Pertandingan Piala Liga Inggris menghadapi Crystal Palace menjadi berkah buat penyerang City, Kelechi Iheanacho. Pertandingan tersebut bukan saja memberi kesempatannya bermain, tetapi juga sebagai pembuktian kehebatannya. Dalam laga yang dimenangkan City 5-1 tersebut, Iheanacho mencetak satu gol.
Iheanacho bergabung di akademi Manchester City pada 2014. Pemain kelahiran 1996 tersebut turut disertakan dalam tur pra musim Amerika padahal ia belum resmi menjadi pemain di tim utama. Sebelum bergabung dengan City, Iheanacho dinobatkan sebagai Talenta Paling Menjanjikan Tahun Ini oleh CAF. Di tahun yang sama ia pun merengkuh gelar pemain terbaik di Piala Dunia U-17 2013. Dalam gelaran tersebut ia mencetak enam gol dan memberi tujuh assist.
Baca juga: Nasib-nasib Pemain Terbaik di Piala Dunia U-17
Atas pencapaiannya tersebut, sejumlah klub dikabarkan tertarik untuk merekrutnya. Malah, ia sudah begitu dekat dengan FC Porto sebelum ayahnya menginginkan Iheanacho pindah ke Manchester.
Pemilihan FC Porto bukannya tanpa alasan. Kesebelasan Portugal tersebut kerap memberikan kesempatan pada pemain muda untuk bermain di tim utama. Belum lagi Porto lekat dengan pemain Afrika dan Amerika Latin.
âPertama kali aku mendengar soal ketertarikan City adalah saat bertanding di babak kualifikasi Piala Dunia U-17,â kata Iheancho dikutip Express, âKetika babak kualifikasi usai, sejumlah pemandu bakat mendatangi dan mengatakan bahwa ada sejumlah kesebelasan yang menginginkanku. Namun, aku tak ingin mengikat kontrak dengan siapapun kala itu. Aku hanya ingin menikmati sepakbola.â
Saat pertandingan final, Iheanacho pun mengikat kontrak dengan City, âPadahal sejujurnya aku tak tahu apa-apa soal klub itu.â Ia pun menjelaskan kalau ia hampir saja dikontrak oleh Porto. Namun, agennya menyatakan kalau City punya prospek yang lebih baik pun ayahnya yang mendukungnya untuk pindah ke Manchester.
âTidak ada yang tahu apa yang akan terjadi, tapi karena City adalah kesebelasan besar dengan banyak pemain yang fantastis, aku tidak percaya aku punya masa depan di sini. Tapi ayahku memberiku rasa percaya diri. Kini aku senang mengikuti arahannya,â ucap Iheanacho.
Musim lalu, ia belum bisa bermain untuk City karena harus menunggu hingga usia 18 dan mendapatkan izin kerja.  Ia pun bermain untuk tim muda City dan bermain di babak final FA Youth Cup  menghadapi Chelsea. Ia pun mencetak gol meski tak mampu menghadirkan kemenangan untuk City..
Musim ini Iheanacho dipromosikan ke tim utama. Di liga, ia bermain dalam enam pertandingan sebagai pengganti selama 43 menit. Gol yang ia cetak pun sama-sama ke gawang Crystal Palace. Di Piala Liga Inggris tengah pekan kemarin, Ia mencetak satu gol dan dua assists.
Di City, ia menjadikan duo Pantai Gading, Yaya Toure dan Wilfried Bony sebagai pendampingnya. Iheanacho tak bisa mengajak ibunya yang meninggal saat ia berusia 16 pindah ke Manchester, sementara ayahnya, James, tinggal di Nigeria.
"Wilfried adalah penyerang yang hebat yang kuat dan pintar. Ia bicara padaku sepanjang waktu dan memberiku saran. Kami duduk bersama di ruang ganti dan dia seperti kakak buatku. Yaya juga, saya senang tinggal bersama mereka," ucap Icheanacho.
Dengan capaiannya tersebut wajar rasanya jika Iheanacho disebut-sebut akan menjadi pemain masa depan City. Tentu hal ini tak lepas dari peran agen, ayah, dan Manuel Pellegrini yang mau memberikan kesempatan pada pemain muda.
Ioto: theguardian.com
Komentar