Manajemen Sunderland resmi memperpanjang kontrak Gustavo Poyet hingga 2016. Sebuah kesepakatan yang telah memupuskan harapan Southampton untuk memboyong pria asal  Uruguay itu ke St. Mary Stadium.
Hasil buruk yang menimpa Sunderland di awal musim, membuat manajer sebelumnya, Paolo Di Canio, dipecat pada 22 September 2013. Manajemen lalu menunjuk Gustavo Poyet, Â yang mulai resmi bekerja pada 8 Oktober 2013.
Lewat situs resminya, manajemen Sunderland mengungkapkan kegembiraan mereka terhadap penandatanganan kontrak ini. âSunderland AFC telah mengumumkan bahwa hari ini pelatih kepala Gustavo Poyet telah menandatangani kontrak baru di Stadium of Light. Dengan demikian, ia akan bertahan  di Wearside hingga 2016.â
Manajemen Sunderland menyatakan, keberhasilan Gus Poyet membawa Sunderland tetap bertahan di Premier League adalah salah satu alasannya.
Poyet memaparkan stabilitas di dalam tim adalah kunci jangka panjang dan merupakan sebuah kesuksesan yang berkelanjutan untuk klub sepakbola.
âKontrak baru ini merupakan sebuah kemajuan. Ini merupakan tantangan yang berbeda bagi saya dan klub. Saya akan menikmati tahap berikutnya dengan Sunderland. Kami telah mencapai banyak hal musim lalu, bekerja sama dengan klub dan para fans, dan kami memilik banyak kenangan sepanjang musim. Saya sudah tidak sabar membuka lembaran baru bersama Sunderland,â tuturnya.
Pertarungan di Dasar Klasemen
Sebenarnya, Sunderland di bawah arahan Gus Poyet tak bagus-bagus amat. Mereka mengalami 14 kali kekalahan dari 31 pertandingan. Bersama Gus Poyet pula, Sunderland sempat mendiami posisi juru kunci klasemen selama 13 minggu.
Bahkan, pada pekan ke-32, Sunderland masih bertengger di posisi juru kunci. Karenanya, banyak juga yang memperkirakan The Black Cats akan terdegradasi di akhir musim.  Terlebih, enam lawan terakhir mereka adalah tim besar. Macam Manchester City, Chelsea, dan Manchester United.
Tapi tuah Gus Poyet justru baru terasa di enam pertandingan terakhir Sunderland. Ia memulainya dengan menahan imbang Manchester City. Di pertandingan berikutnya, Sunderland bahkan mengalahkan Chelsea, kala bertandang ke Stamford Bridge. Dua hasil positif ini ternyata tidak mengubah posisi Sunderland di klasemen. Mereka masih menempati posisi juru kunci.
Pertandingan menghadapi Cardiff City adalah pertarungan hidup dan mati. Sama seperti Sunderland, Cardiff  juga tengah berjuang menjauhi zona degradasi. Namun, The Black Cats akhirnya memenangi pertandingan itu dan merangkak ke peringkat 17 klasemen.
Pertandingan selanjutnya juga tidak mudah. Lawan yang mereka  hadapi adalah Manchester United yang sedang mengincar Zona Eropa. Meski United tampil dengan nuansa baru, pasca pemecatan David Moyes, nyatanya Sunderland berhasil mencuri tiga angka di Old Traffod, lewat  gol semata wayang Sebastian Larsson di babak pertama.
Kemenangan atas United itu membangkitkan semangat juang anak-anak Stadium of Light. Karena, jika memenangi matchday 37, menghadapi West Bromwich Albion, maka Sunderland akan dipastikan  bertahan di Premier League pada musim 2014-2015. Dan akhirnya, Sunderland memenangi laga itu dengan skor 2-0.
Sebenarnya, tuah Poyet berakhir di pekan ke-38 lalu. Manakala Sunderland kalah dari Swansea City, 1-3, di depan publiknya sendiri. Namun hasil itu tidak terlalu berdampak banyak pada posisi Sunderland di tabel klasemen. Mereka tetap nyaman bertengger di posisi 14.
Ya, Sunderland di bawah asuhan Poyet memang tak terlalu berprestasi di Liga Inggris musim ini. Tapi, jangan lupakan juga, di bawah tangan dingin mantan pemain Chelsea ini, Sunderland berhasil menembus partai final Piala Liga.
Musim depan tentu akan menjadi pembuktian bagi Poyet. Penambahan pemain baru diharapkan dapat memperkuat kondisi The Black Cats untuk setidaknya, bersaing di papan tengah Liga Inggris musim depan. Selamat berjuang, Gus!
Sumber Gambar: Mirror.co.uk
[fva]
Komentar