Middlesbrough baru saja memecat Aitor Karanka sebagai manajer mereka. Pria asal Spanyol tersebut diberhentikan setelah tak mampu mendongkrak posisi The Boro menuju ke papan atas. Untuk sementara, sebagai gantinya, kesebelasan yang saat ini bercokol di peringkat ke-19 Liga Primer tersebut menunjuk Steve Agnew sebagai caretaker manager mereka.
Menanggapi kekososangan yang ditingalkan oleh Karanka, mantan penyerang timnas Italia, Fabrizio Ravanelli, mengaku tertarik untuk mengambil alih posisi manajer di kesebelasan yang bermarkas di Riverside Stadium tersebut.
Ravanelli sendiri bukanlah orang yang asing bagi publik The Boro. Karena pada musim 1996-1997, penyerang yang identik dengan rambut putih itu sempat mencicipi kerasanya Liga Inggris bersama Middlesbrough. Ketika itu, Ravanelli, yang didatangkan dengan dana 7 juta paun, mampu memikat hati para pendukung setelah tampil apik dengan keberhasilannya mencetak 17 gol dari 35 laga yang dilaluinya.
“Sangat menyayangkan Karanka dipecat dari kursi kepelatihan. Musim lalu ia membuat pekerjaan yang luar biasa dan mungkin di tahun ini ia memiliki beberapa masalah,” cetus Ravanelli kepada The Sun.
“Tetapi tentu saya akan sangat senang jika ditunjuk sebagai manajer baru mereka. Itu adalah tujuan saya dan saya bermimpi untuk kembali ke sana. Saya akan sangat senang dan bangga jika saya dapat menjadi manajer Boro di musim depan.”
Ravanelli ketika memperkuat Middlesbrough
Selain itu, Ravanelli pun mengungkapkan jika Middlesbrough akan selalu berada di dalam hatinya. Ia pun mengingat laga pertamanya bersama kesebelasan tersebut yang diakhiri dengan sebuah hattrick ke gawang Liverpool.
“Saya penggemar sejati Boro, karena dengan saya para pendukung di Inggris selalu fantastis. Mereka memiliki tempat yang spesial di hati saya dan saya ingin merangkul mereka semua. Saya tidak akan melupakan pertandingan pertama saya di Riverside. Saya membuat hattrick melawan Liverpool dan debut saya dinilai sebagai debut terbaik bagi seorang pemain asing di sepanjang sejarah liga. Itu sungguh pengakuan yang besar. Semua itu mengagumkan bagi saya dan keluarga saya,” tambah Ravanelli.
Semenjak pensiun sebagai pemain profesional pada tahun 2005 lalu, Ravanelli langsung menggeluti dunia kepelatihan. Di tahun 2011-2013 ia sempat membesut tim junior Juventus sebelum menerima tawaran dari salah satu kesebelasan asal Prancis, AC Ajaccio di tahun 2013 juga.
Namun karier kepelatihannya tidak berjalan mulus. Ia hanya bertahan selama tiga bulan di kesebelasan tersebut. Setelah itu, pria yang memiliki julukan Si Jambul Putih itu masih menganggur hingga saat ini.
Baca juga: Akhir Karanka di Middlesbrough
Komentar