Mengintip Bakat-Bakat Sepakbola Inggris di FATV

Berita

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Mengintip Bakat-Bakat Sepakbola Inggris di FATV

Seiring dengan perkembangan jaman, Federasi Sepakbola Inggris, FA, tidak mau ketinggalan membuat saluran Youtube. Saluran bernama FATV tersebut digunakan sebagai alat memperkenalkan sepakbola Inggris, khususnya The Three Lions, julukan kesebelasan negara Inggris.

Hampir setiap hari FATV merilis video baru. Video tersebut tentu saja video eksklusif yang jarang disaksikan publik, mulai dari video latihan The Three Lions, pertandingan tim U-19, pertandingan tim perempuan, hingga momen-momen menarik dalam sejarah sepakbola di Inggris.

Salah satu hal yang paling menarik adalah video bagaimana The Three Lions berlatih. Jika diperhatikan lewat potongan-potongan video berdurasi tiga hingga empat menit tersebut, terlihat bagaimana skuat Inggris, baik itu tim pria, tim U-21, maupun tim perempuan, memiliki kemampuan yang menganggumkan. Pemain selain kiper memiliki finishing yang baik, sedangkan kiper memiliki kecepatan serta ketepatan membaca arah bola yang tepat.

Salah satu contohnya adalah video berjudul “England U21s free-kick practice | Inside Training” yang diunggah pada 8 Oktober 2014. Sesuai judulnya, video tersebut memperlihatkan penggawa Inggris U-21 seperti James Ward-Prowse, Harry Kane, Lewis Baker, hingga Alex Pritchard, melepaskan tendangan bebas.

Paling kentara tentu Ward-Prowse. Gelandang Southampton tersebut memang digadang-gadang sebagai salah satu pengambil tendangan bebas terbaik di Inggris. Gaya menendangnya membuat bola melesat dengan cepat dan lengkungan yang sulit dicapai oleh kiper.

Harry Kane pun melakukan tugasnya dengan baik. Ia melepaskan tendangan bebas dengan tendangan lengkung dengan kecepatan penuh.



Di video lainnya yang berjudul “Berahino incredible strike & U21s finishing skills | Inside Training” yang diunggah pada keesokan harinya, memperlihatkan penyelesaian akhir para pemain Inggris U21. Sesuai dengan judulnya, Saido Berahino mencuri perhatian lewat dua tendangannya yang berbuah gol.

Pertama, saat ia melepaskan tendangan voli sembari melompat. Karena bola yang mengarah padanya terlalu tinggi, ia pun melompat dan mengayunkan kaki kanannya untuk menendang bola. Sontak, ia pun mendapatkan apresiasi dari rekan-rekan dan staf pelatih.

Penyerang West Bromwich Albion tersebut kian memesona dalam proses gol kedua. Mendapatkan sodoran bola mendatar dari sisi depan kotak penalti, tidak seperti pemain lainnya yang menendang dengan keras, Berahino melepaskan tendangan lob menuju pojok gawang. Ini jelas tidak diduga baik oleh kiper maupun rekan-rekannya yang lain. Komentar spontan pun terdengar, “Oh, my God”.

Salah satu yang mencuri perhatian adalah Alex Pritchard. Gelandang kesebelasan Divisi Championship, Brentford FC, tersebut mencolok karena postur tubuh yang terbilang kecil ketimbang rekan-rekannya yang lain. Namun, Pritchard memiliki kontrol bola serta tendangan yang akurat.

Terdapat sejumlah nama lain seperti Patrick Bamford dan Nathan Redmond. Tentu dua nama tersebut jarang terdengar karena bermain bukan di kesebelasan besar. Bamford dipinjamkan Chelsea ke Middlesbrough sedangkan Redmond kini bermain di Norwich City.

Kiper Inggris U21 pun tak lepas dari pujian karena ketepatan membaca arah bola serta kecepatannya dalam menghalau bola yang mengagumkan.

Wajar rasanya jika kesebelasan Inggris U21 melenggang mulus ke Piala Eropa U-21 2015 . Dalam kualifikasi menuju turnamen yang dihelat pada Juni mendatang di Ceko tersebut, Inggris tidak terkalahkan dan hanya meraih sekali seri dari 10 pertandingan. Pada babak play off, Inggris pun menghempaskan Kroasia dengan skor 2-1 di dua leg pertandingan. Saido Berahino pun menjadi topskor dalam babak kualifikasi tersebut dengan mencetak 10 gol.

Pujian Staf Pelatih



Salah satu yang terlihat jelas dari video latihan yang dirilis FA, adalah ketika para pemain usai melakukan tugasnya. Staf pelatih pun biasanya memuji usaha yang telah dilakukan para pemain tersebut.

Pujian ini sekaligus sebagai pemberi semangat kepada para pemain yang terlihat begitu lelah, terutama tiga kiper di dalam skuat.

Pelatih pun berulang-ulang meneriakkan, “Good save”, “Good hand save”, “Great hand”, “Brilliant”, “Great touch”. Mereka pun tidak segan untuk bertepuk tangan jika para pemain melakukan hal yang luar biasa, seperti gol Berahino di atas.

Komentar Youtube

Terdapat begitu banyak jenis manusia yang berkeliaran di Youtube. Ini yang membuat Youtube begitu umum dan terkadang hiruk pikuk komentar jauh lebih ramai dan menarik ketimbang video itu sendiri.

Di video Berahino terdapat akun yang memiliki avatar lambang kesebelasan West Brom. Ia lalu menulis seperti ini, “Berahino mesti bertahan bersama Albion. Kami membutuhkannya.” Jelas, komentar tersebut mendapat tanggapan yang isinya seperti ini, “Kita semua tahu, dia (berahino) tidak mau”.

Beberapa komentar lainnya mempertanyakan mengapa Berahino tidak dipanggil oleh Roy Hodgson. Padahal, saat ini ia telah mencetak 12 gol di liga dan lima gol di Piala FA.

Selain komentar positif, terselip juga komentar negatif yang mempertanyakan mengapa saat berlatih, mereka menampilkan pertunjukkan yang sektakuler, tapi saat bertanding, kemampuan tersebut seolah hilang.

Pembelaan pun diberikan. Salah satu alasannya karena saat latihan, tidak ada tekanan dari semua pihak. Lain halnya ketika bertanding di mana tekanan dari penonton dan pelatih, memengaruhi cara bermain para pemain muda Inggris.

Agaknya, melihat penampilan sejumlah pemain berlatih di FATV, jauh lebih terukur ketimbang scouting lewat Football Manager. Begitukah? Atau justru menilai kemampuan pemain lewat Youtube itu salah?

Komentar