Empat musim bermain di Liverpool, Fernando Torres tak  sekalipun mengangkat trofi. Kejenuhannya pun memuncak pada Januari 2011. Ketika  ia meminta Liverpool untuk melepasnya dan menerima mahar 50 juta poundsterling yang ditawarkan Roman Abramovich.
Memang, Torres berhasil merengkuh mimpinya bersama Chelsea. Bersama London Biru, El Nino berhasil mengangkat trofi Piala FA dan Liga Champions pada 2012. Namun, trofi tampaknya tak membuat dirinya bahagia sepenuhnya. Karena,  di balik keberhasilannya itu, ternyata Torres tak seproduktif dulu. Hal yang kemudian sangat mengganggu benak pemain hasil binaan Atletico Madrid ini.
Hingga musim lalu, raihan gol Torres tak sepadan dengan nilai transfernya yang pernah memecahkan rekor transfer EPL itu. Dari 102 penampilannya di liga bersama Chelsea, pemain berusia 30 tahun ini hanya mencetak 20 gol. Jumlah itu tentu teramat sedikit, mengingat, pada musim pertamanya membela Liverpool, Torres mampu mencatatkan 24 gol dari 33 penampilannya di Liga Inggris.
Torres menyadari bahwa kemampuannya mencetak gol semakin menurun. Dan ia tak mengerti, kenapa hal itu bisa terjadi padanya. Namun, ia tak menyerah untuk membuktikan kepada semua orang bahwa ia masih seorang penyerang yang bisa mencetak banyak gol, layaknya dulu.
"Aku sudah menjadi Torres yang berbeda. Dan aku harus jujur, aku rindu pada diriku yang dulu. Aku yang selalu menjadi pilihan utama di setiap pertandingan,â ujar Torres pada salah satu media Perancis.
Torres bukan tanpa usaha untuk  mengembalikan performanya. Ia sering menonton kumpulan video-videonya ketika ia rajin mencetak gol. Ia juga memperhatikan apa yang ia lakukan ketika hendak mencetak gol. Tapi Torres tak menemukan apa-apa. Ia merasa telah melakukan hal yang sama, layaknya yang dilakukannya ketika bermain untuk Chelsea saat ini. Yang berbeda hanyalah warna kostum yang ia kenakan dan rekan-rekan bermainnya.
Torres  kemudian menjelaskan bagaimana ia kesulitan menembus skuat utama Chelsea. Itu terjadi padanya sejak tim asal London tersebut diarsiteki pelatih asal Italia, Carlo Ancelotti.
âManajer (Carlo Ancelotti) mengatakan padaku bahwa aku adalah salah satu pemain yang penting. Tapi yang terjadi adalah aku hanya menjadi  penghuni bangku cadangan sebagai backup (Nicolas) Anelka dan (Didier) Drogba. Ketika aku menanyakan kembali, manajer hanya berkata: kita akan bermain sebagai tim,â ungkap Torres berkeluh kesah.
Ya, awalnya Torres berpikiran bahwa Ancelotti-lah yang membuatnya jadi pemain cadangan. Tapi ketika Andres Villas-Boas dan Roberto Di Matteo memperlakukannya dengan cara yang sama, ia pun menyadari ada yang salah dengan dirinya.
Jose Mourinho, pelatih Chelsea saat ini, pun tidak puas dengan performa Torres. Oleh karena itu, pelatih yang akrab disapa Mou itu berencana mendatangkan penyerang baru.
Tapi Torres adalah Torres. Ia tetap akan memperjuangkan harga dirinya, dengan cara memberikan kontribusi nyata untuk tim yang ia bela. Seperti ketika ia bermain untuk Atletico Madrid ataupun Liverpool.
âAku akan melanjutkan usahaku untuk kembali meraih kepercayaan pelatih. Aku akan membuktikan bahwa aku bisa melakukannya. Aku tak perlu lagi menganalisa apa yang terjadi dengan diriku. Hanya satu yang perlu aku lakukan, yaitu kembali mencetak gol,â ujar Torres.
Pencetak 36 gol untuk timnas Spanyol ini tentunya berharap, pada gelaran  Piala Dunia 2014  nanti, ia bisa tampil semaksimal mungkin. Agar Mou sadar, bahwasanya seorang Fernando Torres tak layak menjadi pemanas bangku cadangan.
foto: calcioworld.it
[ar]
Komentar