Berita

by Aqwam Fiazmi Hanifan

Aqwam Fiazmi Hanifan

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Baru-baru ini Angel di Maria telah memecahkan rekor sebagai pemain termahal di Liga Inggris dan Manchester United. Diboyongnya Di Maria dari Real Madrid dengan angka € 75 juta euro menjadi pemecah rekor tersebut.

Tak ada yang menyangsikan kemampuan Di Maria sebagai pesepakbola. Saat berumur 19 tahun, kepindahannya dari Rosario Central ke Benfica dihargai hingga € 8 juta euro, angka yang cukup besar untuk pemain muda yang tak bermain di liga eropa. Lantas performanya yang apik bersama Benfica membuat Madrid rela merogoh kocek € 25 juta euro untuk memboyongnya ke Bernabeu.

Selama empat tahun berkostum Real Madrid, 52 assist dan 26 gol telah Di Maria berikan bagi Los Galaticos. Karena itu wajar saja demi bisa memakai jasa Di Maria, MU harus merogoh kocek lebih dalam.

Namun siapa sangka lepas dari bursa transfer saga yang dialami Di Maria, pemain ini nyatanya pernah mengalami perpindahan dengan cara yang cukup lucu.  Hal ini terjadi 20 tahun lalu, lebih tepatnya tahun 1994 saat Di Maria masih berusia 6 tahun.  Bakatnya sebagai pesepakbola memang sudah tercium sejak dulu kala. Berdasarkan laporan Mirror, sang ibu yakni Diana sudah memasukan Di Maria ke akademi sepakbola sejak umur 4 tahun. Hal ini dilakukan untuk mengontrol sikap Di Maria yang dinilai terlalu hyperaktif. Klub junior yang Di Maria bela adalah El-Torito.

Pada saat umur 6 tahun, dalam sebuah kompetisi lokal Di Maria mencetak 64 gol. Hal inilah yang menarik minat pencari bakat klub Rosario Central, Tulio Zof untuk merekrutnya. Namun betapa alot negosiasi kepindahan awal Di Maria ini.

Berhubung usianya yang tergolong masih kanak-kanak membuat kedua klub harus mencari jalan tengah pembayaran seperti apa yang mesti dilakukan. "Kami tidak bisa meminta uang untuk anak seusianya, setelah berbincang lama, akhirnya kami mengajukan pertukaran Di Maria dengan 26 bola, dan akhirnya mereka sepakat," ujarnya.

Dan akhirnya Di Maria pun membela Rosario. Dari Rosario lah karir Di Maria langsung melejit, hingga akhirnya Di Maria yang dulu seharga 26 bola kini bisa berharga dengan nilai yang mungkin cukup untuk membela beberapa persen saham perusaahan pembuat bola.

Komentar