Federasi Sepakbola Italia (FIGC) akhirnya membatalkan sanksi larangan bermain satu pertandingan untuk Sulley Muntari. Sebelumnya, Muntari dihukum karena ‘melaporkan’ insiden perlakuan rasis oleh fans Cagliari saat pertandingan. Saat mendapat perlakuan tersebut, Muntari langsung melaporkan insiden tersebut kepada Daniele Minelli, wasit yang memimpin saat itu. Namun, dirinya justru diberi kartu kuning karena laporannya tersebut. Muntari kemudian meninggalkan lapangan pertandingan karena kesal, namun kemudian ia diberi kartu kuning kedua.
Persatuan Pesepakbola Dunia, FIFPro sempat meminta FIGC untuk mengusut tuntas rasisme di Italia dan meminta untuk mencabut hukuman Muntari tersebut. Bahkan, dilansir Irish Independent, mantan pemain Tottenham, Garth Crooks menyerukan kepada pemain kulit hitam di Italia untuk mogok bermain jika hukuman Muntari tidak dicabut. Pemain Genoa asal Ghana, Godfred Donsah, diberitakan juga siap menjalani mogok tersebut.
Muntari, yang telah mengemas 84 caps bersama tim nasional Ghana sejak 2002 hingga 2014 ini mengatakan saat dirinya diberi perlakuan tersebut, ada anak kecil yang ikut melontarkan ujaran rasis kepadanya. Ia menyayangkan orang tuanya yang justru tidak menegur anaknya tersebut.
Ia juga mengatakan harusnya wasit lebih aktif dan tegas dalam menangani kasus ini dan tak cuma diam saja saat pertandingan. Menurutnya, itulah yang harusnya dilakukan Minelli saat dirinya melaporkan insiden tersebut.
“Saya katakan padanya dia harus berani menghentikan pertandingan ini. Wasit itu jangan hanya berdiri dan meniup peluit saja. Ia harus mengatur semuanya. Dia harusnya juga mendengarkan isu semacam ini dan memberikan contoh,” ujar Muntari seusai pertandingan tersebut dilansir The Guardian.
Menyusul keputusan FIGC yang mencabut sanksinya, mantan pemain Inter dan AC Milan ini sudah bisa dimainkan oleh Pescara saat timnya menghadapi Crotone, Minggu, (07/05) ini.
Komentar