Kesialan-Kesialan yang Menimpa Arsenal

Berita

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Kesialan-Kesialan yang Menimpa Arsenal

Musim ini penggemar Arsenal barangkali tak sabar menyaksikan akan seperti apa The Gunners di penghujung musim. Tidak sedikit Gooners yang merasa kalau ini adalah musim yang akan berakhir baik buat Arsenal.

Bukan tidak mungkin perasaan optimis tersebut mulai terkikis seiring dengan kalahnya Arsenal oleh West Bromwich Albion 1-2 di Stadion The Hawthorns pada Sabtu (21/11) malam WIB. Bukan soal kekalahannya melainkan dari bagaimana Arsenal bermain. Ada beberapa hal yang membikin manajer Arsenal, Arsene Wenger, marah dan jengkel.

“Ini adalah malam yang amat buruk buat kami. Kami punya 70% penguasaan bola, mencetak gol bunuh diri, gagal penalti, memberi lawan gol dari tendangan bebas dan melewatkan peluang terbuka. Ini sempurna untuk membuat siang ini sebagai mimpi buruk,” kata Wenger dikutip dari The Guardian.

Baca juga: Pemain Arsenal Cedera, Salah Siapa?

Tidak Efektifnya Skema Permainan

Arsene Wenger memang tidak salah. The Guardian mencatat kalau Arsenal menguasai 72 persen penguasaan bola. Namun, dari jumlah tersebut, mereka hanya mampu melepaskan tujuh attempts dengan tiga yang mengarah ke gawang. Jumlah tersebut terbilang sedikit bagi kesebelasan yang mendominasi penguasaan bola.

Pertanyaannya adalah, di mana para pemain Arsenal menguasai bola?

Dikutip dari Whoscored, sebanyak 45% peredaran bola ada di area tengah dan 23% di antaranya beredar di area pertahanan Arsenal sendiri. Arsenal mencatatkan 590 umpan sukses sepanjang pertandingan berbanding 163 umpan sukses yang dimiliki WBA.

Jika menilik gambar di atas, terlihat kalau umpan Arsenal lebih banyak dilakukan dari satu sisi ke sisi lainnya lagi. Jumlah umpan yang diarahkan menuju kotak penalti pun lebih banyak gagal ketimbang yang berhasil.

Arsenal seperti mentok untuk menebus pertahanan WBA. Sepanjang pertandingan pula Arsenal melepaskan 23 kali umpan silang. Padahal, umumnya Arsenal bermain dengan tidak mengandalkan umpan silang. Artinya WBA berhasil memaksa Arsenal mengirimkan bola ke sayap sementara merekatak dipersiapkan untuk menerima umpan silang.

Kegagalan Individu

Buruknya permainan tim merembet pada individu. Dua aksi yang paling jelas terlihat adalah gol bunuh diri Mikel Arteta pada menit ke-40 serta gagalnya Santi Cazorla menendang penalti. Penalti ini yang kemudian membuat Wenger begitu murka.

Wenger menganggap gol yang dicetak Olivier Giroud pada menit ke-28 sebagai sesuatu yang sulit untuk kembali dilakukan. Ini yang membuatnya ingin anak asuhnya menjaga keunggulan tersebut karena WBA memiliki pertahanan yang sulit ditembus.

“Itu adalah gol yang berharga saat kami mencetak gol. Anda hanya perlu memastikan kalau mereka tak membalikkan keadaan dengan mudah. Kami unggul 1-0 pada menit ke-28 dan berubah menjadi 1-2 sebelum babak pertama berakhir. Pertahanan kami berada pada tingkat yang sangat-sangat buruk,” tutur Wenger usai pertandingan.

Wenger menyayangkan lini pertahanan Arsenal yang membiarkan WBA mencetak gol melalui servis bola mati, yang semestinya bisa lebih diantisipasi. Tentu, faktor Mikel Arteta yang menceploskan bola ke gawang sendiri pun menjadi sorotan. Gol tersebut membuat WBA kian rapat saat menggalang pertahanan.

Arsenal sejatinya mendapatkan kesempatan untuk menghindari kekalahan di penghujung pertandingan, atau tepatnya pada menit ke-84. Arsenal diberi hadiah tendangan penalti. Sayang, kesempatan tersebut tidak bisa diselesaikan dengan baik oleh Cazorla yang terpeleset saat menendang bola. Bola tendangannya itu pun meluncur di atas mistar.

Cedera

Wenger kembali dipusingkan dengan pemain yang cedera. Sebelumnya sejumlah pemain seperti Danny Welbeck, Theo Walcott, Jack Wilshere, Aaron Ramsey, dan Alex Oxlade-Chameberlain, harus masuk ruang perawatan. Padahal peran mereka amat penting bagi permainan Arsenal.

Dalam pertandingan semalam, giliran Francis Coquelin yang menjadi korban berikutnya. Ia tidak bisa merayakan gol pertama Arsenal karena ditarik pada menit ke-14 dan digantikan Mikel Arteta.

Babak kedua baru berjalan empat menit, giliran Arteta yang meringis tak bisa melanjutkan pertandingan. Ia pun digantikan Matiheu Flamini pada menit ke-49. Dari cedera ini, kemungkinan keduanya tidak akan bisa bermain saat Arsenal bertemu Dinamo Zagreb di fase grup Liga Champions.

Arsenal datang ke The Hawtrohns dengan optimisme. Mereka tak pernah kalah dari West Bromwich Albion sejak 2010. Arsenal sebenarnya berpeluang menempati peringkat teratas di Premier League. Kemenangan akan memberikan mereka total 29 poin. Jika Manchester City menang, poin mereka akan sama dengan yang diraih City (Namun, City kalah mengenaskan 1-4 di tangan Liverpool).

Wajar kalau Wenger marah, terlebih mereka unggul terlebih dahulu. Ini tak lain karena gaya bermain West Bromwich yang amat mengandalkan serangan balik dan membiarkan mereka diserang pada awalnya. Kesebelasan yang seperti ini biasanya memiliki pertahanan yang kuat sehingga sulit untuk ditembus. Selain itu perbedaan kualitas pemain pun menjadi alasan mengapa kekalahan atas WBA menjadi sesuatu yang diharamkan.

Namun, tak ada alasan untuk panik. Liga masih panjang dan Arsenal masih berada di posisi yang tepat untuk setidaknya bisa meraih trofi yang hilang selama bertahun-tahun.

Komentar