa mereka akan merasa kehilangan salah satu aset berharga yang dimiliki oleh Inggris.
"PGMOL mendo`akan semoga Clattenburg sukses di Arab Saudi. Sejak bergabung dengan PGMOL pada 2004 silam, ia telah berkembang menjadi salah satu wasit terbaik yang kami miliki, sekaligus menerapkan sebuah standar tinggi yang harus diikuti oleh anggota PGMOL lainnya," ujar pernyataan resmi PGMOL seperti dilansir dari Sky Sports.
"Ia adalah wasit yang cukup bertalenta. Ia telah menjadi aset berharga bagi Inggris dengan segala pencapaian yang ia raih, juga menjadi inspirasi bagi para wasit-wasit muda yang sedang memulai kariernya di dunia perwasitan. Kami akan merasa kehilangan sosoknya," tambah pernyataan resmi tersebut.
foto: @SquawkaNews
Komentar