Kekalahan Leicester City berarti Arsenal akan naik ke puncak klasemen sementara Premier League jika mampu meraih kemenangan di kandang Southampton. Mengingat Southampton kalah lima kali dan belum pernah menang dalam enam pertandingan terakhirnya ini akan menjadi misi yang terbilang mudah.
Tapi kenyataannya tidak demikian. Terdapat beberapa faktor yang membuat Arsenal gagal menang. Berikut lima catatan utama dari kemenangan besar Southampton melawan kandidat juara musim ini.
Mental juara apanya?
Arsenal sanggup mengalahkan lawan mereka dalam pertarungan langsung yang taruhannya besar, namun tidak dalam pertandingan yang tidak mempertaruhkan apa pun. Mental juara Arsenal bekerja ketika mereka dihadapkan kepada kesulitan nyata, namun tidak ketika segalanya tersedia.
Dalam pertandingan yang harus mereka menangi demi lolos ke 16 besar Champions League, Arsenal menang melawan Olympiakos. Dalam pertandingan yang harus mereka menangi agar tidak tergeser ke peringkat ketiga di tabel klasemen sementara Premier League, Arsenal mengalahkan Manchester City.
Kekalahan Leicester City dari Liverpool berarti Arsenal, yang berselisih dua angka tepat di belakang mereka, bisa menduduki peringkat pertama jika menang melawan Southampton. Laga ini mempertaruhkan peringkat peringkat pertama, tapi situasinya agak lebih menyenangkan bagi Arsenal karena kalah pun mereka tidak akan tergeser dari peringkat kedua. Hasilnya? Arsenal kalah empat gol tanpa balas.
Arsenal butuh pemain(-pemain) baru
Mathieu Flamini keluar di menit ke-73, penggantinya Calum Chambers. Bisa jadi Flamini cedera. Bisa jadi Arsène Wenger sudah tidak melihat kemungkinan menang dalam keadaan tertinggal tiga gol tanpa balas dan ia menggunakan kesempatan ini untuk melihat seberapa siap Chambers dipercaya menjadi gelandang bertahan utama dalam masa-masa sulit. Apa pun alasan sebenarnya, Chambers terlihat belum siap.
Menyalahkan Chambers untuk kegagalannya mengatasi Dušan Tadi? sehingga tercipta assist untuk gol keempat Southampton mungkin berlebihan, karena pemain mana pun bisa saja melakukan kesalahan dan para pemain Arsenal memang bermain buruk di pertandingan ini. Namun kegagalan Chambers dan Alex Oxlade-Chamberlain menjadi pembeda (seperti Chambers, Oxlade-Chamberlain juga masuk sebagai pemain pengganti dan melakukan kesalahan yang dimanfaatkan Southampton menjadi gol) di saat para starter bermain buruk membuat dua hal semakin jelas terlihat: skuat Arsenal tidak cukup dalam dan para pemain pelapis tidak sanggup menjadi pembeda. Arsenal membutuhkan pemain-pemain baru.
Southampton efektif
Sepanjang babak pertama Southampton kalah segalanya dari Arsenal. Penguasaan bola, akurasi umpan, segalanya. Kecuali satu hal: jumlah tembakan. Itu pun hanya unggul satu â Southampton 6-5 Arsenal â dan soal tembakan tepat sasaran, Arsenal mengungguli Southampton dengan dua tembakan tepat sasaran berbalas satu saja. Namun dari satu tembakan tepat sasaran itu Southampton mencetak satu gol sementara kedua tembakan tepat sasaran Arsenal dapat dengan mudah diatasi Maarten Stekelenburg.
Dengan kata lain, Southampton efektif. Efektivitas Southampton berlanjut ke babak kedua. Untuk mencetak tiga gol pertamanya Southampton hanya membutuhkan tiga tembakan tepat sasaran saja.
Tidak hanya itu. Para pemain Southampton yang di atas kertas tidak lebih baik dari Arsenal menyembunyikan kekurangan mereka dengan memberi hasil yang tepat di saat yang tepat. Cuco Martina, si pencetak gol pertama, tidak melepas satu umpan silang, tidak sekalipun melewati lawan, dan tidak sekalipun melepas umpan kunci di babak pertama. Akurasi umpannya pun hanya 36%.
Namun ketika dihadapkan kepada satu bola liar ia melepas tendangan jarak jauh yang baik. Sangat baik sehingga penjaga gawang sekelas Petr ?ech pun tak mampu berbuat banyak. José Fonte, sebelum melompat dan menyundul masuk umpan sepak pojok Ryan Bertrand ke gawang Arsenal, kalah dalam setiap duel udara yang ia lakoni. Para pemain Southampton menyengat di saat yang tepat.
Arsenal manja
Proses terciptanya gol pertama Arsenal, ada pemain Southampton yang offside. Gol kedua seharusnya tidak tercipta karena Shane Long melanggar Laurent Koscielny. Gol ketiga seharusnya tidak tercipta karena Arsenal seharusnya mendapat tendangan gawang, bukan Southampton yang mendapat sepak pojok. Semua itu merupakan dalih Arsène Wenger.
Tayangan ulang membuktikan Wenger tidak salah, namun pengambil keputusan pertandingan bukan tayangan ulang. Wasit mengambil keputusan dan keputusannya final. Arsenal seharusnya tidak banyak protes dan terus bermain.
Keputusan-keputusan wasit yang merugikan dan permainan Southampton yang keras membuat perhatian Arsenal dari membangun serangan dan bermain dengan cara mereka teralihkan karena keperluan mempertanyakan keputusan wasit. Hasilnya Arsenal beberapa kali kecolongan di area sepertiga pertama mereka sendiri karena pecahnya konsentrasi membuat koordinasi pertahanan Arsenal menjadi kacau. Kedua gol Shane Long dan satu gol José Fonte adalah contoh keberhasilan Southampton memaksimalkan kekacauan Arsenal.
Southampton kembali menang
Hari ketujuh bulan November tahun ini menjadi kali terakhir Southampton meraih kemenangan. The Saints menang tandang melawan Sunderland berkat gol semata wayang Dušan Tadi?. Setelahnya tidak pernah lagi Southampton menang. Mereka kalah kandang 0-1 melawan Stoke City lalu kalah tandang 1-3 melawan Manchester City, keduanya di Premier League. Kemudian Southampton kalah telak 1-6 ketika berhadapan dengan Liverpool di Capital One Cup.
Keadaan membaik saat Southampton bermain imbang 1-1 melawan Aston Villa di Premier League. Namun satu poin tersebut tak diiringi poin-poin lainnya karena kekalahan tandang melawan Crystal Palace (0-1) dan kandang melawan Tottenham Hotspur (1-3) mengiringi hasil tersebut. Enam pertandingan tanpa kemenangan â lima di antaranya kalah â bukan modal yang baik untuk melawan Arsenal yang baru melengkapi tiga kemenangan beruntun mereka dengan kemenangan penting melawan Manchester City.
Namun itu semua Southampton buat tidak berarti. Dengan pemainan menekan yang menghambat permainan mengalir Arsenal mereka meraih kemenangan telak empat gol tanpa balas.
Komentar