Setiap pemain, atau malah setiap manusia, memiliki sisi buruk yang ada di dalam dirinya. Pun dengan Patrice Evra, pemain senior asal Prancis yang sekarang membela Olympique Marseille. Namun sisi buruk dari Evra ini ditunjukkan di saat yang salah, dan itu membuatnya kembali terlibat dengan masalah.
Patrice Evra adalah salah satu pemain terbaik yang pernah dilahirkan oleh Prancis. Di usianya yang sekarang sudah memasuki 36 tahun, sudah banyak pengalaman yang ia dapat selama berkarier sebagai pesepakbola. Ia pernah meraih trofi Liga Champions bersama Manchester United, juga pernah tampil di lima final Liga Champions. Ia juga sudah banyak berkarier di negara-negara lain di Eropa, seperti di Inggris maupun Italia.
Dengan segala pengalaman yang sudah pernah ia torehkan tersebut, seharusnya ada kematangan yang tampak dalam diri Evra. Kematangan itu ada di berbagai aspek, termasuk bagaimana caranya menghadapi suporter yang melancarkan kritik kepadanya, dan membalasnya dengan penampilan yang memukau di atas lapangan.
Namun yang terjadi di markas Vitoria Guimares, Portugal jelang laga Liga Europa pada Jumat (3/11/2017) dini hari WIB mencerminkan sisi buruk dari Evra. Alih-alih menerima kritikan dari suporter dengan tangan terbuka, ia justru menendang suporter yang melancarkan kritik kepadanya tersebut, sesuatu yang membuatnya terlibat dengan masalah.
"Pat (Patrice Evra) adalah pemain yang punya banyak pengalaman. Ia seharusnya tidak bereaksi secara berlebihan atas kritikan dari suporter tersebut. Pengalaman yang ia miliki semestinya mencegahnya untuk melakukan hal tersebut (menendang suporter), apalagi yang ia tendang adalah suporter tim kami sendiri," ujar Garcia disitat dari ESPN FC.
Atas tindakannya ini, Evra pun mendapatkan sanksi tersendiri dari Marseille yang mengadakan penyelidikan khusus soal kasus Evra ini. Yang terburuk, Evra bisa saja absen sampai akhir musim, dan kontraknya bersama Marseille akan diputus lebih cepat atas tindakannya ini. Selain dari pihak klub, hukuman dari UEFA pun sudah menanti Evra.
Baca Juga: Lancarkan Tendangan Karate Pada Penonton, Evra Dikartu Merah Sebelum Laga Dimulai
Buah dari kekecewaan Evra
Sisi buruk dari setiap orang kadang muncul ketika ada tekanan tersendiri yang melanda orang tersebut. Bagi Evra sendiri, munculnya sisi buruk dari dirinya ini bisa saja karena buah dari kekecewaan yang sudah Evra alami bahkan sejak laga sebelum melawan Guimares dimulai.
Di klub, posisi Evra sudah tergeser oleh Jordan Amavi karena Rudi Garcia menganggap bahwa ia sudah tidak tampil maksimal bagi klub. Kalaupun diberikan kesempatan untuk tampil, Evra tidak tampil begitu menggigit. Karena penampilan Evra yang dianggap kurang ini, tak heran untuk musim 2017/2018, ia baru tampil sembilan kali bagi Marseille di semua ajang, dengan tidak menorehkan asis atau gol sama sekali.
Atas segala stres yang dialami ini, dengan pengalaman yang ia miliki seharusnya ia dapat bangkit. Ketika di United, ia mampu bangkit setelah mendapatkan cemoohan dan kritikan dari suporter, menjadikannya pemain yang tidak tergantikan di sisi kiri pertahanan The Red Devils. Di Juventus, meski banyak yang menilai bahwa ia sudah uzur, ia juga mampu menjawab kritikan tersebut dengan tampil ciamik bersama Bianconeri.
Namun pengalaman yang ia dapat di United dan Juve itu tidak ia tunjukkan ketika membela Marseille. Ia tidak bisa menjawab ekspektasi dari suporter Marseille, suporter yang memang dikenal keras dan garang, terutama soal melancarkan kritik kepada pemain yang menampilkan permainan yang buruk.
Baca Juga: Harmonisasi Multikultural di Balik Liarnya Ultras Marseille
Selain pernyataan kontroversialnya sebelum ia bergabung dengan Marseille yang menyebut Marseille sebagai tempat yang "penuh dengan kekacauan", tendangannya kepada suporter memunculkan sisi buruk dirinya yang seharusnya tidak ia tunjukkan. Sisi buruk yang muncul karena kekecewaan yang ia dapat.
Dengan munculnya sisi buruk Evra di waktu yang salah ini, hal tersebut akan menambah reputasi buruk dirinya di Stade Velodrome. Bukan hanya reputasi buruk, ia bisa saja mengakhiri karier sepakbolanya lebih cepat sekaligus diwarnai dengan kontroversi. Berbagai hukuman sudah menanti dirinya, baik itu dari pihak internal klub ataupun dari UEFA. Ini karena sisi buruk yang seharusnya tidak ia keluarkan, yang pada akhirnya melibatkannya dengan masalah.
Komentar