Polemik Perihal Foto-foto Timnas Inggris U20

Berita

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Polemik Perihal Foto-foto Timnas Inggris U20

Foto-foto yang memperlihatkan adanya perbedaan kelompok berdasarkan warna kulit di kesebelasan negara Inggris U-20, memancing komentar beragam. Sebagian besar  menyayangkan, sebagian lain menganggapnya sebagai hal yang biasa.

Mantan Bek Inggris dan Manchester United, Rio Ferdinand, mengkritik manajemen kesebelasan negara Inggris U-20 yang membiarkan hal tersebut terjadi. Rio, yang berkulit coklat, mengaku terkejut saat melihat foto-foto tersebut.

“Saya menyalahkan manajemen yang semestinya tahu betapa pentingnya untuk mengintegrasikan pemain satu sama lain,” tutur Rio seperti dikutip Daily Mail, “Untuk kepentingan skuat agar menjadi sukses, semua orang harus disatukan.”

Rio pun menyarankan agar manajemen memasang papan nama di meja makan, dan merotasinya setiap waktu. Ini membuat pemain mau tak mau berkumpul dan bercampur dengan semua orang.

Klaim yang Berlebihan


Pemain timnas Inggris U-20 yang duduk terpisah sesuai dengan warna kulit (Sumber gambar: dailymail.co.uk)

Rekan setim Rio di kesebelasan negara Inggrs, Gareth Southgate, membantah klaim Rio tersebut. Berdasarkan pengalamannya, tidak pernah ada isu khusus di tim junior Inggris.

“Itu hanya gambar yang tidak merepresentasikan apa yang tengah terjadi di tim kita. Saya menemukan tuduhan adanya perpecahan dalam tim,” ungkap Southgate.

Kolumnis Dailymail, Martin Samuel, memberikan pembelaan. Menurutnya tidak ada seorangpun yang mengklaim terjadi perpecahan dalam tim. Foto-foto yang ditampilkan kepada khalayakpun tidak serta merta memperlihatkan terjadinya pembagian kelompok berdasarkan warna kulit pada kesebelasan.

“Sepakbola adalah olahraga yang multi-ras di Inggris dan telah berlangsung bertahun-tahun lalu. Tidak ada tuduhan atas rasisme atau pengecualian,” tulis Samuel.

Samuel menceritakan pengalamannya saat bergabung dengan kesebelasan negara Inggris. Isu yang berkembang saat itu bukan tentang warna kulit, melainkan persaingan antar peman Manchester United dan Liverpool. Pemain dari kedua kesebelasan kerap memisahkan diri saat jam makan siang. Ini membuat para pemain dari kesebelasan lain bingung harus bergabung dengan yang mana.

“Ya, idealnya semua pemain bebas duduk di mana saja. Namun, pertandingan internasional amatlah menguras tenaga yang memaksa pemain ke dalam situasi yang mungkin tidak menyenangkan. Biarkan mereka bersantai, berteman dengan siapapun yang mereka inginkan. Ada banyak cara merekatkan diri tanpa melakukan icebreaking tiap waktunya makan,” tulis Samuel.

Negara Multikultural


Grup timnas Inggris yang berkulit hitam. (Sumber gambar: dailymail.co.uk)

Inggris bukanlah negara yang anti terhadap imigran. Sejak 1945 mereka membuka gerbang bagi imigran, terutama dari negara-negara persemakmuran Inggris terutama dari Asia Selatan seperti Bangladesh, India, dan Pakistan.

Berdasarkan data dari Eurostat pada 2010, dari total 62 juta populasi Inggris, tujuh juta di antaranya merupakan mereka yang lahir di luar negeri. Jika dibandingkan dengan negara Eropa lain, Inggris merupakan negara ketiga terbanyak setelah Jerman dan Prancis.

Dengan presentase imigran yang lebih dari 10 persen dari total populasi, memungkinkan terjadinya perkawinan campuran, maupun lahirnya generasi kedua dan ketiga dari para imigran.

Inggris memiliki sejarah panjang dengan mereka yang berkulit hitam, salah satunya karena perdagangan manusia. Warga kulit hitam dari Afrika diperdagangkan dan dijadikan budak pada sekitar abad ke-17. Jumlah warga kulit hitam kian berkembang seiring semakin kuatnya komunitas kulit hitam di sejumlah tempat di Inggris.

Ketimbang dengan apa yang terjadi di Rusia, konflik antara komunitas kulit hitam dengan kelompok rasis di Inggris amatlah jarang pada beberapa tahun ke belakang. Malah, yang tengah hangat-hangatnya adalah kelompok ultra-nasionalis Inggris yang menyerang warga muslim karena lekat dengan teroris.

Ini yang membuat Samuel maupun Southgate memberikan pembelaannya kepada manajemen kesebelasan negara Inggris U-20. Mereka tidak menganggap kalau ada jarak yang begitu lebar antara pesepakbola kulit putih dan pesepakbola kulit hitam.

Berdasarkan sejarah, pesepakbola kulit hitam pertama yang melakoni karir profesional, bermain di klub Inggris pada 1889. Arthur Wharton kala itu mendobrak batas-batas kebebeasan warga kulit hitam.

Selain itu, para pesepakbola kulit hitam seperti tak pernah absen membela timnas Inggris. Mereka bahkan kerap menjadi kunci utama yang menyelamatkan nama baik sepakbola Inggris.

Barangkali foto-foto kegiatan kesebelasan negara Inggris U-20 tersebut memang tidak merepresentasikan apa-apa, karena toh mereka juga menjadi juara dalam kompetisi empat negara yang menghadirkan Jerman, Belanda, dan Turki, yang dihelat pada tahun lalu. Dalam kompetisi Toulon yang dihelat pada Mei kemarin, Inggris pun berhasil menduduki peringkat keempat.

Melihat fakta di atas, benarkah klaim Rio—dan kita yang selalu cepat tanggap terhadap rumor—benar adanya?

Komentar