Musim lalu adalah musim yang mengecewakan bagi Cardiff City. Mereka tak mampu bertahan  lama di kompetisi teratas liga Inggris. Ya, tim asal Wales ini menempati peringkat paling buncit pada klasemen akhir EPL musim lalu dengan hanya menorehkan 7 kemenangan dan 9 hasil imbang dari 38 pertandingan.
Namun pada musim ini, ada beberapa hal yang membuat mereka bisa lebih optimis mengarungi divisi Championship. Cardiff mampu meminimalisir pengeluaran mereka tahun lalu dan merekrut beberapa pemain baru tanpa harus mengalami kerugian.
Selain itu, mereka pun berhasil mempertahankan David Marshall, pemain yang pada musim lalu menjadi pemain terbaik versi klub. Pada musim ini, Ia pun akan kembali diandalkan karena memiliki peranan penting untuk mengangkat kembali Cardiff ke EPL.
Tapi meskipun begitu, para pendukung Cardiff City tenyata belum puas dengan apa yang terjadi saat ini. Bukan karena tak memiliki skuat yang cukup hebat, tapi karena mereka menginginkan tim kembali menggunakan seragam biru untuk laga kandangnya dan mengembalikan penggunaan logo burung untuk musim depan.
Ya, sejak kepemilikan klub di ambil alih oleh Vincent Tan, investor asal Malaysia, Cardiff City mengubah warna utama seragam kandang beserta logo mereka. Cardiff yang sebelumnya menggunakan jersey berwarna biru untuk laga kandang, mulai musim lalu menggunakan seragam merah. Sedangkan logo burung berwarna biru diubah menjadi logo naga berwarna merah.
Sebenarnya protes ini sudah para pendukung Cardiff lakukan sejak Maret lalu, ketika posisi Cardiff di klasemen tak kunjung beranjak dari zona degradasi. Protes pun semakin memuncak ketika Cardiff benar-benar terdegradasi.
Bagi para pendukung Cardiff, promosi, degradasi, dan kerugian finansial yang dialami tim adalah suatu hal yang lumrah dan tak menjadi masalah besar. Mereka akan tetap setia mendukung Cardiff City. Meski mereka tak begitu setuju dengan penggunaan warna merah ini.
Pendukung Cardiff sendiri sebenarnya tak memiliki basis penggemar yang besar. Malah Cardiff lebih dikenal dengan barisan supporter kecil yang tak terorganisir. Namun meskipun begitu, mereka tetap kompak ketika melakukan protes agar mendapatkan perubahan nyata.
Mendapat protes seperti ini, pihak klub pun mencoba berbagai usaha agar protes mereda. Harga tiket pertandingan Cardiff pada musim ini diturunkan. Selain itu, para pendukung Cardiff pun diming-imingi harga diskon untuk penerbangan Malaysia Airlines. Namun sayangnya hal tersebut tak menyurutkan protes para pendukung Cardiff yang tetap meminta pihak klub untuk kembali menggunakan warna dan logo sebelumnya.
Vincent Tan sepertinya lupa, uang hanya bisa membeli klub, tak bisa membeli sejarah.
sumber: walesonline.co.uk
[ar]
Komentar