Kalah Sebelum Berperang Ala Rudi Garcia

Berita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Kalah Sebelum Berperang Ala Rudi Garcia

Kemenangan besar 7-1 dibawa pulang oleh FC Bayern München dari kunjungan mereka ke Stadio Olimpico, kandang Associazione Sportiva Roma. Dua pekan berselang, tepatnya dini hari nanti, kedua tim akan kembali bersua. Kali ini pertandingan berlokasi di Allianz Arena.

Idealnya, kemenangan mudah akan kembali menjadi milik Bayern. Namun Josep Guardiola, sang pelatih kepala, tidak ingin terlalu percaya diri.

Namun hal berbeda dirasakan kubu sang tamu, khususnya sang pelatih. Rudi García, tak memiliki optimisme menghadapi laga ini. Tak ada semangat untuk memperbaiki nama baik Roma yang tercoreng di kandangnya sendiri dua pekan lalu. García pasrah, sama seperti saat ketika ia dan Lille OSC dihancurkan oleh Bayern asuhan Jupp Heynckes dua tahun lalu.

“Hal yang paling sulit sekarang adalah untuk mengelola dampak dari sebuah kekalahan besar seperti ini,” ujar García setelah Bayern berhasil menyarangkan enam gol ke gawang Lille yang dikawal oleh Mickaël Landreau, 7 November 2012. "Untungnya kami akan kembali bermain dalam tiga hari, dan itu adalah hal baik. Kami harus melupakan Champions League untuk sejenak. Kami baru saja menunjukkan bahwa kami tidak cukup baik untuk bermain di kompetisi ini,” lanjut García jujur, tanpa alasan.

Kemenangan 7-1 atas Roma diraih oleh Bayern setelah mereka menorehkan kemenangan telak 6-0 di pertandingan melawan SV Werder Bremen (yang diraih setelah Bayern menorehkan lima kemenangan beruntun di semua ajang). Setelah Roma, Bayern bermain imbang tanpa gol melawan Borussia Mönchengladbach. Setelahnya Bayern menaklukkan Hamburger SV dan Borussia Dortmund.

Namun itu semua tidak berarti bagi Guardiola. Baginya, setiap pertandingan adalah sebuah awal baru. Begitu pula dengan pertandingan dini hari nanti (6/11).

“Saya tidak tahu keunggulan apa yang saya miliki. Skuat Roma tidak ingin apa yang menimpa mereka dua pekan lalu kembali terulang. Para pemain itu memiliki harga diri dan mereka akan memberikan kemampuan terbaik untuk mendapatkan hasil positif besok,” kata Guardiola dalam sesi konferensi pers prapertandingan.

Jika Guardiola saja tidak menganggap pertandingan nanti sebagai lanjutan dari laga di kandang Roma (dan memang bukan, karena pertandingan sudah berakhir dua pekan lalu), seharusnya García juga memiliki perasaan yang sama. Namun pada prakteknya, tidak begitu adanya. García seperti orang yang kalah sebelum berperang. 'Kecelakaan' di Olimpico meninggalkan trauma mendalam baginya.

“Besok kami tidak memiliki peluang besar untuk mendapatkan hasil yang baik. Namun hasil akhir bukanlah segalanya. Performa juga penting. Apa yang terjadi di Roma adalah sebuah kecelakaan. Di Serie A kami belum pernah bermain seburuk itu. Kami harus mengingat cara kami bermain di awal musim. Itulah yang harus kembali kami lakukan,” ujar García, memanfaatkan dalih yang-penting-bermain-baik.

Pesimisme García semakin terlihat jelas saat ia memaparkan fakta mengenai keperkasaan Bayern. “Tidak ada yang pernah menang atau bahkan imbang melawan Bayern di Champions League musim ini. Namun sebagaimana telah saya katakan sebelumnya, hasil akhir bukanlah segalanya. Saya ingin melihat pemain saya bermain sangat agresif,” ujarnya.

García memilih untuk menerima fakta tersebut saat ia sebenarnya juga memiliki pilihan dan peluang yang sama untuk menjadi tim pertama yang mampu merebut angka dari Bayern.

Tapi kita toh, sebenarnya tidak boleh begitu saja menghakimi García. Siapa tahu ia melakukan hal ini untuk mengalihkan perhatian dunia dari masterpiece yang sudah ia siapkan untuk mengalahkan Bayern dengan skor telak di hadapan para Münchner. 

Ya, siapa tahu....


Sumber gambar: corrieregiallorosso.com

Komentar