Bukan Fernando Torres, bukan Stephan El Sharaawy, bukan pula Keisuke Honda yang menjadi bintang AC Milan saat  Rossoneri  menjungkalkan tuan rumah Parma dengan skor 4-5. Tapi Jeremy Menez-lah yang telah mencuri perhatian panggung Ennio Tardini pada giornata dua Serie A ini.
Dua nama pertama, Torres dan El Sharaawy, memang tak ikut ambil bagian pada laga ini. Keduanya mengalami cedera sehari menjelang laga melawan Parma digelar. Untuk Honda, penampilan cemerlangnya masih kalah mentereng dibanding dengan apa yang ditunjukkan Menez sepanjang laga.
Ya, Menez menunjukkan kelasnya sebagai pemain yang bisa diandalkan tim. Mantan pemain Paris Saint-Germain ini mencetak dua dari lima gol yang dicetak Milan pada laga tersebut. Di mana salah satu golnya dicetak dengan brilian.
Seperti laga sebelumnya melawan Lazio, Menez kembali ditempatkan sebagai penyerang tengah. Selain ditemani Honda, ia dipasangkan dengan pemain anyar Giacomo Bonaventura sebagai trisula lini depan AC Milan. Ia pun kembali difungsikan sebagai false nine pada laga ini. Bermain sebagai false nine membuatnya lebih sering menjemput bola ketimbang hanya menunggu bola di dalam kotak penalti.
Gol pertama yang dicetak Menez diciptakan melalui titik putih. Tendangan kerasnya yang mengarah ke tengah tak dapat diantisipasi kiper Parma, Antonio Mirante. Hukuman penalti tersebut didapatkan setelah Menez dijatuhkan Felipe di kotak terlarang.
Saat Milan bermain dengan sepuluh pemain setelah defender Daniele Bonera dihadiahi kartu merah, allenatore Milan, Filippo Inzaghi, lebih memilih untuk mengganti Keisuke Honda yang digantikan Adil Rami untuk menambal lubang yang ditinggalkan Bonera. Dalam formasi 10 pemain, Menez dipasangkan sebagai penyerang tunggal pada formasi 4-1-3-1.
Seorang diri ia berkali-kali mampu menembus pertahanan Parma dengan kecepatannya. Saat Parma berhasil memperkecil kedudukan menjadi 2-3, Menez seorang diri berlari menyisir sektor sebelah kiri dan melewati penjagaan dua pemain. Namun tendangannya hanya membentur mistar gawang.
Puncak dari aksi Menez pada laga tersebut saat skor menunjukkan 3-4 dan Milan tengah berada dalam tekanan. Dengan sebuah serangan balik, ia kembali melakukan solo run di sektor sebelah kanan pertahanan Parma. Berhasil melewati dua pemain, ia pun kemudian mampu mengecoh Mirante. Bola digulirkan ke mendekati mulut gawang dan diakhiri oleh sebuah sontekan backheel. Milan pun kembali menjauh, skor 3-5.
Menez akhirnya ditarik keluar pada menit ke-85 untuk digantikan Mbaye Niang. Atas penampilan gemilangnya tersebut, Menez mendapat standing ovation dari Milanisti yang memenuhi tribun stadion Ennio Tardini.
Kegemilangan Menez ini jelas di luar dugaan. Maklum, sebelum hijrah ke Milan, Menez sempet menderita cedera panjang yang membuatnya diragukan untuk bisa kembali tampil dalam performa terbaiknya. Belum lagi karirnya di Italia tak begitu baik di mana ia pernah berseragam AS Roma.
Namun bersama Milan, Menez telah menunjukkan kualitasnya. Dari dua penampilan, Menez telah mengemas tiga gol, yang menjadikannya capocanonieri, atau pencetak gol terbanyak Serie A untuk sementara.
Laga melawan Parma menjadi pembuktian bahwa Menez belum habis. Ia pun semakin menggebu-gebu untuk menjalani pertandingan berikutnya di mana Milan akan menjamu Juventus di stadion San Siro. âSaya perlu berterima kasih pada pelatih dan rekan-rekan sehingga saya bisa bermain baik. Dan saya berharap ini akan terus berlanjut. Tapi kami perlu tetap tenang dan rendah hati. Dan menyiapkan segalanya untuk pertandingan melawan Juventus nanti,â ujar Menez pada Sky Sport.
Maka patut nantikan bagaimana kiprah Menez bersama Milan pada musim ini. Pada dua penampilannya ia bermain dengan gemilang. Tapi mampukah ia menunjukkan konsistensinya? Laga melawan Juventus bisa menjadi ujian yang tepat baginya.
foto: uefa.com
Komentar