Demi lancarnya Piala Dunia 2022, FIFA berencana memberikan uang kompensasi kepada sejumlah kesebelasan. Nilanya diperkirakan mencapai 135 juta pounds. Namun, hal ini masih sebatas rencana yang baru berada pada level FIFA, UEFA, dan Asosiasi Kesebelasan Eropa. Kejadian ini terbilang langka, karena FIFA memutuskan Piala Dunia digelar di tengah kompetisi domestik Eropa yang masih berjalan.
FIFA benar-benar kecolongan. Piala Dunia 2022 yang digelar di Qatar menghadapi masalah besar terkait dengan waktu penyelenggaraan. Piala Dunia 2022 tidak akan digelar pada Juni-Juli karena cuaca di Qatar tengah panas-panasnya.
Awalnya, ada tiga opsi: (1) Memajukan ke bulan April, (2) Memajukan ke bulan Januari, (3) Memundurkan ke Desember. Dua opsi pertama dicoret, sehingga satu-satunya opsi yang memungkinkan adalah dimundurkan pada bulan Desember.
Memajukan ke bulan April akan bertabrakan dengan bulan suci Ramadhan yang akan berlangsung pada April 2022. Selain itu, kondisi cuaca juga masih akan tetap terasa panas, sehingga memundurkan Piala Dunia bisa akan mengurangi hiburan itu sendiri karena di Qatar tengah berlangsung Bulan Ramadhan.
FIFA pun sepakat untuk memindahkan Piala Dunia dari musim panas ke musim dingin. Pilihannya adalah Januari atau Desember. Memajukan menjadi bulan Januari menjadi pilihan paling logis karena sejumlah kompetisi Eropa libur pada Januari seiring dengan libur Natal dan tahun baru.
Namun, di saat yang sama juga tengah digelar Olimpiade Musim Dingin, yang kemungkinan merusak âke-akbar-anâ Piala Dunia. Â FIFA tak punya opsi selain memundurkannya.
Namun, opsi ini jelas ditentang oleh kesebelasan di Eropa karena mereka masih mengarungi kompetisi domestik plus Liga Champions.
Pengelola liga dan UEFA masih enggan untuk mengosongkan jadwal pada bulan-bulan tersebut. Artinya, Piala Dunia amat mungkin berbenturan dengan jadwal kompetisi domestik. Sebelumnya, FIFA sendiri menolak  jika harus memberi kompensasi bagi kesebelasan.
Pertimbangan dimundurkannya jadwal Piala Dunia 2022
Hal ini ditegaskan Jerome Valcke seperti dikutp Dailymail, "Mengapa kita bicara soal kompensasi? Mengapa kami harus meminta maaf pada kesebelasan? Kami punya kesepakatan dengan kesebelasan bahwa mereka adalah bagian dari penerima manfaat (dari PD)," kata Valcke, "Kami tahu ini tidak pas, tapi mengapa kita membicarakan kompensasi? Ini hanya terjadi sekali, kami tidak menghancurkan sepakbola."
UEFA sendiri mendukung final Piala Dunia digelar pada 23 Desember 2022. Namun, ada kecurigaan kalau mereka juga masih melakukan diskusi panjang terutama terkait dengan penyelenggaraanLiga Champions.
UEFA mengalami dilema. Mereka setuju final digelar pada 23 Desember agar tidak mengusik jadwal kualifikasi Piala Eropa 2024. Sementara itu, jika Piala Dunia digelar lebih awal, pada Oktober misalnya, maka babak grup Liga Champions tidak akan terlalu terganggu.
Sejumlah kesebelasan di divisi bawah mengaku tidak begitu mendapat keuntungan dari dimundurkannya jadwal Piala Dunia. Dengan meliburkan bulan November hingga Desember, berarti akan banyak pertandingan yang digelar tengah pekan. Ini akan membuat pemasukan dari tiket akan berkurang. Karena tidak sedikit penonton yang mesti bekerja dan tidak bisa melakukan pertandingan tandang.
Operator Liga Inggris, Premier League, berusaha mengakomodasi keinginan sejumlah kesebelasan. Mereka tak mau musim kompetisi 2022/2023 terganggu karena Piala Dunia. Ini karena ada 105 pesepakbola Premier League yang bermain di Piala Dunia 2014. Absennya para pemain tersebut tentu akan membuat sejumlah kesebelasan pincang.
Jika benar digelar November-Desember, maka akan ada 10 pertandingan Liga Inggris yang akan digelar lebih awal, atau dimundurkan, serta tiga pertandingan babak grup Liga Champions yang bisa saja digelar lebih awal atau dimundurkan.
Melihat antusiasme sejumlah kesebelasan (bukan konfederasi) agaknya, Piala Dunia memang tidak penting-penting amat. Pemunduran jadwal akan mengusik semuanya. Dampak paling besar tentu dirasakan klub dari divisi bawah. Mereka akan kehilangan pemasukan besar dari tiket, karena pertandingan yang kemungkinan digelar pada tengah pekan.
Hal serupa juga akan memengaruhi pendapatan operator liga-liga Eropa. Bukan tidak mungkin pemilik hak siar menawar dengan harga yang turun, karena jadwal yang lebih padat dan lebih malam bagi penonton Asia.
Pemberian kompensasi dari FIFA, walaupun masih sebatas rencana, seolah menegaskan hal tersebut. Buat Liga Inggris, yang bergelimang uang dari hak siar, Piala Dunia memang tidak penting-penting amat, malah menghambat perputaran uang.
Sumber tulisan dan gambar: Dailymail.co.uk
Komentar