Tottenham Hotspur menelan pil pahit. Mimpi lolos ke perempat final Liga Champions sirna. The Lilywhites tersingkir dari kompetisi antarklub Eropa itu di fase 16 besar, setelah takluk dari Juventus.
Kepastian tersingkirnya Tottenham terjadi setelah takluk 1-2 di pertandingan leg dua yang berlangsung di Wembley, Kamis (8/3) dini hari WIB. Hasil tersebut membuat Tottenham kalah agregat 4-3 dari Juventus, setelah pada leg pertama lalu kedua kesebelasan bermain imbang 2-2.
Bek kanan Tottenham, Kieran Trippier, mengungkapkan bahwa kegagalan timnya menembus perempat final Liga Champions sangat mengecewakan dan sulit diterima.
"Para pemain sangat kecewa karena kami memulai pertandingan dengan sangat baik. Ini sulit diterima. Kami ingin bermain cepat di babak kedua, tapi mereka membunuh tempo permainan," katanya.
Wajar bila pada akhirnya Trippier dan pemain Totenham lainnya terpukul dengan kenyataan tersingkirnya mereka di 16 besar Liga Champions. Pasalnya, dalam dua pertandingan menghadapi Juventus di 16 besar, mereka tampil dominan, baik melalui penguasaan bola maupun jumlah tembakan.
Melihat dominasi Tottenham dalam dua pertandingan menghadapi Juventus di 16 besar Liga Champions, rasanya tidak adil bila pada akhirnya mereka gagal lolos ke perempat final. Namun sepakbola sulit diprediksi, dan tampil dominan bukanlah jaminan bagi sebuah kesebelasan meraih kemenangan dalam sebuah pertandingan.
Beberapa faktor bisa menjadi penyebab kegagalan Tottenham melenggang ke perempat final. Salah satu yang paling disoroti, dua gol yang bersarang di gawang Hugo Lloris dalam periode singkat pada dua pertandingan menghadapi Juventus. Buruknya organisasi pertahanan Tottenham menjadi faktor yang menyebabkan kegagalan menembus babak perempat final Liga Champions.
Di leg pertama, Gonzalo Higuain hanya membutuhkan waktu tujuh menit untuk membawa Juventus unggul 2-0 (2’ dan 9’). Konsentrasi bisa dibilang sebagai faktor dominan yang membuat Tottenham kebobolan dua kali dijebol saat laga belum genap 10 menit. Biasanya, pada 15 menit menjadi menit-menit krusial dalam sepakbola, karena konsentrasi pemain belum sepenuhnya terkumpul.
Kebobolan dalam periode singkat kembali dialami Tottenham di pertandingan leg dua dini hari tadi. Lebih parah, kali ini Juventus bisa menjebol gawang Lloris dalam tempo tiga menit pertandingan.
Namun, Pochettino kurang setuju dengan pendapat yang menyatakan bahwa kesebelasannya kurang konsentrasi dan kurang pengalaman. Ia pun membantahnya dalam sesi konferensi pers seusai pertandingan.
"Bukan soal kurang pengalaman, bukan pula kurang konsentrasi. Kami bertarung dengan baik melawan tim yang sangat bagus seperti Juve, kami mendominasi. Di dua laga kami adalah tim yang lebih baik, tapi di level ini, dalam tiga menit saja pertemuan ini jadi milik Juventus,” kata Pochettino dilansir dari laman resmi UEFA.
Pochettino justru lebih menyoroti kurang efisiennya Tottenham dalam memanfaatkan peluang. Di pertandingan leg dua melawan Juventus, setidaknya Tottenham melepaskan total 23 tembakan, namun hanya satu yang berbuah gol. Sementara Juventus, hanya melepas total 9 tembakan dengan berhasil mencetak dua gol.
“Kami kurang beruntung. Kami hampir mencetak gol di akhir laga, ada peluang tersedia. Ada peluang-peluang di babak pertama, dan mungkin kita akan berbicara berbeda. Juventus punya tiga peluang dan mencetak dua gol. Meski begitu, Saya bangga. Saya merasa rileks dan senang. Kecewa itu tentu saja ada, tapi kualitas, kapasitas, dan performa tim ini sangat bagus," tandasnya.
Komentar