Kemenangan Valencia barhasil membuat Real Madrid gagal menjauhkan diri dari para pesaingnya di La Liga 2016/2017. Gol kemenangan 2-1 Valencia atas Madrid itu dicetak Simone Zaza dan Salvador Gonzales. Khusus bagi Zaza, gol itu merupakan sumbangan keduanya untuk Valencia setelah melakukan hal yang sama di laga sebelumnya menghadapi Athletic Bilbao di pekan ke-23 La Liga musim ini.
Dua gol yang sudah disumbangkan Zaza menunjukkan bahwa ia sudah mulai nyetel dengan Valencia. Tentunya ia sangat bahagia bisa menyumbangkan gol keduanya untuk Valencia sekaligus menjadi kemenangan. Gol yang dicetaknya ke gawang Madrid bisa dibilang spektakuler. Awalnya mantan penyerang West Ham United itu membelakangi gawang Madrid. Di sana ia mencoba menguasai bola ke dalam area kotak penalti sebelum berputar dan melepaskan tembakan yang membuat Keylor Navas tak berdaya.
Maka bukan tanpa alasan jika golnya itu dirasakan bisa mendongkrak rasa percaya dirinya. Apalagi ditambah dengan luar biasanya dukungan dari para pendukung Valencia di Stadion Mestalla. Zaza sendiri bertekad untuk terus membantu Valencia mengumpulkan poin agar klubnya naik ke papan tengah. Sebab saat ini Valencia sedang berada di peringkat 14 klasemen sementara dengan raihan 26 poin. Tentu penampilan Zaza saat ini semakin membuat para pendukung West Ham mengaruk-garuk kepalanya heran.
Sebelumnya Zaza menjadi bencana bagi West Ham selama enam bulan yang lalu karena ketumpulannya. Ia tidak mencetak satu gol pun selama memperkuat West Ham sejak didatangkan dari Juventus pada bursa trasnfer musim panas 2016. Dikabarkan bahwa kegagalan Zaza di West Ham karena tidak suka dengan situasi di West Ham. Selain karena budaya, lingkungan kota dan tidak mampu berbahasa Inggris, Zaza tidak cocok bermain sebagai target man di West Ham. Slaven Bilic selaku manajer West Ham memberikan peran yang biasa diemban Andy Carroll kepada Zaza.
Zaza ditempatkan sendirian di depan untuk menyambut umpan-umpan panjang maupun silang seperti yang biasa dilakukan Carroll. Padahal, duel udara Zaza dengan Carroll pun tidak lebih baik. Bayangkan saja, secara statistik Carroll sanggup memenangkan 9,2 duel udara dari 12 pertandingan Liga Primer Inggris. Sementara Zaza cuma sanggup memenangkan 2,5 duel udara per laga dari delapan pertandingannya. Zaza seperti tidak cocok bermain sebagai penyerang di antara lawan terakhirnya di lapangan.
Ia lebih cocok bermain sebagai penyerang kedua atau diberikan kebebasan untuk turun ke bawah jika dijadikan ujung tombak sendirian. Pemain 25 tahun itu lebih cocok berlari dari bawah dengan kecepatan yang dimilikinya. Dari situlah Zaza bisa menunjukan ledakannya melalui tembakan jarak jauh, seperti yang dilakukannya bersama Valencia saat ini.
Valencia wajib menebus biaya sekitar 22 juta paun yang dipatok Juventus untuk mempermanenkannya. Walau memang harga itu merupakan jumlah yang besar bagi Valencia yang terus dihinggapi masalah keuangan, jika melihat prospeknya sejauh ini, Zaza akan menjadi kebanggan baru bagi Valencia. Ia menunjukkan kualitasnya sebagai penyerang yang berkualitas, mengingatkan kepada sosok Marco Di Vaio yang dulu dielu-elukan publik Mestalla. Sekarang, Zaza telah berada di tempat yang tepat di Mestalla.
Sumber: Football London, Whoscored
Komentar