Juventus bermain imbang 3-3 melawan para pemain terbaik Liga Korea Selatan, K-League All-Stars. Laga yang digelar Jumat (26/7) itu menjadi agenda terakhir Juventus dalam menjalani tur pra-musim di Asia. Namun laga tersebut ternyata menyisakan masalah.
Pihak K-League merasa Juventus telah merugikan fans mereka di Korea Selatan karena ada sejumlah perjanjian yang tak dipenuhi pihak Juventus. K-League pun telah mengirimi surat keberatan tersebut pada Juventus.
"Kami sudah mengirim surat pada Juventus sebagai bentuk protes karena mereka melanggar perjanjian kontrak, salah satunya tidak bermainnya Ronaldo," kata Kim Jun-hyung, kepala PR K-League, seperti yang dikutip We Resist pada Rabu (31/07).
Ya, tidak bermainnya Cristiano Ronaldo jadi sumber kekecewaan terbesar para fans yang hadir di Stadion Olimpiade Seoul. Ronaldo hanya duduk di bangku cadangan hingga akhir pertandingan.
Isu tidak akan bermainnya Ronaldo sebenarnya sudah menyeruak sebelum pertandingan digelar. Lantas setelah 10 menit babak kedua berjalan Ronaldo tak kunjung juga dimainkan, CEO The Fasta, Promotor laga ini, sudah mengajukan komplain langsung pada Wakil Presiden Juventus, Pavel Nedved.
Namun Nedved tak bisa berbuat banyak lantaran sejak awal Ronaldo memang tidak akan dimainkan sesuai permintaan pelatih, Maurizio Sarri. Menurut eks pelatih Napoli dan Chelsea itu, Ronaldo mengalami kelelahan dan cedera otot. Ronaldo dan Presiden Juventus, Andrea Agnelli, sudah diberitahu langsung oleh Sarri soal hal ini sebelum pertandingan.
Tidak bermainnya Ronaldo sendiri menjadi puncak kekesalan K-League. Sebelum itu, pihak K-League sudah direpotkan oleh beberapa agenda yang dibatalkan oleh Juventus yaitu agenda meet and greet serta sesi makan malam penggemar bersama para pemain Juventus. Padahal untuk mengikuti kedua agenda tersebut, seorang penggemar harus membayar hingga 400 ribu won atau sekitar Rp4,7 juta (termasuk tiket pertandingan). Hal itu membuat mereka yang sudah mengeluarkan uang untuk itu marah besar.
"Setelah kembali dari agenda tanda tangan dengan tangan kosong, aku datang ke stadion pada pukul 8 malam. Tapi ketika aku datang, aku diberitahu kalau acara makan malam bersama pemain tidak ada. Aku bergabung dengan mereka yang protes karena aku sangat marah," kata seseorang fans seperti yang dikutip Korea Joon Gang Daily.
Kekecewaan penggemar juga bertambah karena pertandingan harus ditunda satu jam. Pertandingan rencananya digelar pada pukul 8 malam, namun skuat Juventus baru tiba di stadion pada pukul 8.15. "Jika pertandingan tidak digelar pada pukul 9 malam seperti permintaan mereka, maka mereka akan membatalkan pertandingan," ujar Jun-hyung.
Juventus juga dikabarkan sempat meminta pertandingan hanya digelar 2x40 menit dan waktu istirahat hanya selama 10 menit. Namun K-League bersikukuh tidak menyetujuinya karena itu tidak sesuai dengan aturan FIFA. Setelah lobi yang cukup alot, akhirnya pertandingan berlangsung dengan waktu normal: 2x45 menit plus 15 menit turun minum.
"Juventus arogan dan tidak menghormati kami. Perasaan kecewa dari lebih 60 ribu penonton tidak dapat terbendung," bunyi pernyataan resmi K-League.
Atas masalah ini, K-League meminta Juventus mengembalikan uang pembayaran (match fee) sebesar 800 juta won atau Rp9,4 miliar. Untuk berada di Korea Selatan selama 12 jam, Juventus sendiri mendapatkan bayaran sekitar 3,5 miliar won atau Rp41,4 miliar.
Tuntutan itu tak lepas dari tuntutan fans yang meminta uang kembali di mana mereka pun telah melaporkan masalah ini ke jalur hukum. Bahkan menurut pengacara mereka, para fans patut mendapat pengembalian uang dengan total 1,07 miliar won dengan rincian 70 ribu won untuk tiket, seribu won untuk kompensasi kerugian ini, dan 1 miliar won untuk sikap buruk yang dilakukan Juventus.
Pihak Juventus sendiri berdalih bahwa kejadian itu terjadi karena adanya delay pesawat dari Nanjing (Tiongkok) ke Seoul (Korea Selatan). Sampai artikel ini ditulis, belum ada respons resmi dari pihak Juventus terkait protes yang dikirimkan oleh pihak K-League.
[ar]
Komentar