Sutton United, untuk saat ini, mungkin adalah salah satu klub non-liga yang penuh dengan kejutan. Mereka bahkan sukses merawat magis Piala FA dengan segala kekurangan yang mereka miliki, sampai-sampai tim ini lolos ke babak kelima Piala FA. Tapi karena The Sun, Sutton hampir saja tercerai-berai.
Sutton United baru saja menjalin kerja sama dengan The Sun jelang laga babak kelima Piala FA melawan Arsenal. Akibat dari kerja sama dengan media yang juga dikenal karena kontroversinya dalam tragedi Hillsborough ini, Sutton pun harus memasukkan logo The Sun di dalam jersey mereka. Logo ini, yang juga menjadi cerminan dari campur tangan The Sun dalam klub Sutton, membuat beberapa pendukung Sutton United ricuh.
Salah satu suporter yang tidak setuju akan kerja sama ini, dan menolak disebutkan namanya bersuara di dalam forum obrolan situs yang dikelola secara independen oleh para pendukung Sutton, suttonunited.proboards.com. Suporter yang menolak kerja sama antara Sutton dan The Sun ini berpendapat bahwa kerja sama ini dapat mencederai etos dari klub itu sendiri sebagai volunteer-run community club (klub yang dijalankan secara sukarela).
Bahkan, suporter yang tidak setuju ini sampai mengungkapkan dalam pendapatnya tersebut bahwa The Sun adalah "Sh*t sponsor". Pendapat-pendapat ini diutarakan tidak lama setelah kerja sama antara The Sun dan Sutton United ini diketahui publik.
"Bagi beberapa suporter, kerja sama ini sudah melanggar etos dari klub itu sendiri sebagai volunteer-run community club. Kami sebagai suporter kerap mengontrol sponsor-sponsor yang bekerja sama dengan klub. Khusus untuk The Sun, keterlibatan mereka dalam tragedi Hillsborough membuat kami melabeli mereka sebagai racun untuk klub, terutama bagi kami, klub non-liga yang independen," ujar suporter tersebut.
"Kami merasa klub masih bisa hidup walau tanpa dana hasil kerja sama dari The Sun, karena kami tetap menganggap mereka sebagai racun," tambahnya.
Komentar bernada ketidaksetujuan di forum obrolan tersebut membuat situs suttonunited.proboards.com menjadi sedikit riuh. Perlahan mulai muncul komentar-komentar ketidaksetujuan yang lain. Rata-rata mereka merasa bahwa mereka tidak dihargai oleh klub. Suara yang menyatakan setuju langsung diserang habis-habisan, dan diancam dengan frasa "diam" dan "cukup dukung Sutton saja".
Prahara yang muncul di situs independen tersebut membuat sang pengampu situs, Andy K., bingung. Akhirnya, chief administrator dari forum obrolan di situs tersebut, Nick, memutuskan untuk menghapus ciutan beberapa suporter, terutama yang sifatnya sudah terlalu ofensif.
"Ya, akhirnya saya memutuskan untuk menghapus beberapa thread yang ada di dalam klub, terutama thread yang sifatnya sudah cukup ofensif terhadap klub. Selama 10 tahun saya mengelola forum obrolan di situs ini, baru kali ini ada thread seperti itu," ujarnya seperti dikutip The Guardian.
Sementara itu, pihak klub merasa bahwa mereka tidak perlu melarang suporter-suporter yang menyuarakan ketidaksetujuan atas kerja sama antara Sutton dan The Sun untuk datang ke stadion. Mereka menilai suara tersebut hanya dikeluarkan di sebua situs tidak resmi dan independen, sehingga tidak perlu ada tindakan berlebih untuk melarang suporter-suporter tersebut datang ke stadion.
"Karena forum obrolan tersebut berada di situs independen yang dikelola suporter, pihak klub tidak perlu, juga tidak bisa melarang para suporter yang bersuara negatif di forum tersebut untuk datang ke stadion," ujar juru bicara klub Sutton.
Karena The Sun, hampir saja klub yang perlahan mulai menarik perhatian ini menjadi terpecah.
foto: @ellis_platten
Komentar