Sejumlah mantan pemain Tim Nasional Indonesia dan beberapa pemain Timnas U-17 terlibat dalam laga amal untuk korban bencana gempa dan Tsunami yang menelan lebih dari dua ribu korban tewas di Stadion Gawalise, Palu, pada Rabu (21/11). Menghadapi kesebelasan setempat, Celebest All-Star, laga ini mampu menyedot ribuan masyarakat kota Palu yang terdampak bencana.
Kehadiran pemain-pemain seperti Firman Utina, Ponaryo Astaman, Ferry Rotinsulu, Nova Arianto, Charis Yulianto, Rochy Putiray, Muhammad Ridwan, Budi Sudarsono, hingga Witan Sulaeman nyatanya berhasil menjadi pelipur lara bagi para korban. Laga bertajuk "Charity Match For Palu, Donggala & Sigi" ini tampaknya memang dinanti-nanti masyarakat Palu.
"Pertandingannya bikin kita terhibur. Bikin masyarakat kota Palu semangat lagi. Mudah-mudahan pertandingan ini akan dilanjutkan lagi lewat event-event berikutnya, bukan cuma kali ini," ujar Wiwik, seorang ibu yang hadir bersama empat anggota keluarganya.
"Kami merasa senang sekali karena pemain-pemain idola kami bisa datang di kampung kami. Untuk kedepan semoga ini menjadi motivasi untuk anak-anak Palu bisa bangkit dan jadi pemain Timnas," timpal warga lainnya.
Pertandingan amal yang diinisiasi Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI), Munial Sports Group (MSG), Axel Care Project dan mendapatkan dari dukungan Kemenpora ini memang mampu menyedot antusiasme masyarakat setempat. Lebih dari 10 ribu penonton (kapasitas 20 ribu) hadir menyaksikan laga amal ini. Jumlah tersebut menjadi jumlah terbanyak penonton di Stadion Gawalise untuk pertandingan sepakbola.
"Yang suka sepakbola beneran cuma yang tadi di tribun samping, itu pendukung Celebest. Yang deket panggung (VIP) itu masyarakat biasa. Jadi emang lebih banyak masyarakat umumnya dibanding suporter bolanya. Kalau Celebest main juga penontonnya gak sebanyak tadi. Tapi emang cuma sepakbola sama musik yang bikin masyarakat Palu bisa berkumpul di stadion," ujar salah satu suporter Celebest.
Laga antara Timnas All-star vs Celebest All-star ini berakhir dengan skor 4-2. Laga ini awalnya berlangsung cukup serius sehingga penonton pun terbawa pertandingan. Namun ketika Valentino "Jebreeet" Simanjuntak, yang juga turut berpartisipasi pada acara ini, naik ke panggung dan mengomentari langsung jalannya pertandingan dengan gaya khasnya, penonton menjadi lebih sering tertawa walau laga tetap berjalan serius.
Saat turun minum, hiburan untuk masyarakat Palu berlanjut. Kali ini bukan dari para pemain Timnas ataupun Valentino, melainkan dari Wakil Walikota Palu, Sigit Purnomo, yang menyanyikan dua buah lagu sebelum babak kedua dimulai. Suasana semakin meriah karena selain Sigit alias Pasha "Ungu" naik panggung, pemilik Celebest FC sekaligus gitaris Slank, Abdee Negara, mengiringinya bernyanyi. Lagu yang dibawakan keduanya, bersama band lokal setempat, merupakan "Terlalu Manis" dari Slank dan lagu buatan Sigit sendiri yang menggunakan bahasa Palu.
Hiburan berlanjut ke babak kedua pertandingan. Valen yang sebelumnya menjadi komentator dadakan menghuni lini tengah Timnas All-star. Aksi-aksinya mengundang tawa penonton. Puncaknya ketika dirinya mencetak gol, memanfaatkan kehebatan Budi Sudarsono yang berhasil mengecoh kiper.
Meski terhibur dengan aksi-aksi para pemain Timnas All-star, masyarakat Palu nyatanya tetap mendukung Celebest All-star. Ketika peluang gagal menjadi gol, mereka turut menunjukkan ekspresi kecewa. Saat mampu mencetak gol, mereka juga memberikan tepuk tangan meriah.
Usai laga, para penonton menyerbu lapangan untuk berburu foto dan tanda tangan para pemain Timnas All-star. Meski lelah, para pemain Timnas All-star berusaha meladeni semua permintaan penonton. Rendy Juliansyah, Witan dan Ferry menjadi tiga sosok yang paling diincar masyarakat Palu. Dua nama terakhir memang pemain kelahiran asli Palu.
"Terima kasih atas antusias masyarakat Palu yang telah datang menyaksikan laga amal ini. Semoga laga amal ini menghibur masyarakat Palu dan mengembalikan semangat-semangat mereka yang habis terkena musibah," tutur Witan usai laga.
Selain melangsungkan laga hiburan ini, para penggagas acara ini menyerahkan juga menyerahkan donasi pada pemerintah kota Palu dengan total lebih dari 300 juta rupiah. Selain itu, 200 bola juga diberikan pada Asprov PSSI Sulawesi Tengah untuk disebarkan ke 20 Sekolah Sepakbola (SSB) yang daerahnya terdampak musibah.
Lebih dari materi, laga amal ini terselenggara sebagai upaya trauma healing untuk para korban terdampak dari para pesepakbola yang tergabung di APPI dan MSG. Dukungan sosial, rasa kebersamaan, dan mendengarkan curahan hati para korban memang bisa membantu pemulihan para korban dari bayang-bayang bencana yang telah menimpa mereka.
"Ini pasti akan sangat berdampak baik bagi masyarakat," tutur Sigit Purnomo. "Ini juga jadi obat jiwa atau pengobatan jiwa bagi masyarakat kita yang mungkin sampai hari ini masih terguncang akibat dampak bencana gempa dan tsunami. Insha Allah setelah kegiatan ini, paling tidak, kota Palu akan segera bangkit, kota Palu akan segera pulih."
[ar]
Komentar