Sekitar 10 tahun yang lalu, tepatnya musim 1998/99, Fiorentina merupakan kandidat juara Serie A. Memang total 21 gol Gabriel Batistuta hanya mampu membuat Fiorentina finis di peringkat ketiga; AC Milan juara diikuti Lazio di bawahnya. Namun itu adalah terakhir kali Fiorentina punya kans menambah trofi Serie A. Sekarang, Fiorentina adalah kesebelasan papan tengah bahkan kini terancam degradasi.
Pada musim ini, Fiorentina bisa saja terdegradasi dan berlaga di Serie B musim 2019/10. Di laga terakhir mereka akan menghadapi Genoa di Stadio Artemio Franchi, stadion kebanggaan mereka, Minggu (26/05). Meski sedang menduduki peringkat ke-15, Fiorentina bisa tergusur ke peringkat 18, atau peringkat teratas zona degradasi jika kalah dari Genoa; karena Genoa-lah yang menempati peringkat 18 dengan selisih tiga poin.
Jika Genoa mengalahkan Fiorentina, maka kedua kesebelasan akan sama-sama memiliki poin 40. Tapi minus 18 gol Genoa saat ini tak berarti jika mampu mengalahkan Fiorentina yang surplus dua gol pada selisih gol. Genoa akan unggul head-to-head, di mana ini menjadi keunggulan Genoa karena setelah poin sama, Serie A lebih dulu melihat head-to-head untuk menentukan klasemen jika poin sama. Pada pertemuan pertama, kedua kesebelasan bermain imbang 0-0.
Sebetulnya Fiorentina bisa selamat dari degradasi meski kalah jika di partai lain Udinese juga mengalami kekalahan. Saat ini Udinese punya poin sama dengan Fiorentina. Tapi Fiorentina unggul head-to-head setelah pada dua pertemuan Fiorentina menang sekali dan imbang. Walau begitu, Udinese akan bertandang ke markas Cagliari yang sedang dalam catatan buruk; tiga kalah dan satu imbang di empat laga terakhir sehingga kans Udinese untuk menang atau imbang cukup terbuka lebar.
Fiorentina juga bisa berharap pada Inter Milan yang berhadapan dengan Empoli di pekan terakhir. Empoli saat ini berada di peringkat ke-17 dengan poin 38. Jika Fiorentina kalah sementara Empoli kalah, maka Fiorentina bisa selamat dari degradasi dan kembali berlaga di Serie A musim depan; Empoli yang terdegradasi. Empoli saat ini sedang berada di tren positif, menang tiga kali beruntun.
Fiorentina sendiri sekarang sedang dalam performa terburuk jelang laga penentuan melawan Genoa. Skuat besutan Vincenzo Montella ini sedang dalam rentetan 13 laga tanpa kemenangan di Serie A. Kemenangan atas SPAL (4-1) pada 17 Februari silam menjadi kemenangan terakhir yang mereka rasakan. Setelah itu, Fiorentina mengalami 8 kekalahan dan 5 hasil imbang.
Montella sebenarnya baru menukangi Fiorentina sejak April 2019, menggantikan Stefano Pioli yang mengundurkan diri. Itu artinya baru tujuh pertandingan yang dia pimpin. Namun dari tujuh pertandingan ini, tidak ada sedikit pun perubahan berarti di tubuh Fiorentina. Imbang di laga debut menghadapi Bologna, Fiorentina asuhan Montella kalah enam kali secara beruntun dari Juventus, Sassuolo, AC Milan, Empoli, dan terakhir Parma. Termasuk kekalahan di semifinal Coppa Italia dari Atalanta.
Genoa yang bisa membenamkan Fiorentina ke jurang degradasi pun sebetulnya sama-sama dalam fase buruk. Mereka tengah tanpa kemenangan dalam semibilan laga. Kemenangan terakhir mereka raih atas Juventus akhir Maret silam. Dalam semibilan laga, Genoa imbang empat kali kalah lima kali.
Namun jika seandainya Fiorentina terdegradasi, ini akan jadi degradasi kedua Fiorentina dalam 10 tahun terakhir. Pada musim 2001/02 pun Fiorentina terdegradasi setelah menempati peringkat ke-17 (dari 18 kesebelasan). Bahkan saat itu Fiorentina harus terdegradasi ke Serie C2 atau Divisi keempat karena mengalami kebangkrutan.
Beruntung Serie B melakukan penambahan peserta dari 20 menjadi 24 kesebelasan dan Fiorentina mendapatkan hak tampil di Serie B lewat `sports merit` untuk menemani Genoa, Catania, dan Salernitana. Fiorentina kembali ke Serie A musim berikutnya setelah mengalahkan Perugia di babak play-off.
Kans Duo Milan ke Liga Champions
Selain zona degradasi, zona Liga Champions pun sama panasnya pada pekan terakhir. Baru dua kesebelasan yang memastikan diri ke Liga Champions, yakni Juventus dan Napoli. Dua tiket terakhir akan diperebutkan oleh Atalanta (66 poin), Inter Milan (66), AC Milan (65) dan AS Roma (63).
Atalanta berada di atas angin setelah mampu menahan imbang Juventus pada pekan ke-37. Kemenangan atas Sassuolo (peringkat 10) di laga terakhir akan membuat mimpi mereka tampil di Liga Champions terwujud. Skuat asuhan Gian Pero Gasperini ini sendiri belum kalah dalam 12 laga Serie A terakhir, sementara Sassuolo imbang dua kali dan sekali kalah dalam tiga laga terakhir.
Baca juga: Atalanta Sebagai Ajax-nya Serie A
Untuk Inter, mereka akan menghadapi Empoli (peringkat 17). AC Milan akan melawan SPAL (peringkat 11). Roma menghadapi Parma (peringkat 14).
Menariknya, keempat kesebelasan di atas bisa saja meraih poin sama di akhir klasemen, dengan syarat: Atalanta kalah, Inter kalah, Milan imbang, dan Roma menang sehingga keempatnya akan memiliki poin 66. Jika ini terjadi, klasemen akan ditentukan lewat head-to-head, lalu selisih gol.
Walau begitu, situasi di atas akan menyingkirkan Milan dan Roma dari zona Liga Champions. Secara head-to-head, Roma imbang menghadapi Atalanta dan Inter serta kalah dari Milan. Sementara itu Atalanta unggul head-to-head atas Inter, Inter unggul atas Milan, di sisi lain Milan unggul atas Atalanta. Maka selisih gol yang akan menentukan ketiganya. Saat ini Atalanta unggul dengan surplus 29 gol, diikuti Inter +23 dan Milan +18. Hanya kekalahan besar Atalanta dan Inter yang bisa membuat Milan ke Liga Champions lewat hasil imbang di laga terakhir melawan SPAL.
Pun begitu dengan Roma yang wajib menang besar atas Parma—setidaknya dengan selisih lima gol—sembari mengharapkan Atalanta, Inter dan Milan menelan kekalahan di laga terakhir. Dibanding Atalanta, Inter dan Milan, Roma memang punya kans paling kecil ke Liga Champions musim depan.
foto: acmilan.com
[ar]
Komentar