Mengapa Persipura Tak Merombak Tim untuk Musim Depan?

Berita

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Mengapa Persipura Tak Merombak Tim untuk Musim Depan?

Nyaris semua kesebelasan peserta Indonesia Super League (ISL) 2015 sedang mempersiapkan tim untuk mengarungi liga musim depan. Rata-rata kesebelasan ISL merombak skuatnya untuk memberikan kekuatan dan warna baru pada skuatnya. Dengan para pemain baru, tim tersebut berharap bisa bersaing pada kompetisi tahun depan dan tak hanya jadi tim penghibur.

Namun hal tersebut tak dilakukan oleh finalis ISL, Persipura Jayapura. Ketika tim lain sibuk dalam mendatangkan banyak pemain anyar, tim berjuluk Mutiara Hitam ini lebih memilih untuk mempertahankan hampir semua pemainnya.

Untuk posisi pelatih, di mana posisi ini kosong setelah ditinggalkan Jacksen F. Tiago, Persipura sendiri tak mau terburu-buru untuk mencari pengganti. Jika pun tak ada yang sreg, Persipura tak akan ragu untuk mempercayakan tim pada duet asisten pelatih Chris Yarangga dan Mettu Duaramuri, serta pelatih fitness, Osvaldo Lessa, sebagai juru taktik Persipura musim depan.

Nama Indra Sjafri dan Gomes de Olivera santer diberitakan akan menjadi pelatih Persipura berikutnya. Namun hingga artikel ini ditulis, belum ada kelanjutan dari keduanya apakah akan menjadi pelatih kesebelasan kebanggaan tanah Papua tersebut atau tidak.

Satu hal perubahan lain yang mungkin pada skuat Persipura adalah dinaturalisasikannya bek asing andalan mereka, Bio Paulin. Proses naturalisasi ini bukan karena pemain kelahiran Kamerun ini akan diproyeksikan akan menjadi bek timnas Indonesia seperti halnya yang dilakukan pada Victor Igbonefo, Sergio van Dijk atau pun Raphael Maitimo (walaupun Bio mengungkapkan keinginannya untuk berbaju timnas), tapi lebih pada pengoptimalisasian skuat.

Dengan perubahan status Bio dari pemain asing menjadi pemain lokal, itu artinya Persipura tak perlu mencoret salah satu dari Bio, Robertino Pugliara, Yoo Jae Hoon dan Lim Jun Sik. Ini terkait dengan aturan baru liga di mana setiap tim hanya boleh diperkuat oleh tiga pemain asing.

Regulasi penggunaan tiga pemain asing inilah yang sebenarnya telah menjadi batu sandungan Persipura pada musim lalu. Musim lalu, meski setiap tim diperbolehkan memiliki empat pemain asing, tapi hanya tiga pemain yang boleh dimainkan secara bersamaan. Karenanya, pelatih harus rela menepikan salah satu di antara Bio, Robertino, Jae Hoon dan Jun Sik.

Mungkin karena ini pula Persipura Jayapura lebih memilih mempertahankan mayoritas para pemainnya musim lalu. Berhasil melenggang ke babak semi-final Piala AFC dan menjadi finalis ISL telah membuktikan bahwa skuat ini bisa bersaing untuk menjadi yang terbaik dan meraih prestasi. Apalagi Dengan para pemain asing andalan yang pada musim depan bisa dimainkan secara bersamaan (jika proses naturalisasi Bio lancar sesuai harapan), manajemen tim tampaknya percaya bahwa kekuatan tim akan semakin bertambah.

Mengenai kepindahan Titus Bonai, sepertinya hal itu tak terlalu dipusingkan oleh manajemen. Hal ini menjadi wajar karena selain Persipura masih memiliki penyerang muda berkualitas seperti Ricky Kayame dan Ferinando Pahabol, tetap mencapai babak final ISL meski hanya mengandalkan duet Ian Louis Kabes dan sang kapten Boas Salossa sejak tiga pertandingan terakhir babak 8 besar pun menjadi bukti lain bahwa tim pelatih bisa mengakali kealfaan Tibo.

Meskipun begitu, manajemen tetap berupaya untuk menambah pemain untuk musim depan. Manajemen menargetkan tiga pemain baru: satu pemain untuk posisi bek, tengah dan depan, agar bisa semakin meningkatkan kualitas tim.

Maka dari itu, Persipura rasanya tetap layak menjadi salah satu kandidat juara ISL musim depan. Dengan tak banyak perubahan pada skuat, ini artinya Persipura masih dihuni oleh pemain-pemain bermental juara. Apalagi dengan catatan Persipura yang sejak musim 2008-2009 selalu finish di peringkat pertama atau pun kedua Liga Super Indonesia.

foto: ligaindonesia.co.id

Komentar