Saat Louis van Gaal Melunak karena Tekanan Isu Pemecatan

Berita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Saat Louis van Gaal Melunak karena Tekanan Isu Pemecatan

Louis Van Gaal menargetkan kemenangan melawan Stoke City di Stadion Britannia pada malam ini, Sabtu (26/12). Walau ia tahu mengalahkan Stoke di kandangnya bukanlah hal mudah. Contohnya, Manchester City pernah dikalahkan dua gol tanpa balas.

Van Gaal juga mewaspadai pemain-pemain Stoke seperti Bojan Krkic dan Xherdan Shaqiri, "Kami harus fokus pada pertandingan itu dan memenangkan pertandingan itu. Kami telah menganalisis Stoke dan memperlihatkan bola-bola udara. Anda harus mengatasi setiap keadaan dan itulah sebabnya kami sedang mempersiapkan diri untuk pertandingan itu sehingga kami dapat menunjukan pemain kita seperti apa," ujarnya seperti dikutip dari situs resmi United.

Jelang pertandingan, manajer asal Belanda itu mengubah metode kepemimpinannya. Salah satunya dengan lebih terbuka kepada kritik pemainnya selama latihan. Selain itu, biasanya para pemain menghabiskan waktu di Carrington dari pukul 1 siang sampai 5 sore. Akan tetapi latihan digelar pagi hari agar para pemain bisa menghabiskan sisa waktu bersama keluarganya.

Para pemain pun tidak lagi dipaksa untuk mematuhi waktu makan yang ketat. Rooney dkk., juga tidak wajib makan bersama-sama secara berkelompok. Semuanya dibebaskan sarapan dan makan sesuai dengan kecocokan waktu mereka.

Sebetulnya Van Gaal punya budaya perjamuan klub, yaitu pemain wajib menghadiri makan ringan setelah pertemuan malam hari di Hotel Lowry. Tapi saat ini para pemain dibiarkan santai setelah pertemuan tersebut.

Kabarnya, perubahan gaya ini karena Wayne Rooney dan Michael Carrick memperingatkan Van Gaal tentang kondisi ruang ganti. Mereka menganggap metodenya salama ini membosankan dan gaya pendekatan Van Gaal kurang memuaskan para pemain. Tapi sekarang Van Gaal bersedia lebih mendengarkan saran-saran pemainnya tersebut.

Mark Hughes, Manajer Stoke City, pun turut memperhatikan Van Gaal. Sebagai mantan pemain United, ia menceritakan tentang manajer yang pernah dipecat pada eranya. Hughes menceritakan tentang Dave Sexton yang dipecat karena sepakbola membosankan pada 1981. Kemudian Ron Atkinson dipecat karena lima tahun tidak memberikan gelar liga domestik.

Bahkan seorang Ferguson pun dua kali pernah akan dipecat. Tapi Hughes yakin jika Van Gaal memiliki apa yang diperlukan United untuk keluar dari badai saat ini, meskipun memerlukan sedikit kesabaran.

"Louis van Gaal adalah manajer yang sangat berpengalaman. Dia pernah dalam situasi ini sebelumnya. Anda melihatnya di Barcelona, Bayern Munich dan klub papan atas Eropa lainnya dan dia mengakhiri di Manchester United sebagai konsekuensi dari keberhasilan yang ia punya. Dia tahu apa yang perlu dilakukan tapi dia dalam periode transisi yang membawanya untuk melewatinya," katanya seperti dikutip dari Daily Mail.

Tapi dalam waktu dekat ini Van Gaal nampak berhasil melenturkan kekakuannya. Para pemain pun dikabarkan terkesan dengan pidatonya yang menyerukan persatuan tim saat hari Natal. Kebutuhan Van Gaal saat ini hanya kemenangan atas Stoke City malam hari nanti. Tentu untuk mengangkat United dari keterpurukan sekaligus moralitas kesebelasannya.

Sumber lain : Sportsmail, The Guardian,

Komentar