Jika ada satu kesebelasan di Inggris yang dikenal luas sebagai pelaku praktik permainan keras (dan pada prosesnya seringkali dipandang sebagai tim yang kasar), kesebelasan tersebut pastilah Stoke City Football Club. Kesebelasan yang berasal dari kota Stoke-on-Trent di Staffordshire tersebut sering diolok-olok sebagai tim rugby.
Berbicara mengenai Stoke dan permainan keras mereka, siapapun pasti sulit untuk tidak menyinggung nama Arsenal dalam pembicaraan. The Gunners pernah kehilangan seorang pemain muda berbakat karena terjangan yang di Inggris dikenal sebagai horror tackle.
Di awal tahun 2010, Aaron James Ramsey menderita patah kaki akibat tackle Ryan Shawcross. Shawcross, yang hingga saat ini masih bermain di Stoke dan sudah menjabat posisi kapten, saat itu menerima kartu merah dan meninggalkan lapangan sembari menangis.
Semalam Arsenal dan Stoke kembali bertanding melawan satu sama lain. Dan semalam juga Stoke kembali memaksa Arsenal kehilangan pemain. Jahilnya Marko Arnautovi? membuat Mathieu Debuchy terjatuh. Walaupun bola yang dikejar oleh keduanya sudah meninggalkan lapangan, Arnautovi? menyenggol Debuchy saat pemain berkebangsaan Perancis tersebut belum mendarat dari lompatan kecil yang ia lakukan. Karenanya Debuchy terjatuh dan menderita dislokasi bahu.
Arsène Wenger, manajer Arsenal, berusaha tenang. Ketika dimintai keterangan mengenai tindakan Arnautovi?, Wenger berkata bahwa dirinya tidak melihat insiden tersebut dengan jelas. Sebagai catatan, biasanya jawaban seperti itu ia berikan ketika media meminta keterangan Wenger mengenai pelanggaran yang dilakukan oleh pemainnya sendiri.
Wenger juga tidak menunjukkan kemarahan ketika media berusaha mencari tahu apakah permainan keras Stoke di pertandingan semalam membuatnya geram. Pria asal Perancis tersebut malah menggunakan kesempatan itu untuk memuji para pemainnya.
âIni bukan pertandingan yang kotor dan saya rasa kami membuatnya tetap bersih karena kami bergerak dengan baik dan tidak memberi mereka kesempatan â kami memainkan bola dengan begitu cepat sehingga kami tidak memberi mereka kesempatan untuk memainkan terlalu banyak kontak fisik,â ujar Wenger.
Terlepas dari geram atau tidaknya Wenger kepada Stoke, mereka tetap kehilangan pemain. Debuchy sudah pasti tidak akan bermain ketika Arsenal berhadapan dengan Manchester City . Bersama Kieran Gibbs yang belum sembuh dari cedera pergelangan kaki, Debuchy menjadi âperwakilanâ dari krisis lini belakang yang nampaknya belum akan berakhir dalam waktu dekat.
Bagaimanapun, tetap ada sisi baik di balik cedera Debuchy. Dislokasi bahu yang membuatnya menepi membuat Wenger mengungkap aktivitas transfer Arsenal yang biasanya sangat dirahasiakan. Arsenal sedang melakukan pergerakan di pasar pemain untuk mencari seorang bek tengah.
âCedera Debuchy tidak terlalu banyak memberi pengaruh karena bagaimanapun kami sedang berada di pasar pemain. Monreal dan Debuchy dapat bermain sebagai bek tengah, namun jika Gibbs tidak ada maka Monreal tidak dapat bermain sebagai bek tengah dan jika Debuchy tidak ada ia tidak dapat bermain sebagai bek tengah. Di posisi itu kami kekurangan jumlah pemain,â ujar Wenger.
Musim ini Arsenal hanya memiliki dua bek tengah senior: Per Mertesacker dan Laurent Koscielny. Walaupun jumlah bek tengah yang ia miliki sangat jauh dari kata ideal, Wenger tetap enggan membeli bek tengah baru. Ia bertahan dengan kebiasaan lama karena merasa bahwa tiga orang fullback yang ia miliki; Debuchy, Gibbs, dan Calum Chambers juga dapat bermain sebagai bek tengah (semasa masih di Arsenal, Bacary Sagna juga pernah dimainkan sebagai bek tengah).
Cedera Debuchy dan Gibbs yang belum sembuh, pada akhirnya, membuat Wenger mengalah. Cedera yang menimpa dua fullback miliknya membuat Wenger tak lagi merahasiakan pencarian bek tengah yang sedang ia lakukan.
Komentar