Laga final Liga Europa 2017/18 mempertemukan Atletico Madrid dengan Olympique de Marseille. Atletico melenggang ke final setelah memastikan kemenangan 1-0 atas Arsenal di pertandingan semifinal leg kedua yang berlangsung di Estadio Wanda Metropolitano, Jumat (5/4) dinihari WIB. Kemenangan tersebut membuat Los Rojiblancos unggul agregat 2-1 (1-1, 2-1) atas lawannya.
Sementara itu, Marseille menapak partai puncak lewat jalan yang terbilang dramatis. Berhadapan dengan Red Bull Salzburg di semifinal, Marseille sebenarnya bisa meraih kemenangan 2-0 di leg pertama. Namun pada laga leg kedua yang berlangsung di Red Bull Arena, Jumat (5/4) dinihari WIB, Salzburg bangkit, mengungguli Marseille 2-0 di 90 menit pertandingan.
Hasil tersebut membuat agregat sama kuat 2-2. Laga berlanjut ke perpanjangan waktu. Di menit ke-116, sebuah gol emas diciptakan Rolando untuk membawa Marseille melaju ke final dengan keunggulan agregat 3-2 atas Salzburg.
Final Liga Europa musim ini akan berlangsung di Parc Olympique Lyonnais, 17 April mendatang. Venue partai final di Lyon, Prancis cukup menguntungkan bagi Marseille karena Les Phoceens akan merasakan atmosfer pertandingan kandang. Apalagi, di Liga Europa musim ini tm asuhan Rudi Garcia itu tak terkalahkan saat tampil di hadapan pendukungnya sendiri.
Parc Olympique Lyonnais dan Stade Velodrome (kandang Marseille) memang merupakan dua tempat yang berbeda. Namun karena laga final akan berlangsung di Prancis, maka Marseille bisa merasakan atmosfer laga kandang saat jumpa Atleti di final Liga Europa. Dukungan penuh suporter akan membangkitkan semangat Dimitri Payet dan kolega untuk meraih gelar Liga Europa untuk kali pertama dalam sejarah.
Penting bagi Marseille meraih gelar juara di Liga Europa musim ini. Selain karena sudah 25 tahun puasa gelar di pentas Eropa (terakhir juara Liga Champions 1992/93), juara di Liga Europa juga akan membuat mereka tak perlu susah payah merebut tiket tampil di Liga Champions musim depan melalui persaingan di tabel klasemen Ligue 1.
Marseille saat ini berada di peringkat keempat (zona Liga Europa) di tabel klasemen sementara Ligue 1, dengan 70 poin. Les Phoceens memang hanya berselisih dua angka dari Olympique Lyon yang berada posisi dua (zona lolos otomatis Liga Champions). Namun dengan tiga pertandingan tersisa, agaknya sulit bagi Marseille menyalip posisi Lyon. Apalagi bila mengacu pada performa Lyon yang sedang impresif, setelah melalui tujuh laga terakhirnya dengan sapu bersih kemenangan.
"Saya sangat puas. Mendapatkan ke final bukanlah tujuan itu sendiri. Kami jelas orang luar melawan Atletico, di Prancis, di Lyon, di rumah untuk final ini. Bahkan jika mereka memiliki peluang menang yang lebih baik, kami akan melakukan yang terbaik untuk memenangkan trofi," kata Rudi Garcia, dilansir dari Sportskeeda.
Kendati demikian, Atleti tentu bukan lawan yang bisa dengan mudah di taklukkan Marseille di final nanti. Apalagi, Los Rojiblancos punya pengalaman yang lebih baik ketimbang Marseille saat tampil di laga puncak di kompetisi Eropa.
Marseille kali terakhir mencicipi final di pentas Eropa adalah musim 2003/04. Saat itu mereka kandas dari Valencia di final Piala UEFA. Sementara Atleti, dalam lima tahun terakhir, sudah mencicipi dua final di ajang Liga Champions (2013/14 dan 2015/16). Sayangnya, dalam dua laga final tersebut Atleti gagal meraih gelar juara setelah dikalahkan Real Madrid.
Satu hal lain yang membuat Marseille wajib waspada adalah rekor tandang Atleti di Liga Europa. Dari empat laga tandang yang dilakoni, Atleti mampu meraih dua kemenangan, satu kalah, dan satu imbang. Satu-satunya kekalahan yang dialami Atleti di laga tandang terjadi saat mereka takluk 0-1 dari Sporting CP di leg dua perempat final Liga Europa.
Komentar