Di María dan Impiannya Kembali Ke Argentina

Berita

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Di María dan Impiannya Kembali Ke Argentina

Tak ada yang lebih menyenangkan bagi pesepakbola, selain memperkuat klub idola. Meski jarang dimainkan, tapi akan selalu ada perasaan bangga kala mengenakan jersey klub yang dipuja, karena sepakbola tak sekedar dana usaha, melainkan karena cinta.

Angel Di Maria adalah pesepakbola yang merasakan hal itu. Karena masa kecilnya yang hyperaktif, sang ibu memasukkannya ke klub sepakbola junior, El Torito pada usia empat tahun. Ketika usianya baru menginjak enam tahun, ia telah mencetak 64 gol dalam sebuah kompetisi lokal.

Pencari bakat klub Rosario Central, Tulio Zof pun tertarik untuk merekrutnya. Mengingat usianya yang masih enam tahun, nilai kontrak awal Di Maria pun cukup lucu [baca ulasan kontrak pertama Di Maria di sini] Pria kelahiran 1988 ini sudah menandatangani kontrak dengan Rosario sejak usia 17 tahun, atau pada 2005. Butuh waktu setahun baginya untuk mencetak gol. Penampilannya tersebut membuat dirinya dipanggil untuk bermain di tim U-20 Argentina.

Kariernya terus menanjak saat ia membela Benfica pada musim 2007 hingga 2010. Kariernya meningkat drastis kala Real Madrid meminangnya seharga 25 juta euro dengan durasi kontrak lima tahun. Kepindahan Mesut Oezil ke Arsenal, membuat Di Maria selalu menjadi pilihan utama. Pergerakannya di sisi penyerangan El Real begitu masif. Jumlah umpan silangnya dalam satu pertandingan kerap mendominasi.

Kini, Di Maria bermain di salah satu klub terbesar di dunia: Manchester United. Dengan segala ketenarannya, Di Maria amatlah diharapkan untuk menjadi “The Next No.7” di skuat Setan Merah.

Namun, impian Di Maria bukanlah itu. Ia memimpikan suatu saat nanti kembali ke Argentina dan bermain untuk Rosario, klub yang sedari kecil ia bela. Di Maria jauh melangkahi pengalaman ayahnya, Miguel, yang tak pernah sukses menjadi pesepakbola top di Argentina.

"Saat aku berkata, aku akan kembali, aku memperlihatkan orang-orang sebuah video tentang (Rosario) Central, dan aku berkata 'bagaimana mungkin aku tak kembali?' Aku selalu mengingat mereka, mereka akan selalu hadir dalam kepalaku."

Bermain di Eropa, adalah impian hampir semua pesepakbola. Kembali ke Argentina, berarti menumbuhkan kenangan-kenangan lama atas alasannya bermain sepakbola. Pemain yang merajam tubuhnya tersebut, menganggap Rosario bukan sekadar klub. Ia adalah tonggak karier Di Maria di sepakbola. Kini, Di Maria telah menikmati hasilnya. Ia adalah salah satu pemain berpengaruh di skuat Setan Merah. Dari empat laga, ia menyumbangkan dua gol dan dua assist.

Tak ada yang lebih menyenangkan ketimbang menziarahi kenangan. Bermain sepakbola disaksikan langsung oleh keluarga dan tetangga, adalah momen yang tak terkira harganya. Itulah Di Maria, pemain istimewa dengan impian yang sederhana.



Sumber gambar: Insidespanishfootball.com

Komentar