Niang Celaka dan Nostalgia AC Milan di Final Coppa Italia

Berita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Niang Celaka dan Nostalgia AC Milan di Final Coppa Italia

Pesepakbola gemar menghambur-hamburkan uangnya hanya untuk membeli mobil mewah. Namun, mobil mewah justru memberi malapetaka buat M'Baye Niang, penyerang AC Milan.

Niang ditahan polisi Kota Milan pada 2012 karena mengemudi tanpa Surat Izin Mengemudi (SIM). Dua tahun berikutnya, Niang melakukan kesalahan lalu lintas yang lebih parah lagi. Mobil Ferrari yang dikendarainya menabrak pohon di sekitar tempat latihan di Montpellier. Dampaknya, 11 orang terluka akibat insiden ketika ia dipinjamkan ke Montpellier pada 2014 lalu.

Tidak selesai di situ. Pemain asal Prancis ini kembali bermasalah dengan mobilnya. Ia mengalami kecelakaan mobil yang mengakibatkan cedera bahu dan engkel kiri. Pihak Milan pun memastikan pemainnya itu harus absen sampai Serie-A 2015/2016 berakhir.

"Bisakah ia kembali sebelum akhir musim? Itu sangat sulit. Kita harus melihat seperti apa penangannya dan waktu pemulihannya. Dua bulan, dua dan setengah bulan, kita akan melihatnya dimana kita berada dan jika M'Baye akan pulih," terang Umberto Gandini, Direktur Milan, kepada Rai.

Tentu para pendukung Milan sangat menyayangkan insiden kecelakaan Niang. Ia telah menjadi andalan lini depan Milan sejak November 2015. Duetnya di lini depan dengan Carlos Bacca dinilai sudah kompak. Apalagi, Niang masih berusia 21 tahun yang menjadikannya sebagai proyek jangka panjang di Milan. Para pendukung kesebelasan berjuluk I Rossoneri itu layak khawatir atas absennya Niang. Pasalnya, Luiz Adriano belum membuktikan ketajamannya musim ini. Sementara itu, Mario Balotelli masih angin-anginan dalam beberapa laga ke belakang.

Tapi Balotelli berhasil menepis kritiknya ketika menghadapi Alessandria pada ajang Copa Italia di Stadion San Siro, Rabu (2/3). Ia diturunkan sejak menit awal pada pertandingan leg kedua semifinal Coppa Italia tersebut. Balotelli membuktikan kemampuannya dengan mencetak gol pada menit ke-89. Sayang, penyerang Italia keturunan Ghana itu tidak merayakan golnya.

Tapi di sisi lain, ada yang lebih dulu mencuri perhatian ketimbang Balotelli. Rasa rindu publik San Siro kepada Jeremy Menez telah terlampiaskan. Sama seperti Balotelli, Menez diturunkan sejak pertandingan dimulai yang menjadi debutnya pada musim ini. Sebelumnya, Menez cuma tampil sebagai pemain pengganti pada dua laga Serie-A 2015/2016, yakni melawan Genoa dan Napoli. Hal itu karena Menez baru pulih dari rangkaian cedera sejak Mei 2015.

Menez langsung menggebrak ketika kembali merumput dini hari tadi. Ia membawa Milan unggul sejak menit ke-20. Kemudian, ia mencetak gol lagi pada menit ke-39. Dua gol Menez melengkapi kemenangan 5-0 Milan atas Alessandria saat itu, sekaligus membatalkan puasa golnya yang sudah berlangsung 332 hari. Maka bukan tanpa alasan jika Sinisa Mihajlovic, Pelatih Milan, melontarkan pujian kepada Menez dan Balotelli.

"Saya sangat bahagia malam ini, saya rindu berada di lapangan dengan rekan tim saya seperti ini. Mereka selalu dekat dengan saya, termasuk Presiden (Silvio Berlusconi), Pelatih (Mihajlovic) dan staf. Saya ingin berterima kasih kepada mereka," ungkap Menez usai laga.

"Kita semua senang. Kita berada di final. Kita semua harus menang di final, kita tidak pergi ke final untuk kalah," sambungnya seperti dikutip dari Football-Italia.

Mihajlovic pantas bahagia menuju ke final Coppa Italia musim ini. Mereka selangkah lagi memastikan diri berkiprah di Liga Eropa musim depan. Milan menunggu laga semifinal Copa Italia lainnya antara Juventus melawan Internazionale Milan. Juventus sudah unggul atas 3-0 atas Inter pada leg pertama, sehingga kesebelasan berjuluk Si Nyonya Tua itu lebih berpeluang melaju ke final. Juventus juga kokoh di tiga besar klasemen musim ini dan berkesempatan besar tampil di Liga Champions musim depan.

Maka, jatah Liga Eropa dalam status final Coppa Italia bisa diberikan kepada Milan jika Juventus menyingkirkan Inter. Riccardo Montolivo dkk., pun berhak tampil di Piala Super Italia musim depan jika seandainya Juventus meraih Scudetto. "Menuju ke final ini penting. Ini penting untuk memiliki attitude. Menang dengan margin besar dan memberikan menit pemain untuk bermain lebih banyak," ujar Mihajlovic. "Kita bahagia, kita ke final 13 tahun lalu dan musim ini objektif pertama kita. Ketika permainan datang, kita mencoba untuk menang,"

Ya, Milan sudah 13 tahun tidak merasakan atmosfer final Coppa Italia. Terakhir, mereka mencapai partai puncak pada Copa Italia 2002/2003 dan menjadi juara setelah mengalahkan AS Roma. Milan menang agregat 6-3 dari Roma saat itu. Leg pertama dimenangi dengan skor 4-1 dan bermain imbang pada leg kedua.

Milan kala itu juga masih diperkuat Serginho, Massimo Ambrosini, Andry Shevchenko, Rivaldo dan Filippo Inzaghi. Mereka jugalah yang mencetak gol pada dua leg pertandingan final tersebut. Selain itu, penjaga gawang juga masih dikawal Nelson Dida dan masih ada Paolo Maldini dan Alessandro Nesta di lini belakang. Momen-momen seperti itulah yang dirindukan para suporter Milan. Mereka berharap langkah saat ini adalah awalan untuk mengulangi era kejayaan Maldini dkk.

Sumber lain: Gazzetta World.

<fva>

Komentar