Jelang Piala Dunia 2014, isu pengaturan pertandingan kembali merebak. Badan Kejahatan Nasional Inggris, NCA, meminta FIFA untuk mengeluarkan peringatan adanya kemungkinan match fixing di pertandingan Skotlandia menghadapi Nigeria, Rabu (28/5) petang.
Pertandingan tersebut sejatinya akan berlangsung di markas klub Fulham, Stadion Craven Cottage. Pertandingan ini merupakan satu dari sejumlah pertandingan pemanasan jelang Piala Dunia. Sejumlah pesepakbola Liga Inggris, seperti Darren Fletcher, John Obi Mikel, dan Victor Moses, turut bertanding di pertandingan tersebut. Berdasarkan rilis The Telegraph, belum ada tanda-tanda ketiganya terlibat dalam pengaturan pertandingan.
Pernyataan mengejutkan disampaikan bekas terpidana kasus pengaturan skor, Wilson Raj Perumal. Pria asal Singapura ini mengklaim dalam bukunya, Kelong Kings, ia telah membantu Honduras dan Nigeria untuk mencapai putaran Final Piala Dunia 2010. Ia juga mengatur hasil pertandingan di Olimpiade Atalanta 1996 dan Beijing  2008.
Isu pengaturan pertandingan ini menumbuhkan ketakutan akan adanya aktivitas yang sama di pertandingan lain. Rumah judi di âTimur Jauhâ terindikasi menargetkan melakukan match fixing untuk sejumlah pertandingan persahabatan lainnya. Dalam beberapa bulan ke belakang, sejumlah match fixer telah ditahan oleh pihak berwenang di Inggris, terkait pengaturan skor di divisi bawah Liga Inggris.
Federasi Sepakbola Dunia, FIFA, telah memberikan sejumlah rencana rinci bagi setiap pesepakbola yang diduga telah menjadi target pengaturan pertandingan. Nantinya, mereka akan diberikan instruksi oleh FIFA, sehingga mereka tahu apa yang harus dilakukan.
FIFA akan memberikan sesi khusus bagi seluruh pemain yang berlaga di Piala Dunia. FIFA menamakannya sebagai âIntegrity Sessionâ. Dalam sesi tersebut, pemain diminta aktif untuk melaporkan jika mereka memiliki kecurigaan telah terjadinya pengaturan pertandingan, lewat layanan hotline yang tersedia khusus untuk pemain dan wasit.
Kepala Keamanan FIFA, Ralf Mutschke, mengeluarkan peringatan keras bagi sepakbola Inggris terkait adanya pengaturan skor di divisi bawah Liga Inggris. Penangkapan para match fixer dalam beberapa bulan ke belakang, sudah seharusnya dijadikan peringatan tentang betapa seriusnya masalah pengaturan pertandingan ini. Ia menganggap kasus match fixing akan lebih mudah diselesaikan, jika Pemerintah Inggris mengeluarkan peraturan khusus terkait pengaturan skor.
âFIFA, khususnya diri saya sendiri, telah membuat anggapan bahwa Piala Dunia itu sendiri telah berada dalam ancaman dan kami telah mengimplementasikan perlindungan yang maksimal sebisa kami,â ujar Mutschke. âKami sedang berusaha untuk melindungi Piala Dunia dari pengaturan pertandingan dan kami telah menyiapkan sejumlah langkah untuk melakukannya.â
Selasa (27/5) lalu, Federasi Sepakbola Eropa, UEFA dan Europol telah menyepakati kerjasama dalam memerangi match fixing. Dalam kerjasama tersebut, UEFA dan Europol akan berbagi informasi mengenai modus-modus yang dipakai oleh para mafia dalam praktik pengaturan pertandingan sepakbola.
Sementara itu, dalam rapat tahunan Federasi Sepakbola Inggris, FA, pada Rabu (21/5) pekan lalu, melarang pemain sepakbola Inggris untuk mengikuti taruhan yang berhubungan dengan sepakbola. FA mengharapkan, dengan tidak ikut taruhan para pemain dapat terhindar dari skandal pengaturan pertandingan. Dimana hal ini akan berpengaruh pada performa mereka di lapangan.
Lantas, akan sejauh manakah penelusuran ini akan berlanjut? Akan sulit untuk menghentikan kasus match fixing karena melibatkan jumlah uang yang besar. Berdasarkan data Interpol pada 2013, kasus pengaturan pertandingan telah menghasilkan ratusan miliar Euro per tahunnya.
Dengan jaringan yang luas dan rapi, agaknya match fixing akan sulit dituntaskan dalam waktu dekat ini.
Sumber gambar: dw.de
[fva]
Komentar