Laga leg pertama babak 16 besar Liga Champions yang berlangsung di Estadio da Luz, menghasilkan kubu tuan rumah, Benfica, keluar sebagai pemenang dengan mengalahkan Zenit. Gol dari Jonas jelang babak dua berakhir menjadi satu-satunya gol yang tercipta pada laga ini.
Pada pertandingan ini, Benfica menggunakan formasi andalannya, 4-4-1-1 dengan mengandalkan kekuatan Nicolas Gaitan dan Pizzi di sayap, Renato Sanches dan Samaris di lini tengah, Jonas sebagai second striker, dan Konstantinos Mitroglou sebagai target man. Di sisi lain, Zenit St. Petersburg menggunakan formasi 4-2-3-1, dengan mengandalkan kekuatan Axel Witsel dan Javi Garcia sebagai poros ganda di tengah, Hulk sebagai second striker, Danny dan Shatov sebagai gelandang sayap, dan Dzyuba sebagai target man.
Awal babak pertama, Zenit St. Petersburg berusaha mengambil inisiatif serangan dengan menciptakan peluang melalui set-piece Hulk. Tapi setelah itu, Benfica mulai perlahan mendominasi pertandingan.
Kecenderungan Benfica pada babak pertama ini adalah dengan menyerang dari sayap kiri, atau melalui sisi kanan pertahanan Zenit. Benfica pun ternyata sesekali kerap melakukan serangan dari sayap kanan sesekali menyerang dari sayap kanan, atau sisi kiri pertahanan Zenit. Bisa dibilang kalau dalam match kali ini Benfica benar-benar menggunakan sektor sayap untuk menyerang pertahanan Zenit, seperti yang tergambar dalam rataan umpan berikut ini.
Statistik rataan umpan Benfica dan Zenit. Sumber: Squawka
Hal yang sama juga dilakukan oleh Zenit. Zenit juga gemar menyerang melalui sayap lewat posisi yang ditinggalkan Gaitan dan Pizzi. Sayang, Andre Almeida dan Eliseu pun bermain sama bagusnya untuk menghadang Danny dan Shatov yang gemar menerobos lewat sayap.
Namun pada dasarnya Benfica juga merasakan hal yang sama. Mereka sulit menembus karena Criscito dan Anyukov tidak terlalu bernafsu untuk maju. Sisi tengah pun bisa terjaga karena Witsel dan Javi Garcia bermain baik dengan menutup Jonas dan Renato Sanches.
Hasilnya, Mitroglou terisolasi selama babak pertama. Belum lagi bek tengah Zenit, Garay dan Lombaerts bermain cukup apik menjaga Mitroglou secara bergantian. Inilah kenapa peluang yang baik salah satunya hanya melalui Jonas yang berani berspekulasi melakukan tendangan dari luar kotak penalti.
Untuk babak kedua sendiri, di awal tidak ada perubahan untuk formasi ataupun untuk susunan pemain. Benfica masih sama seperti babak pertama, mengandalkan serangan dari sayap untuk pada akhirnya memberikan crossing ataupun ruang kepada para pemain yang ada di tengah seperti Renato Sanches dan Jonas untuk merangsek masuk ke  dalam kotak penalti.
Di sisi lain, Zenit St. Petersburg juga masih bermain sedikit pasif, dan belum terlalu bernafsu untuk maju menyerang. Namun, di awal babak kedua, tepatnya di menit ke-52 Axel Witsel mulai berani untuk merangsek maju dan menghasilkan dua peluang, melalui tendangan dan melalui sundulannya. Sayang, di menit ke-58 Javi Garcia mendapatkan kartu kuning, yang berarti dia akan melewatkan pertandingan leg ke-2 di Petrovsky Stadium.
Terisolasi, dan juga karena ketidakmampuannya dalam menciptakan ruang, Mitroglou akhirnya digantikan di menit ke-62 oleh Raul Jimenez. Masuknya Jimenez ini memberikan dampak positif bagi sisi penyerangan Benfica yang lebih variatif karena Jimenez mau membuka ruang. Hasilnya adalah Domenico Criscito, yang begitu tangguh di babak pertama karena kehebatannya dalam menghalau serangan sayap Benfica, mendapatkan kartu kuning kedua karena melanggar Jimenez yang berusaha merangsek masuk.
Masuknya Jimenez membuka ruang juga membuat pemain sayap dari Benfica mulai mendapatkan ruang untuk merangsek masuk ke dalam kotak. Salah satunya adalah Nicolas Gaitan yang berhasil menciptakan shoot on goal pada menit ke-68. Sayang, tendangannya masih mampu ditepis dengan baik oleh kiper Zenit, Lodygin.
Ternyata, kasus Mitroglou ini pun terjadi di tim Zenit. Dzyuba, yang juga tidak mampu untuk membuka dan menciptakan ruang, digantikan oleh Aleksandr Kokorin di menit ke-72. Ini adalah debut Kokorin di Liga Champions Eropa setelah dia pindah ke Zenit dari Dynamo Moscow.
Di menit ke-70, Benfica kembali berusaha melakukan pergerakan dengan mengganti Pizzi yang kurang optimal dengan Carcela-Gonzalez. Kehadirannya diharapkan dapat membuat serangan sayap Benfica menjadi lebih tajam dan menjaga keseimbangan dengan Gaitan yang bekerja cukup baik di sayap kanan.
Zenit juga melakukan pergerakan dengan mengganti Shatov dengan Yuri Zhirkov di menit ke-80. Sebuah hal yang cukup disayangkan karena sebenarnya Shatov bermain cukup baik dan beberapa kali berkombinasi dengan Danny ataupun Criscito yang merangsek maju ke depan untuk menciptakan peluang. Namun, di menit ke-86, Danny pun digantikan oleh Mauricio.
Petaka bagi Zenit terjadi di menit-menit akhir. Criscito yang sudah mendapatkan kartu kuning di menit ke-67 kembali mendapatkan kartu kuning di menit ke-88. Walhasil, kartu merah pun keluar dari saku wasit yang mengakibatkan Criscito harus keluar dari lapangan.
Tidak sampai situ, sialnya free kick yang berasal dari pelanggaran Criscito ini mampu dimanfaatkan dengan baik oleh Benfica. Setelah crossing yang berkali-kali gagal, kali ini Jonas, yang juga disebut sebagai pemain yang berbahaya oleh Andre Villas-Boas, berhasil memanfaatkan umpan free kick Nicolas Gaitan dengan sundulan di menit ke-91. Jonas berhasil menyelinap di antara Hulk dan Axel Witsel, lalu menempatkan bola di sudut kanan gawang Zenit kawalan Lodygin. 1-0 untuk Benfica.
Proses terciptanya gol Jonas. Sumber: Squawka
Pertandingan pun berakhir untuk kemenangan Benfica. Akhir yang manis dari permainan sayap Benfica yang kemudian diakhiri dengan set piece mengagumkan.
Sumber: Squawka
Komentar