Peripura Jayapura dikenal sebagai salah satu tim yang paling disegani di kancah sepakbola nasional. Hampir dalam dua dekade ini, klub berjuluk “Mutiara Hitam” itu dianggap sebagai salah satu kesebelasan tersukses di Indonesia. Tercatat, empat gelar Liga Indonesia berhasil ditorehkan Persipura, jumlah tersebut belum ditambah dengan dua gelar Perserikatan dan satu trofi turnamen jangka panjang pengganti kompetisi bertajuk Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016.
Hebatnya, Persipura mampu meraih kesuksesan itu dengan banyak mengandalkan bibit-bibit lokal sebagai tulang punggung tim. Maklum, Persipura berasal dari tanah Papua yang kita kenal sebagai salah satu daerah penghasil pesepakbola berbakat di Indonesia.
Banyak pemain hebat lahir dari tanah Papua. Daerah yang terletak di ujung timur Indonesia itu seperti dianugerahi bakat alam untuk mencetak bibit-bibit pesepakbola berkualitas. Selain skill yang mumpuni, para pemain asal Papua juga dikenal dengan kecepatan dan mental yang kuat.
Maka tidak usah heran jika dari masa ke masa, pemain asal Papua khususnya pemain asli binaan Persipura hampir tidak pernah absen berkostum Tim Nasional. Kita mengenal nama-nama seperti Hengki Rumere hingga Hengki Heipon yang tenar pada era 60-70 an, atau Eduard Ivak Dalam hingga Ortizan dan Boaz Solossa yang kerap bola-balik ke timnas Indonesia.
Papua, memang tidak pernah kehabisan stok pemain bertalenta. Setiap tahun selalu saja muncul nama-nama baru yang digadang-gadang bisa menjadi tulang punggung Timnas menggantikan para pendahulunya. Dua penggawa muda Persipura Jayapura Osvaldo Haay hingga yang kini menjadi buah bibir di kalangan pecinta sepakbola nasional, Marinus Mariyanto bisa menjadi indikasi bahwa Persipura tidak pernah kehilangan talenta-talenta asli Papua.
Selain dua nama tersebut, masih banyak pemain-pemain muda Persipura yang dianggap potensial. Salah satunya, Yan Pieter Cornelis Nasadit. Memainkan peran sebagai seorang gelandang, Nasadit punya peran penting di tim Persipura musim ini. Meski namanya baru muncul, namun kepercayaan Liestiadi sebagai arsitek “Mutiara Hitam” saat ini bisa dijawab dengan penampilan apik.
Memulai debutnya di Liga 1 saat dijamu Bali United, Nasadit mampu memberikan kontribusi bagi kemenangan 2-1 timnya atas Bali United. Meski tidak mencetak gol, namun perannya di lini tengah bisa dibilang bagus. Banyak suplai bola yang ia berikan ke depan untuk memanjakan Boaz atau Manewar dalam upaya memberikan ancaman ke jantung pertahanan lawan.
Meski setelah pertandingan melawan Bali United pemain yang pernah try out di Belanda bersama klub Relyv Chrysta itu banyak memainkan pertandingan dari bangku cadangan, namun Liestiadi kerap memberikan kesempatan bermain bagi Nasadit. Saat Persipura dikalahkan Semen Padang 0-1, Nasadit diturunkan pada menit 66 untuk menggantikan Prisca Womsiwor. Kemudian, saat mengalahkan Borneo 2-1 di Jayapura, Nasadit juga diberi kesempatan untuk masuk menggantikan Nelson Alom pada masa injury time.
Jelang laga melawan Persib Bandung, Nasadit juga berpeluang besar untuk tampil. Menghadapi Maung Bandung yang memiliki komposisi berkualitas di lini tengah, ia mengaku siap untuk habis-habisan. Persiapan seperti fisik dan mental pun menjadi materi latihan yang fokus ia genjot.
“Saya siap menghadapi Persib Bandung, bukan hanya fisik tapi juga mental yang sudah saya persiapkan. Lawan Persib, kami harus konsentrasi penuh dan waspada karena Persib adalah tim besar dan mereka banyak pemain bagus,” ucapnya di Graha Persib, JL Sulanjana, Kota Bandung, Sabtu (6/5).
Nasadit mengungkapkan, tidak mudah mengalahkan Persib dengan komposisi pemain tengah yang berkualitas. Beberapa pemain, seperti Raphael Maitimo hingga Michael Essien pun menjadi dua sosok yang ia waspadai karena kualitas dan cara bermainnya.
“Saya harus bisa mewaspadai cara bermain para pemain Persib yang punya kualitas bagus. Beberapa pemain seperti Maitimo, Essien, dan Atep saya rasa harus diwaspadai kekuatannya,” tegasnya. (SN)
Komentar