PSM Makassar merupakan salah satu klub kuat di Liga 1 2018. Tapi di Piala Presiden 2019, mereka tak bertaji. Di akhir fase grup C, kesebelasan berjuluk Juku Eja ini menempati juru kunci tanpa sekalipun meraih kemenangan dan tanpa sekalipun mencetak gol. Namun hal itu menunjukkan konsistensi mereka dalam menghadapi Piala Presiden di mana mereka memang selalu tak mengincar gelar juara.
Dari empat edisi Piala Presiden yang mulai bergulir sejak 2015 itu, PSM tercatat hanya sekali berhasil lolos dari fase grup. Itu terjadi pada Piala Presiden edisi pertama. Ketika itu PSM yang tergabung di grup D bersama Borneo FC, Pelita Bandung Raya Bekasi dan Gresik United menjadi juara grup namun disingkirkan Mitra Kukar di fase gugur. Pada Piala Presiden 2015 sendiri PSM dilatih oleh Assegaf Razak.
Baru sejak 2017 PSM tidak jor-joran untuk mengincar kemenangan apalagi juara di Piala Presiden. Mereka bahkan sempat menyatakan tidak ingin berpartisipasi pada Piala Presiden 2017 karena jadwalnya yang bentrok dengan jadwal pemusatan latihan mereka. Walaupun begitu pada akhirnya tetap ikut Piala Presiden edisi kedua tersebut.
Ketika itu PSM sudah memulai era bersama Robert Rene Alberts. Robert akhirnya menyiapkan "Tim Utama" dan "Tim Kedua" untuk memaksimalkan pra-musim mereka dengan bermain di Piala Presiden dan pertandingan persahabatan di Makassar. Hal itu dilakukan karena menurutnya pra-musim adalah ajang memainkan semua pemain agar mereka siap menjalani kompetisi sebenarnya.
“Kamu lihat beberapa kesebelasan, mereka hanya bermain dengan pemain-pemain terbaik mereka. Mereka bahkan tidak merotasi pemain mereka yang lainnya. Itu bukanlah pra-musim. Jadi kamu akan membuat ketidakseimbangan sejak awal pra-musim jika melakukannya. Ini [adalah pra-musim yang] tidak benar,” kata pelatih berkebangsaan Belanda tersebut.
PSM tergabung di grup 3 bersama Persib Bandung, Persela Lamongan dan Persiba Balikpapan di Piala Presiden 2017. Meski menempati peringkat kedua pada akhir fase grup, PSM hanya mengoleksi poin tiga, sama dengan poin yang diraih Persela dan Persiba. PSM pun tak lolos ke babak berikutnya.
Robert masih menangani PSM pada musim 2018. Lagi-lagi PSM gagal lolos ke babak berikutnya di Piala Presiden 2018. Tergabung di grup A bersama Persib Bandung, Sriwijaya FC dan PSMS Medan, hanya tiga poin yang berhasil diraih dengan mengalahkan Persib. Pos juru kunci mereka tempati di akhir fase grup.
Saat itu Robert lebih vokal dalam menyuarakan sikap klub-klub Indonesia yang terlalu menyeriusi Piala Presiden. Pelatih kelahiran Amsterdam tersebut mengkritik kesebelasan-kesebelasan Indonesia yang mati-matian di Piala Presiden, melupakan esensi pra-musim.
“Saya melihat orang-orang lebih tertarik dengan uang hadiah maka semua bermain mati-matian di Piala Presiden. Ini seperti ada kompetisi sebelum dimulainya kompetisi yang sesungguhnya. Tentu itu bukan hal bagus bagi perkembangan sepakbola di sini. Ini hanya turnamen pra-musim, tidak perlu disikapi seperti kita berada dalam situasi hidup dan mati, ini bukan Piala Dunia, kita harus belajar menyeimbangkan setiap hal. Kami cukup lega, karena mengakhiri turnamen ini dengan tanpa adanya pemain yang cedera, karena tingginya tensi pertandingan di Piala Presiden," kata Robert.
Untuk Piala Presiden 2019 kali ini, PSM telah berganti juru taktik. Kali ini PSM dilatih oleh pelatih asal Bosnia-Swiss, Darije Kalezic. Tapi sama seperti Robert, eks pelatih De Graafschap ini juga tidak terlalu mengincar juara di turnamen pra-musim kali ini.
Indikasi itu terlihat pada susunan pemain PSM di setiap pertandingannya. Kalezic tidak pernah menurunkan skuat terbaiknya dalam tiga laga fase grup. Bahkan penyerang asing andalan mereka, Eero Markkanen, tidak pernah bermain sejak menit pertama. Pemain asing lain, yakni Wiljan Pluim, Aaron Evans, dan Marc Anthony Klok, hanya sekali masuk starting line-up. Zulham Zamrun, M. Rahmat, Ferdinan Sinaga dan Rizky Pellu juga hanya sekali tidak memulai laga dari bangku cadangan.
Baca juga: Salah Kaprah "Turnamen Pra-Musim" di Indonesia
Sama seperti Robert, Kalezic lebih ingin memberikan kesempatan semua pemain yang dimilikinya untuk unjuk gigi di Piala Presiden. Tapi dia pun punya alasan lain kenapa PSM tidak mengincar juara. Dia lebih fokus menyiapkan timnya untuk berlaga di Piala AFC 2019 yang sudah bergulir. Para pemain terbaik PSM dipersiapkan untuk kejuaraan antar kesebelasan Asia tersebut.
"Ya, tidak satupun dari tiga pertandingan ini kami memainkan skuat terbaik kami. Setelah satu bulan, tim terbaik atau skuat terbaik kami bakalan berbeda nantinya. Skuat terkuat kami di dua pertandingan AFC. Dan kami cetak 8 gol. Di kompetisi Presiden Cup ini kami membuat banyak peluang dan di setiap pertandingan kami membuat banyak peluang. Itulah yang terpenting buat saya," ujar pelatih berusia 49 tahun tersebut.
"Saya kira semua tim di grup ini mencoba yang terbaik untuk memenangi pertandingan dan berusaha untuk lolos ke tahapan selanjutnya. Sayangnya kami ada dalam situasi berbeda dengan klub-klub lain. Dan jadwal kami sangat padat antara pertandingan ke pertandingan lainnya dan Presiden Cup ini adalah turnamen yang tepat untuk melihat semua pemain saya. Saya mau melihat semua pemain saya. Dan setelah 3 pertandingan ini, ada banyak informasi yang saya butuhkan tentang pemain-pemain saya," sambungnya.
Baca juga: Rekam Jejak Darije Kalezic
Dari tiga laga Piala Presiden 2019 ini, PSM berturut-turut kalah dari Kalteng Putra, Persipura Jayapura dan PSIS Semarang. Semua kekalahan tersebut berskor akhir 0-1. PSM pun bernasib sama seperti Borneo, Mitra Kukar dan Perseru Serui yang menjadi kesebelasan tanpa satupun poin di Piala Presiden 2019 ini.
Meski begitu, siasat Kalezic untuk fokus di Piala AFC cukup berbuah manis. PSM saat ini menempati peringkat dua grup H hasil dari sekali menang dan sekali imbang. Empat poin yang mereka koleksi sama dengan poin yang dimiliki pemuncak klasemen sementara, Kaya-Iloilo (Filipina).
Setelah menahan imbang Home United di Singapura, PSM pesta gol ke gawang Lao Toyota (Laos). Di AFC Cup ini, Markkanen yang merupakan mantan pemain Real Madrid itu berhasil melesakkan total tiga gol. Satu hal positif lain adalah pemain lain seperti Pluim, Ferdinan, Zulham, dan Klok pun turut mencetak gol di mana ini menunjukkan bahwa lini serang PSM sebenarnya cukup tajam meski di Piala Presiden gagal mencetak satu gol pun.
Baca juga: Eero Markkanen: Gagal di Real Madrid, Terdampar di Indonesia
Simak opini, komentar, dan sketsa adegan Rochy Putiray bersama pemain naturalisasi gadungan dan agennya, terkait kebijakan naturalisasi yang hanya merupakan akal-akalan klub dalam menyikapi peraturan pemain asing serta merugikan Tim Nasional Indonesia untuk jangka panjang:
foto: pssi.org
[ar]
Komentar