Pada 16 Maret 2015 lalu Sunderland resmi memutus kontrak kerja sang manajer, Gustavo Poyet. Kala itu Sunderland baru babak belur dihajar West Ham United dengan kekalahan 4-0 di kandang sendiri, Stadium of Light.
Poyet menjadi pahlawan karena berhasil menyelamatkan kesebelasan bertajuk The Black Cats tersebut dari zona degradasi Liga Primer Inggris 2013/2014. Tapi saga transfer yang terjadai pada musim kedua Poyet dianggap sebagai salah satu hal yang menghambat perkembangan Sunderland.
Akhirnya, keinginan para pendukung Sunderland untuk melengserkan Poyet pun terealisasikan usai Sunderland dikalahkan West Ham empat gol tanpa balas. Jajaran direksi pun tak perlu waktu lama untuk menunjuk Dick Advocaat, mantan pelatih Serbia, sebagai pengganti Poyet.
Tugas manajer asal Belanda itu adalah menyelamatkan John O'Shea dkk lolos degradasi. Saat itu, Sunderland tak sedang berada dalam performa terbaiknya. Mereka hanya berhasil duduk di peringkat 17 klasemen sementara Liga Primer Inggris 2014/2015.
Tugas yang tentunya tak ringan itu pada akhirnya mampu diemban oleh Advocaat. Sunderland bertahan di Premier League, Advocaat mendapat perpanjangan kontrak setahun.
Pada bursa transfer musim panas 2015, manajer yang pernah membawa Zenit Saint Petersburg, Glasgow Rangers dan PSV Eindhoven juara liga ini, juga dipersilakan untuk mencari pemain baru demi memperkuat skuatnya.
Jermain Lens (Dynamo Kyiv), Fabio Borini (Liverpool), Younes Kaboul (Tottenham Hotspurs), Yann M'Villa (Rubin Kazan), Ola Toivonen (Rennes), DeAndre Yedlin (Tottenham), didatangkan untuk menutupi kepergian Connor Wickham (Crystal Palace), Emanuele Giaccherini (Bologna), Anthony Reveillere (tanpa klub), dan lainnya. Pemain-pemain tersebut belum termasuk dengan pemain yang dipermanenkan seperti Ricardo Alvarez dan Sebastian Coates.
Kendati demikian, kedatangan para pemain baru dan mempertahankan pilar lama masih belum bisa membawa Sunderland menuju peringkat yang lebih baik. O'Shea dkk belum sekali pun memetik kemenangan sejak liga musim ini dimulai.
Baca juga : Naskah Drama Mourinho Terbaru Berjudul âTrouble Winnersâ
Satu-satunya hasil positif didapat ketika menjamu West Ham United pada Sabtu (3/10) lalu. Laga ini berakhir imbang 2-2. Advocaat pun mengundurkan diri usai pertandingan.
Ia mengaku telah mengajukan permohonan pengunduran diri sejak kekalahan 0-3 atas Manchester United, Sabtu (26/9) lalu. Namun, pihak direksi tetap mengupayakan agar ia bertahan.
Advocaat rupanya tetap tidak kerasan walau kesebelasannya terhindar dari kekalahan atas West Ham. Manajer kelahiran 27 September 1947 tersebut tetap pesimis untuk menyelamatkan Sunderland dari degradasi dengan skuat saat ini.
"Skuat kami tidak cukup baik. Klub tahu bahwa kami harus memperkuat diri, tapi sampai saat ini saya tidak pernah diberi tahu tentang seberapa besar yang bisa digunakan untuk mencapai tujuan ini. Perjuangan melawan degradasi tidak seperti menikmati secangkir teh. Sudah waktunya bagi orang lain untuk mengambil alih. Saat ini saya merasa tidak dapat mengenali diri saya sendiri," ungkap Advocaat.
Ada yang pergi tentu akan ada yang datang. Khusus konteks seorang manajer itu berlaku jika para direksi tidak memilih suksesor dari asisten atau staff lain dari kesebelasan itu sendiri. Akan tetapi sejauh ini muncul beberapa nama yang akan mengisi kekosongan sepeninggal Advocaat.
Pada awalnya Patrick Vieira muncul sebelum Advocaat mengundurkan diri. Pelatih akademi Manchester City itu dipersiapkan sebagai antisipasi jika kursi manajer The Black Cats dipastikan kosong. Sayangnya belum ada kabar lebih lanjut tentang Vieira yang juga sempat diincar Newcastle United tersebut.
Sunderland pun mempertimbangkan nama David Moyes, manajer Real Sociedad. Tapi apa boleh buat, Moyes menolak tegas tawaran memimpin O'Shea dkk dan memilih bertahan di kesebelasan besutannya saat ini.
Beberapa nama lain juga dikabarkan menolak tawaran menangani The Black Cats saat ini: Sam Allardyce, Harry Redknapp dan Sean Dyche.
Kendati demikian, informasi yang berkembang adalah Sunderland tengah mengupayakan menggaet Nigel Pearson, mantan Manajer Leicester City, atau Walter Mazzari, mantan pelatih Internazionale Milan.
Sungguh ironis bagi kesebelasan yang sebetulnya masih memiliki skuat mumpuni dan menembus final Piala Liga 2014 ini untuk mengalami penolakan dari empat manajer berbeda. Bahkan Allardyce, Redknapp dan Dyche yang sedang menganggur sekali pun.
Para pendukung The Black Cats kini hanya bisa berharap Lee Congerton, Direktur Olahraga Sunderland, bisa merayu satu di antara Pearson, Mazzari, atau Vieira.
Sementara itu The Black Cats sendiri menyisakan staf pelatih di dalam tubuhnya sendiri seperti Paul Bracewell (asisten), Adrian Tucker (pelatih kiper), Antonio Pintus (pelatih fisik), serta nama lainnya. Mungkin salah satu dari mereka bisa saja mendadak diberi tanggung jawab skuat yang dikatakan tidak ideal ini bagi Advocaat.
Sumber : BBC, Daily Mail, The Guardian, Transfermarkt, Wikipedia,
Komentar