Menyatakan pensiun dari level internasional setelah bermain di Piala Dunia 2018, Tim Cahill akan kembali memperkuat Timnas Australia.
Pemain berusia 38 tahun itu akan bermain kembali bersama Socceroos ketika menghadapi Lebanon. Laga tersebut menjadi momen perpisahan bagi dirinya setelah melakukan debut pada 2004 silam.
Pertandingan yang digelar pada 20 November mendatang menjadi salah satu persiapan bagi Australia dalam menghadapi Piala Asia. Rencananya, laga itu akan digelar di Sydney Olympic Park yang berada di kota kelahiran Cahill.
“Itu adalah kejutan. Saya mendapat telepon dari FFA (Federasi Sepakbola Australia), mereka menyiapkan pertandingan perpisahan untukku. Aku tak percaya itu,” kata Cahill. “Itu akan menjadi pertandingan paling emosional sepanjang hidupku.”
“Saya merasa terhormat bisa memiliki kesempatan untuk ambil bagian pada pertandingan perpisahan ini,” ucap Cahill, dikutip dari The Guardian. “Saya sangat mengapresiasi FFA serta Arnie (Graham Arnold, Pelatih Timnas Australia) yang memberikan kesempatan untuk saya mengenakan jersi untuk terakhir kalinya,” ia menambahkan.
Sepanjang kariernya membela Australia, Cahill telah mencatatkan 107 pertandingan dan mencetak 50 gol. Torehan gol itu menjadikan dirinya sebagai pencetak gol terbanyak bagi Australia, mengungguli Damian Mori (29) dan Archie Thompson (28)—pemain yang mencetak 13 gol dalam satu pertandingan saat Australia membantai Samoa Amerika dengan skor 31-0.
Prestasi terbaik Cahill menggunakan jersi kuning-hijau adalah ketika membawa mereka ke babak 16 besar Piala Dunia 2006. Bahkan pada perhelatan yang berlangsung di Jerman itu, Cahill menjadi pencetak gol pertama serta Man of the Match pertama yang berasal dari Australia.
Selain itu, ia juga berhasil merengkuh juara Piala Asia bagi Australia pada 2015. Gelar tersebut merupakan yang pertama sejak keikutsertaan negara tersebut pada kompetisi ini tahun 2007.
Tidak hanya berprestasi di level internasional bersama Australia, tetapi ia juga memiliki banyak pengalaman di berbagai klub. Millwall menjadi awal karier dirinya di kancah persepakbolaan Eropa.
Membela The Lions selama 6 musim, karier puncaknya dirasakan setelah berlabuh ke Everton. Dari 276 pertandingan, ia berhasil mencatatkan 68 gol di seluruh kompetisi. Raihan gelar pemain terbaik The Toffees musim 2004/05 juga menjadi bukti keberhasilan dirinya.
Petualangannya lalu berlanjut ke berbagai belahan dunia. Tercatat ia pernah memperkuat New York Red Bulls di Amerika Serikat, Shanghai Shenhua dan Hangzou Greentown di Tiongkok, serta Melbourne City di Australia.
Setelah itu, Cahill kembali ke Millwall yang tengah berjuang untuk kembali ke Liga Primer Inggris. Hanya setengah musim ia memperkuat Millwall. Kini ia baru saja memperkuat Jamshedpur yang berlaga di Indian Super League.
Kesuksesan yang diraih oleh Cahill bersama Timnas Australia serta pengalamannya bermain di berbagai klub menjadi kebanggaan tersendiri. Kontribusi yang ia berikan mampu mengharumkan nama Australia di kancah sepakbola internasional. Pantas bagi dirinya untuk mendapatkan laga perpisahan sebagai bentuk penghargaan atas prestasi yang diraih.
“Memberikan Timmy (Tim Cahill) dan publik kesempatan untuk mengucapkan selamat tinggal adalah penting untuk kami,” kata Arnold, Pelatih Australia.
“Kami merasa bahwa tidak ada cara terbaik untuk menghormati kontribusi dari Tim [Cahill] selain memberikan kesempatan untuk mendengar gemuruh penonton ketika dirinya bermain di kampung halamannya di Sydney untuk terakhir kalinya,” tutur CEO Federasi Sepakbola Australia, David Gallop, dikutip dari Reuters.
foto: freepressjournal.in
Komentar