Pembinaan pemain sepakbola bisa berjalan dalam jangka pendek dan panjang. Bagi PSSI, Garuda Select bisa tergolong proyek jangka pendek sekaligus jangka panjang. Pada persiapan Piala Dunia U20 misalnya, akan cukup adil menilai Garuda Select sebagai cara instan mendapatkan talenta sepakbola.
Namun semua yang instan memang belum tentu buruk. Apalagi dalam perspektif Piala Dunia U20, Indonesia tergolong dadakan untuk ditunjuk sebagai tuan rumah pada 2021. Dua tahun itu bukan waktu yang panjang, lho. Di sini lah Garuda Select memiliki peran penting.
Pemusatan latihan Garuda Select memang tak berlangsung dalam rentang waktu yang panjang. Angkatan pertama Garuda Select berlatih selama lima bulan sejak Januari 2019. Mereka menjalani pemusatan latihan di Inggris.
Garuda Select untuk Piala Dunia U20 2021
Ada 24 pemain yang dibina oleh Dennis Wise sebagai direktur program dan Des Walker sebagai pelatih. Bagi Garuda Select, mereka bukan hanya menghadapi kesebelasan lawan, melainkan juga cuaca yang tak familier dan rasa rindu dengan kampung halaman.
Sepanjang berlaga di Inggris, Garuda Select angkatan pertama berlaga 17 kali dengan rekor 5 kemenangan, 4 hasil seri, dan 8 kali kalah. Mereka sempat kalah telak 2-7 ketika melawan Arsenal U16 dan Chelsea U16. Namun mereka juga bisa menghajar Blackburn Rovers U18 empat gol tak berbalas.
Garuda Select angkatan pertama ternyata memikat banyak penggemar sepakbola tanah air. Siaran langsung pertandingan mereka secara total ditonton hingga 4,7 juta kali. Animo tinggi masyarakat menunjukkan bahwa mereka menaruh harapan kepada Bagus Kahfi dkk.
Saksikan cerita perjalanan Bagus Kahfi dan kawan-kawan dalam Garuda Select the Movie. (Link Streaming)
Selain si kembar Bagus Kahfi dan Bagas Kaffa, nama-nama penggawa tim ini mulai terpatri di kepala para pecinta sepakbola tanah air, seperti Mochammad Supriadi, Brylian Aldama, David Maulana, hingga Ernando Ary.
Para pemain di atas kemungkinan besar akan menjadi pemain-pemain kunci Indonesia ketika menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 2021 mendatang.
Berharap Asia Bisa Berbicara Banyak
Pertama kali ditunjuk sebagai penyelenggara turnamen level dunia semacam ini, tantangan bagi Indonesia bukan hanya kesuksesan penyelenggaraan karena akan menjamu 23 tim lain dari enam konfederasi berbeda.
Indonesia—melalui timnasnya—dituntut menyuguhkan perlawanan gigih untuk menegaskan posisi Garuda dalam peta sepakbola dunia, meski ini hanya turnamen untuk kelompok umur.
Indonesia beserta empat wakil AFC (Asia) lainnya sebaiknya tak pesimis menghadapi turnamen level internasional. Sudah ada Korea Selatan yang menjadi wakil Asia yang membanggakan di Piala Dunia U20.
Pada Piala Dunia U20 2019 yang digelar di Polandia, Korea Selatan mampu menjadi runner-up setelah kalah 1-3 dari Ukraina di pertandingan puncak. Hasil Taegeuk Warriors Muda ini menunjukkan bahwa negara-negara Asia bisa saja menjadi penantang. Sejauh ini pula belum ada wakil AFC yang berhasil menjadi juara di Piala Dunia U20.
Bukan Barang Baru di Program Pembinaan PSSI
Garuda Select bukan program pembinaan usia muda pertama yang dilakukan PSSI dengan cara berlatih di luar negeri. Dua program terdahulu yang paling terkenal adalah PSSI Primavera dan SAD (Sociedad Anónima Deportiva).
Pada era 1990-an, PSSI Primavera dibawa ke Italia dan berhasil menghasilkan pemain bintang seperti Kurniawan Dwi Yulianto dan Bima Sakti. Sementara program SAD dilakukan di Uruguay dengan melibatkan anak-anak muda Indonesia usia di bawah 19 tahun.
Berbeda dengan para pendahulunya, kali ini Garuda Select punya rencana jangka panjang juga. Setiap tahun akan ada 24 pemain yang diberangkatkan dari hasil kompetisi Elite Pro Academy U16 dan U18.
Itu artinya, setidaknya akan ada sekitar 250 jebolan Garuda Select yang sudah mendapatkan pelatihan level dunia pada 2024 nanti.
Pada 9 Oktober 2019 lalu, Garuda Select angkatan kedua resmi diberangkatkan oleh PSSI. Total 18 pemain ditambah 6 penggawa lama bakal menjalani pertandingan di Inggris dan Italia. Tim ini punya agenda menghadapi kesebelasan-kesebelasan seperti Manchester City, Internazionale Milan, dan AC Milan.
Pertandingan-pertandingan Garuda Select angkatan kedua dapat ditonton melalui live streaming Mola TV, termasuk duel termutakhir pada Rabu (6/11/2019) kontra Milton Keyes Dons pukul 20.00 WIB. Tantangan tersendiri ada di bahu anak-anak muda angkatan kedua ini, untuk menyuguhkan kualitas, kedisiplinan, dan fokus seperti angkatan sebelumnya.
Menuju Olimpiade Paris 2024
Pada Olimpiade 1956 di Melbourne, Timnas Sepak Bola Indonesia yang diperkuat kiper legendaris Maulwi Saelan harus terhenti di perempat final. Menghadapi Uni Soviet yang punya penjaga gawang seperti Lev Yashin, Garuda sempat bermain imbang 0-0. Namun dalam laga ulangan, empat gol tak terelakkan masuk ke gawang Indonesia.
Hingga kini, tidak ada generasi yang mampu mengikuti jejak timnas kala itu. Garuda Select, meski masih butuh perjalanan panjang, setidaknya membuat banyak orang bermimpi, akan ada Timnas Indonesia U23 dalam cabang sepak bola pada Olimpiade 2024 di Paris.
Jadi, dalam jangka pendek kita bisa melihat kualitas pembinaan sepakbola yang dilakukan PSSI melalui Garuda Select pada Piala Dunia U20 2021. Sementara untuk jangka menengah, kita bisa melihat apakah Indonesia lolos atau tidak ke Olimpiade 2024.
Kemudian untuk jangka panjang, baru lah kita benar-benar bisa menilai apakah Garuda Select merupakan program yang tepat. Mungkin masih 15-20 tahun lagi paling cepat. Satu hal yang jelas, melalui Garuda Select, PSSI sepertinya sudah melakukan hal tepat untuk jangka pendek—yang seringnya dikonotasikan negatif karena Indonesia suka semua hal berbau instan.
Seluruh pertandingan Garuda Select dapat ditonton melalui live streaming Mola TV. Demikian pula pertandingan Timnas Indonesia U19 dan Piala Dunia U17 2019.
Komentar