Ed Woodward dan Strategi Transfer MU

Berita

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Ed Woodward dan Strategi Transfer MU

Manchester United kemungkinan besar kembali merekrut pemain jelang bursa transfer hampir berakhir. Dengan sejumlah rekrutan yang gagal didaratkan ke Old Trafford, CEO MU, Ed Woodward, merasa masih punya harapan.

“Jangan khawatir, kami masih punya target yang lebih besar,” kata Woodward dikutip Daily Mail, “Masalah tentang Pedro akan segera dilupakan.”

The Red Devils tak punya waktu banyak. Setidaknya masih tersisa lima hari hingga bursa transfer resmi ditutup. Dalam waktu yang singkat sulit agaknya buat MU untuk menghadirkan pemain sesuai dengan keinginan mereka. Kalaupun dapat, harganya bukan tidak mungkin membengkak.

Baca: Mengapa Transfer Menit Akhir Bukanlah Hal yang Baik?

Penggemar (baca: media Inggris) yang sudah kehabisan akal mulai mempertanyakan kredibilitas Woodward. Maklum, Woodward punya cerita yang kurang menyenangkan soal mendatangkan pemain. Padahal, secara fungsi, Woodward lah orang yang paling bertanggung jawab dalam operasional klub. Lantas siapakah Woodward? Apakah ia kawan atau lawan?

Siapa Ed Woodward?

Ed Woodward (foto: dailymail.co.uk)
Ed Woodward (foto: dailymail.co.uk)

Woodward adalah orang yang hidup dalam optimisme. Diwawancarai Economia pada Februari tahun lalu, pria kelahiran 1971 tersebut mengaku optimis terhadap masa depan finansial klub.

Optimisme Woodward memang beralasan. Sejak mempelajari fisika di Universitas Bristol, Woodward tahu kalau itu bukanlah dunianya, tapi ia tetap optimis. Takdir pun mengantarkannya menjadi seorang akuntan.

Perjalanannya menjadi akuntan pun tidak semulus beton hot-mix Tol Cipali. Saat Flemings, tempatnya bekerja dibeli oleh JP Morgan, rekan-rekannya yang lain mulai kehilangan pekerjaan.

“Mengherankan saat orang-orang mengerang karena kehilangan pekerjaan. (Padahal) Bagian dari imbalan yang tinggi adalah resiko yang tinggi pula,” ucap Woodward dikutip Economia.

Di JP Morgan, Woodward ikut terlibat ke dalam tim penasihat Keluarga Glazer saat mengakuisisi MU. Di situlah ia mulai diperhitungkan untuk masuk tim keuangan MU. Salah satu kesuksesan Woodward adalah ikut terlibat dalam peningkatan kerjasama sponsor MU dari 48 juta pounds pada 2005 menjadi 117 juta pounds pada 2012.

Memang peningkatan kerja sama sponsor tidak lepas dari prestasi MU selama ini. Namun Woodward meyakini kalaupun MU tak berprestasi, penghasilan masih akan tetap mengalir.

“Jika Anda bekerja keras tapi hasilnya gagal, orang-orang akan tetap menyaksikan Anda di televisi dan tetap membeli kostum. Ada banyak pertalian dengan klub,” kata Woodward, “Kenyataannya Anda tidak bisa selalu menang. Ambil contoh Liverpool. Mereka masih menjual kostum dengan angka yang fantastis."

Namun satu hal yang paling penting sejauh ini adalah keteguhan Woodward untuk tak menjual identitas klub. Apa yang membedakan MU dengan Manchester City dan Arsenal? MU tak menjual nama stadionnya kepada pihak luar.

“Penting bahwa Old Trafford tetaplah Old Trafford. Orang-orang bertanya apakah kami berpikir untuk menjual nama stadion? Tak akan!” kata Woodward.

Meskipun dianggap lebih memprioritaskan kepentingan Keluarga Glazer, faktanya Woodward masih punya dedikasi untuk klub. Ia mengaku lebih memilih fokus meningkatkan nilai kerjasama ketimbang menaikkan harga tiket. Salah satu rencananya yang lain adalah mengembalikan “Football Club” ke dalam logo MU selanjutnya.

Melihat visi Woodward yang seperti itu, agaknya cukup aneh kalau penggemar MU menganggap Woodward sebagai lawan. Lagi pula ia baru menduduki pos CEO sejak 2012. Kegagalan pembelian pemain, terutama pada era David Moyes, masih bisa dipahami karena utang Keluarga Glazer--yang ditimpakan pada neraca keuangan MU--masih belum lunas.

Inflasi Harga Pemain

Declare interest kepada Anthony Martial
Declare interest kepada Anthony Martial

Anda, terutama yang menggemari video game Football Manager (FM), tentu tak asing dengan pilihan “public” atau “private” saat bernegosiasi nilai transfer. Tentu Anda pun sering menjumpai pilihan “declare interest” dalam salah satu kolom saat memilih pemain.

Kehadiran pilihan-pilihan tersebut bukannya tanpa alasan. Menurut sebuah forum yang membahas FM, pilihan tersebut nyatanya dapat memengaruhi nilai pemain itu sendiri.

Dampak yang mudah terlihat adalah mulai bertambahnya peminat pada pemain yang kita tuju. Misalnya penulis mengincar Anthony Martial. Sebelum berinteraksi dengan klub, penulis menyatakan ketertarikan untuk mendatangkan Martial lewat pilihan “Declare Interest”.

Biasanya, tidak perlu waktu lama ada kesebelasan lain yang ikut-ikutan meminati pemain yang sama. Dampaknya harga pemain berangsur naik seiring dengan tawaran yang bertambah pula.

Hal ini kian pelik apabila kesebelasan yang dituju belum menerima tawaran dari siapapun. Mereka biasanya menerima tawaran tertinggi dan menyerahkan keputusan selanjutnya pada pemain.

Ada pula kejadian di mana saat kesebelasan tujuan tidak mau bernegosiasi dengan cara private (bisa dicoba dengan mengaktifkan private di bagian negosiasi). Barangkali salah satu alasannya agar si pemain mendapatkan tawaran dari kesebelasan lain dengan nilai yang lebih tinggi.

foto: dailymail.co.uk
foto: dailymail.co.uk

Bagaimana dengan Manchester United?

Meski santer ingin mendatangkan Pedro Rodriguez, tapi faktanya Presiden Barca, Josep Bartomeu, akhirnya mengaku belum ada tawaran resmi dari MU soal Pedro. Agen Pedro, Sanz, pun mengaku proses kerja sama dengan MU berjalan begitu lambat, padahal MU sudah hampir pasti mendapatkan Pedro. “Semua orang tahu kalau MU dalam perebutan (meminang Pedro), tapi Chelsea lebih cepat. Kesepakatan dengan Barca hanya dalam 24 jam—seperti cahaya kilat."

Hal yang berbeda diperlihatkan saat MU mendatangkan Bastian Schweinsteiger dan Morgan Schneiderlin. Keduanya secara “ajaib”—bersama Matteo Darmian—didatangkan tanpa pemberitaan yang kelewat kencang. Tiba-tiba saja pada 13 Juli keduanya diberitakan telah resmi berkostum The Red Devils.

Sama halnya dengan proses kepindahan Memphis Depay yang begitu cepat. Bahkan pada 7 Mei PSV sudah mengonfirmasi kalau Depay tengah menjalankan tes medis di Manchester. Van Gaal mengaku ia mesti buru-buru mendatangkan Depay karena Paris Saint-Germain sudah memiliki gelagat untuk mendatangkan Depay ke Paris. Van Gaal pun mengaku dipaksa segera mendatangkan Depay meski bursa transfer belum dibuka dan musim 2014/2015 belum benar-benar usai. "Saya tak ingin mendatangkannya pada akhir musim karena kami masih fokus pada pertandingan. Ketika Anda mendatangkan pemain (baru) itu akan mengganggu fokus pemain yang sudah ada," ucap Van Gaal dikutip BBC.

Kehadiran tiga pemain tersebut kemudian membuktikan ada yang aneh dengan pemain-pemain yang diberitakan secara luas diminati MU. Benarkah MU menginginkan Pedro, Ramos, dan Otamendi? Mengapa mendatangkan mereka jauh lebih lambat ketimbang Schneiderlin. Schweini, dan Depay?

Bukan tidak mungkin kalau ini strategi transfer MU itu sendiri. Seperti halnya pada FM, ketertarikan secara luas yang dikemukakan MU nyatanya menarik perhatian kesebelasan lain untuk merekrut sang pemain. Bahkan, kesebelasan lain (baca: Chelsea dan Manchester City) bergerak begitu cepat tanpa ekspos media yang berlebihan. Memang, agen Pedro menegaskan kalau persoalan dengan MU salah satunya adalah struktur pembayaran sang pemain meski nilai transfer yang ditawarkan MU dan Chelsea tak jauh berbeda.

Bisa saja MU sebenarnya tak begitu menginginkan para pemain yang gagal didatangkan (ambil contoh kasus ngototnya MU merekrut Memphis Depay di atas). Ini tak lain cuma strategi agar kesebelasan lain merekrut para pemain incaran MU--yang tentunya berharga mahal--agar mereka kehabisan uang atau terlilit aturan FFP (coba tebak apa persamaan Chelsea dengan City soal uang dan apa yang membatasi mereka).

Apa untungnya buat MU? MU bisa dengan mudah membeli pemain utama incaran mereka tanpa adanya "perlawanan" dari klub rival. Ini tentu akan memengaruhi nilai dari sang pemain incaran utama yang tidak akan melonjak terlampau drastis. Jika MU mengkhawatirkan City dan Chelsea agaknya pemain incaran utama ini pun bernilai tinggi dan hanya kesebelasan macam keduanya yang mampu mendatangkan pemain tersebut.

Bursa transfer mash menyisakan sekitar lima hari, bukan tidak mungkin kita akan menemukan kejutan-kejutan selanjutnya dari strategi transfer MU.

Neymar? Ah tampaknya bukan; selain terlalu mahal Barcelona pun masih sangat membutuhkan jasanya. Eh, tapi namanya juga kejutan, siapa tahu benar.

foto: mlssoccer.com

Komentar