Kecaman Terhadap Pembunuh yang Kembali ke Lapangan Sepakbola

Berita

by Redaksi 33 35213

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Kecaman Terhadap Pembunuh yang Kembali ke Lapangan Sepakbola

Hati-hati, ada seorang pembunuh yang kembali ke lapangan sepakbola di Brasil. Ia bernama Bruno Fernandes de Souza, yang sekarang sudah resmi menandatangani kontrak dua tahun bersama klub divisi dua liga Brasil, Boa Esporte.

Bruno adalah seorang pemain sepakbola asal Brasil yang berposisi sebagai penjaga gawang. Karier sepakbolanya di Brasil cukup banyak dihabiskan bersama klub-klub papan atas Negeri Samba, seperti CR Flamengo dan Atletico Mineiro. Bahkan ia dikabarkan pernah menerima tawaran untuk bermain di Barcelona beberapa tahun silam.

Belakangan sejak 2013, nama Bruno Fernandes de Souza menjadi lebih terkenal. Namun bukan karena ia meneken kontrak dengan klub besar Eropa, ataupun karena penampilannya menurun. Ia menjadi lebih terkenal karena ia didakwa oleh pengadilan di Brasil atas tuduhan membunuh seorang perempuan bernama Eliza Samudio, perempuan yang ternyata adalah mantan pacarnya dan memiliki anak yang merupakan hasil dari hubungan mereka.

Pada 2009, Eliza melahirkan anak yang merupakan hasil hubungannya dengan Bruno. Merasa bahwa Bruno tidak pernah memerhatikan mereka, Eliza pun akhirnya melaporkan Bruno ke pengadilan atas kelalaiannya dalam mengasuh anak hasil hubungannya dengan Eliza.

Namun setelah memberikan laporan ke pengadilan, Eliza dikabarkan meninggal dan jasadnya menghilang. Polisi pun melakukan penyelidikan, dan akhirnya menangkap Bruno. Bruno pun akhirnya didakwa hukuman 22 tahun penjara pada 2013 silam setelah ia mengakui bahwa ia menjadi dalang pembunuhan Eliza yang dimutilasi oleh empat orang lainnya yang juga ikut terlibat. Bahkan seorang saksi mata mengakui jika potongan tubuh Eliza dijadikan makanan untuk anjing rottweiler milik Bruno. Tertangkapnya Bruno ini pun tak lepas dari andil sepupunya yang juga terlibat dalam pembunuhan Eliza.

Pada 2017, atau empat tahun setelah pemain yang kini berusia 32 tahun tersebut menjalani hukuman penjara, ia pun dibebaskan setelah sang pengacara memenangkan gugatan banding yang ia ajukan ke pengadilan. Bruno bebas, dan sekarang ia pun dikabarkan sudah menjalin kontrak dengan Boa Esporte.

Klub Boa Esporte dan para suporter (kebanyakan yang pria) pun memilih untuk melupakan kasus yang pernah dialami oleh Bruno ini dan sisa hukuman sekira 15 tahun yang seharusnya masih dijalani oleh Bruno.

Bebasnya Bruno ini pun langsung mengundang reaksi dari berbagai pihak, terutama aktivis-aktivis perempuan di Brasil.

Reaksi dan Kecaman Atas Bebasnya Bruno

Bebasnya Bruno yang seharusnya masih menjalani hukuman sekira 15 tahun lagi ini pun mengundang banyak kecaman dari berbagai pihak, terutama aktivis-aktivis feminis yang menganggap bahwa orang-orang mulai melupakan kasus-kasus yang melibatkan perempuan di Brasil dan keamanan perempuan di Brasil mulai terancam.

"Wanita diperlakukan secara biadab secara publik. Semua tindak kekerasan yang terjadi kepada para perempuan kadang kali tidak mendapatkan perhatian hukum," ujar Djamila Ribeiro, aktivis feminis dan filsuf politik, seperti dikutip The Guardian.

"Kami memprotes baik itu kontrak dan keinginan tim Boa Esporte untuk tetap mempertahankan pemain ini. Seorang pembunuh perempuan seharusnya tidak boleh dibiarkan berkeliaran bebas seperti ini, dan ia bukan lagi seorang penjaga gawang semata. Sayang, adanya peristiwa ini mencerminkan bahwa ketenaran masih mengalahkan rasa kemanusiaan kita," ujar lembaga The Popular Feminist Front of Varginha dalam akun resmi Facebooknya.

"Warga-warga di kota Minas Gerais yang indah ini tidak menghendaki keberadaan monster di kota ini dan menghantui anak-anak kami. Warga kota menolak keberadaanmu," ujar salah seorang warga Minas Gerais bernama Tati Coutinho. Minas Gerais sendiri adalah kota tempat klub Boa Esporte bernaung.

Penolakan-penolakan tersebut menjadi sebuah cermin, bahwa masih ada ketidakadilan yang terjadi di Brasil yang melibatkan sepakbola di dalamnya.

foto: @jornalosg

Komentar