Hasil Voting Ballon d??Or Memalukan?

Berita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Hasil Voting Ballon d’Or Memalukan?

Hilang sudah harapan untuk kembali melihat seorang penjaga gawang menjadi pemenang penghargaan pemain terbaik dunia. Hilang sudah harapan untuk melihat nama baru menyudahi dominasi Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi; yang selalu bergantian menjadi pemenang sejak tahun 2008. Manuel Neuer, salah satu dari tiga finalis tahun ini, hanya mampu berada di peringkat ketiga.

“Fakta bahwa Cristiano Ronaldo sekali lagi meraih gelar ini dapat diterima sepenuhnya. Megabintang Portugal, seperti peraih posisi kedua Lionel Messi, adalah pemain yang luar biasa,” tulis jurnalis Deutsche Welle, Stefan Nestler.

Kutipan di atas diambil dari tulisan Nestler. Pria berkebangsaan Jerman tersebut beropini bahwa Neuer pantas mendapatkan penghargaan tersebut. Wajar jika opini Nestler terdengar subjektif. Bagaimanapun, ia dan Neuer berasal dari negara yang sama.

Bagaimanapun, Nestler tidak bisa dilewatkan begitu saja seperti kebanyakan orang yang opininya tidak penting. “Tidak tepat rasanya berusaha menemukan kesalahan dari hasil pemungutan suara,” tulis Nestler dalam artikel yang sama.

“Malah, tidak ada pengingat yang lebih besar selain beberapa hari kebelakang mengenai kepemilikan semua orang terhadap hak beropini terutama dalam hal se-trivial gelar Pemain Terbaik Dunia,” lanjut Nestler. Siapapun bebas beropini. Jerman layak menunjukkan rasa kecewa.

“Sayang sekali bagi Manuel. Kami semua di Jerman berharap ia meraih penghargaan itu. Ketiga finalis adalah para pemain sepakbola yang luar biasa, dua lainnya [selain Neuer] kebetulan saja mencetak banyak gol,” ujar kapten tim nasional Jerman di Piala Dunia 2014, Philipp Lahm, sebagaimana dikutip situs resmi Bundesliga.

“Siapapun harus menerima hasilnya. Para penyerang lebih menghibur jika dilihat karena mereka mencetak gol,” ujar Ottmar Hitzfeld, eks pelatih kepala tim nasional Swiss, sebagaimana diwartakan dari sumber yang sama.

Posisi Neuer memang menjadi penghalang sendiri. Dalam buku Soccernomics, Simon Kuper membeberkan fakta bagaimana para penyerang adalah pemain-pemain yang biasanya mendapatkan bayaran lebih tinggi dari seharusnya, semantara penjaga gawang biasanya dihargai paling rendah.

Padahal ada dua hal besar yang membuat Neuer pantas menjadi pemenang: keberhasilan eks penjaga gawang Schalke tersebut dalam mendefinisikan ulang arti penjaga gawang dan peran pentingnya dalam kesuksesan Jerman menjadi juara Piala Dunia.

“Untuk memainkan peran sweeper-keeper dengan efektif, Neuer harus berkonsentrasi penuh agar dapat memprediksi pergerakan lawannya. Dan ia juga harus memiliki kemampuan individu juga. Bagaimanapun, di luar kotak penalti, Neuer tak boleng menggunakan tangannya,” tulis Nestler mengenai peran ganda Neuer.

Keberhasilan Neuer mengubah pandangan dunia mengenai peran penjaga gawang, bagaimanapun, tidak cukup memiliki pengaruh untuk mengubah pandangan umum yang melihat para pencetak gol dan mereka yang memiliki kualitas individu di atas rata-rata sebagai pemain hebat. Dan itu, meminjam istilah Nestler, adalah sesuatu yang memalukan.

Komentar