Baru enam pekan Liga Primer Inggris musim 2017/2018 bergulir, tiga pilar andalan Manchester City dipastikan cedera dengan kurun waktu pemulihan yang cukup lama. City terlebih dulu kehilangan Vincent Kompany yang mengalami cedera betis, beberapa pekan kemudian giliran Benjamin Mendy yang menepi karena cedera ACL.
Satu hari setelah pengumuman cedera Mendy, City dipastikan kehilangan Sergio Aguero yang mengalami patah tulang rusuk. Ia mengalami kecelakaan dalam perjalanan usai menghadiri undangan menyaksikan konser artis Kolombia, Maluma, di Belanda.
Namun apakah situasi ini akan menjadi masalah besar bagi City? Berkaca pada musim lalu, kegagalan City meraih trofi adalah banyaknya pemain andalan yang absen karena cedera.
Pada pekan awal musim 2016/2017, City juga merajai tabel klasemen karena catatan pertandingan mereka yang impresif. Namun memasuki bulan Desember, penurunan performa tampak diperlihatkan, karena secara bergantian mereka harus kehilangan Kompany, Aguero, Fernandinho, Raheem Sterling, Leroy Sane, Bacary Sagna, dan Gabriel Jesus yang menepi akibat cedera. Itu menjadi mimpi buruk City pada musim lalu, karena akhirnya posisi City di tabel klasemen goyah, dan diambil alih Chelsea yang kemudian memastikan gelar juara di akhir musim lalu.
"Sebelumnya kami unggul empat poin di bawah Chelsea dan banyak hal terjadi. Kami kehilangan Fernandinho dan Aguero (yang membuat performa kami menurun). Lalu, kami kehilangan banyak poin setelah itu,” kata Pep seperti dilansir dari The Guardian.
Melihat apa yang terjadi saat ini, tentu Pep tengah di bayang-bayangi masa suram dari musim lalu, yang membuat debutnya di Liga Primer Inggris gagal total. Kapasitas Pep sebagai pelatih andal diuji kembali dengan hilangnya Aguero, Mendy, dan Kompany. Jangan sampai label bahwa ia adalah pelatih yang mengandalkan kualitas pemainnya saja membuntuti kariernya.
Pembuktian City Sebagai Tim Besar
Mantan pelatih Barcelona sadar dengan kondisi sulitnya saat ini, dengan tegas ia enggan meratapi kondisi timnya yang tengah pincang. Ia mengakui bahwa badai cedera musim lalu memang menjadi faktor yang membuat City kesulitan untuk tampil impresif di sisa kompetisi. Lebih parahnya, karena beberapa faktor ia pun kesulitan mendapatkan solusi untuk menanggulangi permasalahan serius itu.
“Ini adalah poin besar di musim ini. Banyak hal mempengaruhi masa depan. Kami tidak mengatasinya saat itu. Tapi itu adalah musim lalu. Menurut saya, saat ini adalah saat yang tepat untuk melihat apakah kami mampu (untuk mengatasi masalah ini)," tegasnya.
Permasalahan cedera adalah hal yang lazim terjadi di sepakbola. Semua klub pasti mengalami hal yang sama dengan City saat ini. Di sinilah faktor yang akan membedakan status antara tim besar dan tim kecil. Tim besar pasti selalu memiliki solusi dari permasalahan yang mereka hadapi, khususnya soal cedera pemain. Artinya, kesebelasan besar adalah tim yang tidak bergantung pada satu sosok pemain saja.
Konsep semacam itu jelas bukan hal baru bagi Pep. Pelatih berusia 46 tahun itu pernah menukangi Bayern Muenchen dan Barcelona. Saat berkarier di dua kesebelasan tersebut, ia pasti pernah menemui kendala serupa dalam perjalanannya menapaki kompetisi.
Misalnya sewaktu di Muenchen, Pep harus dipusingkan dengan seringnya ia kehilangan Franck Ribery karena cedera. Namun ia mampu melewati permasalahan tersebut dan membawa Muenchen memenangi beberapa gelar juara seperti Bundesliga (2013/2014, 2014/2015, 2015/2016).
Kondisinya mungkin agak berbeda saat ini, namun melihat kapasitasnya bukan hal mustahil Pep bisa melewati masa sulit bersama City saat ini. Sekarang tinggal bagaimana Pep bisa mencari solusi untuk mengatasi permasalahan klasik, cedera pemain di City.
"Kami ingin menjadi klub besar, saya pernah berada di dua klub menakjubkan dalam hidup saya dan Anda harus mengatasi situasi ini. Pastinya kami tidak boleh mengeluh dengan keadaan ini. Jika kita mulai mengeluh, kita tidak akan pernah mencapai langkah yang ingin kita ambil,” terangnya.
“Saya lebih memilih bermain dengan pria yang kuat, saya ingin bermain dengan Aguero karena kita kuat bersamanya, tapi dia tidak ada saat ini, dan kami tidak boleh mengeluh. Kami harus mengatasi situasi ini jika ingin menjadi tim yang butuh pertimbangan,” sambungnya.
Tapi pada pekan ketujuh Liga Primer 2017/2018, Pep membuktikan bahwa skuatnya tetap tampil beringas saat menghadapi juara bertahan, Chelsea. Meski City hanya menang dengan skor tipis, 1-0, secara permainan City terbilang sempurna. Sepanjang pertandingan City mendominasi dan membuat Chelsea tak berdaya.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa ia benar-benar belajar dari masa lalu. Kedalaman skuat membuat absennya pemain kunci bisa diatasi dengan baik. Mendy misalnya, ia sudah mematangkan Fabian Delph. Duet John Stones-Nicolas Otamendi pun mengobati rasa rindu lini pertahanan City pada Kompany. Tinggal di lini depan, absennya Aguero akan jadi tugas khusus bagi Gabriel Jesus, bahkan Leroy Sane ataupun Raheem Sterling, untuk mengambil alih tugas mencetak gol yang biasanya diembang Aguero.
Baca Juga: Menakar Taktik Man City Tanpa Aguero dan Mendy
Foto: The Telegraph, Istimewa
Komentar