Dua klub sepakbola kaya raya dihajar oleh omongan pedas Javier Tebas yang merupakan Presiden La Liga. Manchester City dan Paris Saint-Germain (PSG) disudutkan agar diselidiki UEFA karena dugaan pelanggaran Financial Fair Play (FFP) pada bursa transfer musim panas lalu.
Komentarnya itu juga tidak lepas dari kekhawatirannya kepada Lionel Messi yang memiliki klausul penebusan seharga 300 juta euro. Harga itu tentu lebih fantastis daripada pembelian Neymar dari Barcelona ke PSG dengan banderol 222 juta euro. Apalagi Messi bersama dengan Cristiano Ronaldo masih menjadi nilai jual utama La Liga.
"Ketika seseorang melakukan perjalanan, Anda bisa melihat betapa pentingnya klub besar dan pemain bintangnya. Saat ini, kami sedang mengalami pertumbuhan internasional dan ini akan menjadi perbaikan soal kerugian untuk musim berikutnya. Di Liga Spanyol, kami memiliki pemain terbaik saat ini, Messi dan Cristiano Ronaldo yang ingin tetap kami pertahankan," aku Tebas seperti dikutip dari ESPN FC.
Di sisi lain, berbagai media Inggris dan Spanyol pun mengabarkan bahwa kedua klub itu mempertimbangkan untuk mengambil langkah hukum terkait komentar Tebas. Memang sikap Tebas sendiri merupakan ketakutannya jika minat kepada La Liga berkurang karena ditinggalkan pemain-pemain bintangnya. Tapi ia memiliki ide baru agar La Liga semakin diminati di seluruh dunia.
Rencananya yaitu menggelar pertandingan La Liga antara FC Barcelona melawan Real Madrid di Cina, Amerika Serikat atau negara lain pada musim depan. Rencananya itu juga diharapkan bisa mendapatkan pemasukan dari penonton internasional. Keuntungan lainnya yaitu bisa mendapatkan kesepakatan dalam segi penyiaran dan sponsor yang lebih menguntungkan.
Sebelumnya pun pertandingan Barcelona melawan Madrid digelar di Amerika Serikat pada ajang pra-musim bernama International Champions Cup (ICC) 2017. Pertandingan itu sendiri dimenangkan Barcelona dengan skor 3-2. Pertandingan yang diadakan di Miami itu menyedot 66 ribu penonton dan memperoleh penonton yang sangat banyak melalui siaran televisi. Pertandingan bertajuk El Clasico itu merupakan yang pertama kalinya digelar di luar Spanyol sejak 1991.
"La Liga adalah hiburan global dan kami ingin mengembangkan daya tarik internasional La Liga. Sebagai bagian dari upaya itu, kami membicarakan pilihan untuk menggelar beberapa pertandingan La Liga di luar Spanyol. Diskusi ini masih di dalam tahap awal, tapi La Liga mendukung gagasan tersebut," terang Tebas seperti dikutip dari Financial Times.
Bisa dibilang memang La Liga masih kalah dibandingkan Liga Primer Inggris dan Bundesliga Jerman soal keuntungan dari penyiaran serta sponsor ditambah pemasukan lainnnya. Menurut Deloitte, konsultan bisnis, Liga Primer Inggris bisa mendapatkan uang sekitar 4,9 miliar euro dari seluruh faktor-faktor tersebut pada musim 2015/2016. Sebaliknya, La Liga cuma bisa mendapatkan 2,4 miliar euro.
Strategi La Liga untuk melebarkan sayapnya ke luar Spanyol juga bisa mengikuti langkah NFL (kompetisi american football) yang sering menggelar pertandingan di Stadion Wembley, London, dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan saat ini pun Tottenham Hotspur membangun stadion barunya yang bisa digunakan untuk pertandingan NFL. Cabang olahraga itu juga digelar di lapangan sepakbola Stadion Aztec di Meksiko. Meluasnya pertandingan NFL membuat basis penggemar NFL pun menjadi meningkat di Inggris dan Meksiko.
Cara itu jugalah yang dilakukan cabang olahraga basket dan baseball. Sebetulnya Amerika Serikat pun sudah pernah melakukan upaya meningkatkan minat kepada sepakbola di negaranya. Hal itu dilakukan Relevent Sports yang menggagas kompetisi sepakbola pra-musim bernama International Champions Cup (ICC) pada empat tahun lalu. Bahkan ICC sukses digelar di luar Amerika Serikat, yaitu di Cina dan Singapura.
Pagelaran NFL di London pun tidak lepas dari promotor Relevan Sports, "Masa depan (Relevent Sports) itu melakasanakan pertandingan resmi di Amerika Serikat, Cina dan tempat-tempat lainnya. Di sini sudah ada liga dan saya tidak bisa membocorkannya karena ini adalah rencana rahasia. Kami berbicara tentang potensi-potensi untuk melakukan sesuatu di masa depan," kata Charlie Stillitano selaku Ketua Relevent Sports.
Federasi Sepakbola Inggris (FA) pun pernah merencanakan pertandingan Liga Primer Inggris digelar di luar Eropa pada 2008 lalu. Tapi rencana itu tidak terjadi karena mendapatkan protes keras dari pendukung sepakbola, politisi dan media. Sejauh ini beberapa pertandingan resmi dari beberapa liga memang pernah digelar di Amerika Serikat, Cina dan Qatar, melalui laga Community Shield dan Super Copa Italia.
"Tidak ada rencana untuk melakukannya (pertandingan di luar Inggris). Pihak klub memang ingin melakukannya, tapi kami juga realistis. Itu tidak akan terjadi. Jika itu terjadi, itu tidak akan menjadi pertandingan ke-39. Prospek itu tidak akan terjadi di dalam waktu dekat," tegas Richard Scudamore selaku Kepala Eksekutif Liga Primer Inggris.
"Kita tidak punya waktu untuk itu. Tapi saya adalah orang yang sangat percaya diri, jika saya pikir itu adalah hal yang benar untuk dilakukan, saya akan tetap melakukannya," sambungnya seperti dikutip dari The Guardian.
Komentar